F-16V saat terbang perdana ★
Lockheed Martin menyatakan Indonesia kemungkinan akan membeli F-16V (Viper) sehingga akan memperpanjang garis produksi pesawat tersebut setidaknya sampai 2018.
Meskipun Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengatakan pada bahwa negara Indonedia telah memilih Sukhoi Su-35 untuk mengganti F-5 Tiger, kesepakatan itu belum ditandatangani. Randall Howard, Direktur Pengembangan Bisnis Lockheed Martin sebagaimana dikutip Aviation Week Rabu 11 November 2015 mengatakan persaingan masih terbuka. Bahkan menurutnya Indonesia, sedang mempertimbangkan F-16V, yang merupakan varian F-16 paling canggih yang dilengkapi radar Northrop Grumman APG-83, sebuah sensor dengan active electronically scanning array.
Namun Howard tidak menyebutkan jumlah F-16 yang akan dibeli Indonesia. Tetapi Menhan Ryamizard menyatakan akan membeli sedikitnya delapan Su-35 sehingga bisa membangun satu skuadron penuh.
Seperti diketahui order terakhir F-16 datang dari Irak sebanyak 36 pesawat yang pengirimannya akan berakhir pada 2017. Jika tidak ada pesanan baru maka jalur produksi pesawat yang sudah 43 tahun sejak terbang perdana itu harus ditutup. Tetapi jika pesanan delapan pesawat benar datang dari Indonesia maka garis produksi akan bisa diperpanjang setidaknya hingga 2018.
Di antara jet tempur supersonik Barat, hanya F-4 Phantom yang dibangun 1958-1981 yang mengalahkan produksi F-16 yang telah melahirkan 4.500 pesawat.
Su-35 dan F-16V menjadi dua pesawat yang bersaing di Indonesia selain Rafale, Typhoon dan Gripen. Bedanya kedua pesawat ini memiliki pintu yang lebih mudah mengingat Indonesia sebelumnya telah mengoperasionalkan F-16 dan Su-27/30 yang merupakan pendahulu Su-35. Angkatan udara negara Indonesia saat ini memiliki 16 Flanker dan 10 F-16A / B.
Lockheed Martin menyatakan Indonesia kemungkinan akan membeli F-16V (Viper) sehingga akan memperpanjang garis produksi pesawat tersebut setidaknya sampai 2018.
Meskipun Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengatakan pada bahwa negara Indonedia telah memilih Sukhoi Su-35 untuk mengganti F-5 Tiger, kesepakatan itu belum ditandatangani. Randall Howard, Direktur Pengembangan Bisnis Lockheed Martin sebagaimana dikutip Aviation Week Rabu 11 November 2015 mengatakan persaingan masih terbuka. Bahkan menurutnya Indonesia, sedang mempertimbangkan F-16V, yang merupakan varian F-16 paling canggih yang dilengkapi radar Northrop Grumman APG-83, sebuah sensor dengan active electronically scanning array.
Namun Howard tidak menyebutkan jumlah F-16 yang akan dibeli Indonesia. Tetapi Menhan Ryamizard menyatakan akan membeli sedikitnya delapan Su-35 sehingga bisa membangun satu skuadron penuh.
Seperti diketahui order terakhir F-16 datang dari Irak sebanyak 36 pesawat yang pengirimannya akan berakhir pada 2017. Jika tidak ada pesanan baru maka jalur produksi pesawat yang sudah 43 tahun sejak terbang perdana itu harus ditutup. Tetapi jika pesanan delapan pesawat benar datang dari Indonesia maka garis produksi akan bisa diperpanjang setidaknya hingga 2018.
Di antara jet tempur supersonik Barat, hanya F-4 Phantom yang dibangun 1958-1981 yang mengalahkan produksi F-16 yang telah melahirkan 4.500 pesawat.
Su-35 dan F-16V menjadi dua pesawat yang bersaing di Indonesia selain Rafale, Typhoon dan Gripen. Bedanya kedua pesawat ini memiliki pintu yang lebih mudah mengingat Indonesia sebelumnya telah mengoperasionalkan F-16 dan Su-27/30 yang merupakan pendahulu Su-35. Angkatan udara negara Indonesia saat ini memiliki 16 Flanker dan 10 F-16A / B.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.