Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko dan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti meninjau Pos Perbatasan Satgas Pamtas Republik Indonesia (RI) - Papua Nugini(PNG) Batalyon Infanteri (Yonif) 323/Raider, serta memberikan pengarahan kepada personel TNI dan Polri yang sedang bertugas di Pos Kotis (Skouw), Jayapura, Papua, Jumat (8/5/2015).
Dalam pengarahannya, Panglima TNI yang didampingi oleh Kapolri menyampaikan bahwa kedatangannya ke Pos Perbatasan RI dan PNG adalah untuk melihat secara langsung Prajurit TNI dan Polri yang sedang bertugas di Jayapura, Papua.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel TNI dan Polri yang sudah bekerja keras dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”, katanya.
“Kepada Komandan Korem dan Komandan Sektor, kehadiran pasukan TNIkedalam suatu wilayah operasi atau ke wilayah manapun harus bisa merubah wilayah itu menjadi positif. Satgas Yonif 323/Raider sudah melaksanakan teritorialnya dengan baik, seperti mengunjungi sekolah-sekolah, memberikan contoh kedisplinan dan menyampaikan bagaimana caranya untuk bisa masuk dan menjadi anggota TNI”, tegas Panglima TNI.
“Kepada putera daerah yang ingin masuk dan menjadi anggota TNI, agar diberikan prioritas.
Kalau ada kendala mengenai persyaratan dari awal, sehingga pada saat test banyak gugur, para personel TNI yang berada di daerah harus dapat membantu memberikan pengarahan kepada putera daerah, bagaimana caranya agar dia bisa lulus menjadi anggota TNI”, ujar Jenderal TNI Moeldoko.
Lebih lanjut Panglima TNI menjelaskan bahwa dalam konteks sosial, apabila seorang Prajurit TNI menguasai bidang pertanian hendaknya disosialisasikan kepada masyarakat setempat agar mereka mengerti, sehingga masyarakat bertambah kemauannya dan tetap semangat karena didorong oleh anggota TNI yang sedang bertugas di daerah tersebut.
“Prajurit TNI tidak boleh menyakiti hati rakyat dan berbuat semena-mena kepada rakyat”, tegas Panglima TNI.
Jenderal TNI Moeldoko juga menyampaikan bahwa masih ada prajurit TNI yang meninggal dikarenakan sakit malaria.Apabila ada yang terkena malaria, segera dibawa ke rumah sakit yang ada di Jayapura,karena kalau mengandalkan yang ada di posko, itu tidak maksimal.
“Saya tidak menghendaki kalau masih ada yang meninggal karena sakit malaria, Prajurit TNI yang bertugas diperbatasan adalah sebagai pasukan yang terdepan”, kata Panglima TNI.
Usai memberikan pengarahan, Panglima TNI dan Kapolri meninjau Rumah Sakit Apung KRI Soeharso yang berada di Pelabuhan Jayapura untuk melihat kegiatan Bhakti Sosial berupa pengobatan gratis, seperti operasi katarak, sunatan massal dan gigi, yang dilaksanakan tanggal 4 s.d. 10 Mei 2015.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut,Asrenum Panglima TNI Mayjen TNI Sumedy, S.E., M.M., Asintel Panglima TNI Mayjen TNI (Mar) Faridz Washington, S.E., Asops Panglima TNI Mayjen TNI Indra Hidayat, Aspers Panglima TNI Laksda TNI Sugeng Darmawan, S.E., Aslog Panglima TNI Marsda TNI Nugroho Prang Sumadi, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha Garjitha, S.E., dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Fuad Basya.
Dalam pengarahannya, Panglima TNI yang didampingi oleh Kapolri menyampaikan bahwa kedatangannya ke Pos Perbatasan RI dan PNG adalah untuk melihat secara langsung Prajurit TNI dan Polri yang sedang bertugas di Jayapura, Papua.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel TNI dan Polri yang sudah bekerja keras dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”, katanya.
“Kepada Komandan Korem dan Komandan Sektor, kehadiran pasukan TNIkedalam suatu wilayah operasi atau ke wilayah manapun harus bisa merubah wilayah itu menjadi positif. Satgas Yonif 323/Raider sudah melaksanakan teritorialnya dengan baik, seperti mengunjungi sekolah-sekolah, memberikan contoh kedisplinan dan menyampaikan bagaimana caranya untuk bisa masuk dan menjadi anggota TNI”, tegas Panglima TNI.
“Kepada putera daerah yang ingin masuk dan menjadi anggota TNI, agar diberikan prioritas.
Kalau ada kendala mengenai persyaratan dari awal, sehingga pada saat test banyak gugur, para personel TNI yang berada di daerah harus dapat membantu memberikan pengarahan kepada putera daerah, bagaimana caranya agar dia bisa lulus menjadi anggota TNI”, ujar Jenderal TNI Moeldoko.
Lebih lanjut Panglima TNI menjelaskan bahwa dalam konteks sosial, apabila seorang Prajurit TNI menguasai bidang pertanian hendaknya disosialisasikan kepada masyarakat setempat agar mereka mengerti, sehingga masyarakat bertambah kemauannya dan tetap semangat karena didorong oleh anggota TNI yang sedang bertugas di daerah tersebut.
“Prajurit TNI tidak boleh menyakiti hati rakyat dan berbuat semena-mena kepada rakyat”, tegas Panglima TNI.
Jenderal TNI Moeldoko juga menyampaikan bahwa masih ada prajurit TNI yang meninggal dikarenakan sakit malaria.Apabila ada yang terkena malaria, segera dibawa ke rumah sakit yang ada di Jayapura,karena kalau mengandalkan yang ada di posko, itu tidak maksimal.
“Saya tidak menghendaki kalau masih ada yang meninggal karena sakit malaria, Prajurit TNI yang bertugas diperbatasan adalah sebagai pasukan yang terdepan”, kata Panglima TNI.
Usai memberikan pengarahan, Panglima TNI dan Kapolri meninjau Rumah Sakit Apung KRI Soeharso yang berada di Pelabuhan Jayapura untuk melihat kegiatan Bhakti Sosial berupa pengobatan gratis, seperti operasi katarak, sunatan massal dan gigi, yang dilaksanakan tanggal 4 s.d. 10 Mei 2015.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut,Asrenum Panglima TNI Mayjen TNI Sumedy, S.E., M.M., Asintel Panglima TNI Mayjen TNI (Mar) Faridz Washington, S.E., Asops Panglima TNI Mayjen TNI Indra Hidayat, Aspers Panglima TNI Laksda TNI Sugeng Darmawan, S.E., Aslog Panglima TNI Marsda TNI Nugroho Prang Sumadi, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha Garjitha, S.E., dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Fuad Basya.
♔ TNI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.