Pembebasan sandera dari kapal yang dibajak teroris di tengah laut di Selat Makassar dekat perairan Balikpapan menjadi skenario utama latihan kesiapsiagaan operasional Komando Armada Timur (Koarmatim) TNI AL yang akan dilangsungkan 11-13 Mei ini.
"Operasinya diberi sandi Operasi Nagabanda 15, dengan melibatkan 700 prajurit Koarmatim," kata Kepala Dinas Penerangan Armada RI kawasan Timur (Kadispenarmatim) Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman, di Balikpapan, Kamis malam. Operasi ini akan ditampilkan di depan publik di Balikpapan.
Ke-700 prajurit itu menggunakan empat kapal perang (KRI), dua unit Combat Boat, empat unit Sea Rider, satu pesawat udara jenis Cassa dan dua helikopter Bell. KRI yang dilibatkan adalah KRI Ki Hajar Dewantara 364, KRI Surabaya 591, KRI Birang 831, dan KRI Keris 624.
Maman mengemukakan, setelah TNI AL meneriman informasi penyanderaan kapal tanker MT Permina di perairan Selat Makassar dekat Balikpapan, maka operasi penyelamatan sandera dan kapal segera diluncurkan.
"Yang pertama kami luncurkan tim Kopaska 1. Mereka terjun dari ketinggian 5.000 kaki dengan menggunakan pesawat Cassa CN 212. Tim Kopaska 1 ini mendarat langsung di geladak kapal untuk menguasai dan mengamankan geladak," katanya.
Operasi oleh Komando Pasukan Katak (Kopaska) ini disebut Combat Free Fall (CFF). Kopaska adalah satuan pasukan khusus yang dimiliki TNI AL.
Langkah kedua adalah maritim interdiction operation atau MIO. Dalam MIO ini, Tim Kopaska 2 merapat ke kapal MT Permina dengan menggunakan perahu karet cepat (Sea Rider) di lambung kanan kapal.
Kopaska 2 maju dan siap terlibat dalam tembak-menembak jarak dekat (close quarter battle/CQB atau close quarter combat/CQC) untuk menguasai anjungan kapal. Juga naik dari sisi kanan kapal Tim Kopaska 3 untuk menguasai ruang mesin.
"Sementara Sea Rider 3 dan 4 yang berisi Tim Kopaska 4 dan 5 bermanuver mengelilingi kapal untuk mengalihkan perhatian (deception) dan melindungi tim yang sudah ada di geladak," lanjut Kadispenarmatim.
Karena ditemukan bom di kapal, maka sebagian Tim Kopaska 4 yang memiliki kemampuan menjinakkan bahan peledak segera dikirim ke kapal. Mereka segera meluncur turun dari helikopter Bell dengan menggunakan tali untuk menjinakkan bom tersebut.
Saat operasi di laut berlangsung, di darat di Pelabuhan Balikpapan sudah bersiap tim medis. Polisi juga menyiagakan Tim Antiteror dan Tim DVI atau tim identifikasi dan forensik.
"Ditutup dengan penyerahan para tersangka teroris dari POM AL kepada Kepolisian," demikian Kadispenarmatim Letkol Laut Maman Sulaeman.
"Operasinya diberi sandi Operasi Nagabanda 15, dengan melibatkan 700 prajurit Koarmatim," kata Kepala Dinas Penerangan Armada RI kawasan Timur (Kadispenarmatim) Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman, di Balikpapan, Kamis malam. Operasi ini akan ditampilkan di depan publik di Balikpapan.
Ke-700 prajurit itu menggunakan empat kapal perang (KRI), dua unit Combat Boat, empat unit Sea Rider, satu pesawat udara jenis Cassa dan dua helikopter Bell. KRI yang dilibatkan adalah KRI Ki Hajar Dewantara 364, KRI Surabaya 591, KRI Birang 831, dan KRI Keris 624.
Maman mengemukakan, setelah TNI AL meneriman informasi penyanderaan kapal tanker MT Permina di perairan Selat Makassar dekat Balikpapan, maka operasi penyelamatan sandera dan kapal segera diluncurkan.
"Yang pertama kami luncurkan tim Kopaska 1. Mereka terjun dari ketinggian 5.000 kaki dengan menggunakan pesawat Cassa CN 212. Tim Kopaska 1 ini mendarat langsung di geladak kapal untuk menguasai dan mengamankan geladak," katanya.
Operasi oleh Komando Pasukan Katak (Kopaska) ini disebut Combat Free Fall (CFF). Kopaska adalah satuan pasukan khusus yang dimiliki TNI AL.
Langkah kedua adalah maritim interdiction operation atau MIO. Dalam MIO ini, Tim Kopaska 2 merapat ke kapal MT Permina dengan menggunakan perahu karet cepat (Sea Rider) di lambung kanan kapal.
Kopaska 2 maju dan siap terlibat dalam tembak-menembak jarak dekat (close quarter battle/CQB atau close quarter combat/CQC) untuk menguasai anjungan kapal. Juga naik dari sisi kanan kapal Tim Kopaska 3 untuk menguasai ruang mesin.
"Sementara Sea Rider 3 dan 4 yang berisi Tim Kopaska 4 dan 5 bermanuver mengelilingi kapal untuk mengalihkan perhatian (deception) dan melindungi tim yang sudah ada di geladak," lanjut Kadispenarmatim.
Karena ditemukan bom di kapal, maka sebagian Tim Kopaska 4 yang memiliki kemampuan menjinakkan bahan peledak segera dikirim ke kapal. Mereka segera meluncur turun dari helikopter Bell dengan menggunakan tali untuk menjinakkan bom tersebut.
Saat operasi di laut berlangsung, di darat di Pelabuhan Balikpapan sudah bersiap tim medis. Polisi juga menyiagakan Tim Antiteror dan Tim DVI atau tim identifikasi dan forensik.
"Ditutup dengan penyerahan para tersangka teroris dari POM AL kepada Kepolisian," demikian Kadispenarmatim Letkol Laut Maman Sulaeman.
☠ antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.