Korpaskhas Prioritaskan Pengembangan Pertahan Udara, Peluru KendaliP2 Commando produksi PT SSE ☆
Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI AU perlu melakukan peremajaan dan pembaruan alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Kondisi tersebut mengingat berkembangnya kemajuan zaman dan makin tingginya beragam ancaman pertahanan keamanan negara. Alutsista buatan dalam negeri menjadi andalan bagi pasukan khusus tersebut.
"Kami cinta produk dalam negeri. Maka kami mengutamakan (alutsista) produksi dalam negeri," kata Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI Adrian Wattimena usai acara pengangkatan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu sebagai Warga Kehormatan Korpaskhas di Mako Paskhas TNI AU, Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (9/11/2015).
Menurut Adrian, Korpaskhas tetap setia dengan produk made in Indonesia yang tak kalah bagus kualitasnya dengan produksi luar negeri. Tentu saja, sambung dia, mengandalkan alutsista buatan bangsa sendiri bisa menciptakan industri atau perusahaan negara atau swasta dalam negeri semakin berkembang.
TNI AU secara bertahap akan memperbarui alutsista. Adrian menegaskan, sebanyak 119 tipe alutsista yang tengah diproses pemerintah.
"Standar kita ialah produk buatan Pindad dan perusahaan dalam negeri lainnya. Karena kekuatan militer suatu negara itu tergantung dari kemampuan negara memproduksi sistem pertahanannya," kata Adrian.
Jenis alutsista dimaksud Adrian antara lain kendaraan tempur Anoa produksi PT Pindad serta P2-Commando buatan PT Sentra Surya Ekajaya. "Kini prioritas kami mengembangkan pertahanan udara, yaitu merencanakan peluru kendali," ujar Adrian.
Menhan Ryamizard Ryacudu beserta Adrian dan rombongan sempat melihat aneka produk alutsista yang dipamerkan sejumlah perusahaan antara lain PT Pindad, PT Sentra Surya Ekajaya dan PT Indo Pacific Communication & Defence di area lapangan upacara Mako Paskhas TNI AU. Produk itu terdiri berbagai kendaraan tempur, senjata api dan pesawat.
Ryamizard mengatakan pada era modern saat ini pasukan khusus seperti Korpaskhas TNI AU perlu alutsista berbasis teknologi canggih atau sistem kerja komputer. "Untuk saat ini alutsista pasukan khusus sudah ideal. Tapi ada hal perlu ditambah, karena sudah lama. Lalu IT (berbasis Informasi Teknologi) yang sudah ketinggalan, kami perbarui," ujar Ryamizard.
Lebih lanjut Ryamizard menyebutkan jenis alutsista yang diperlukan pasukan khusus di antaranya senjata untuk penembak runduk, sistem jammer untuk pertahanan dan lainnya. "Kita mampu beli, dananya tidak besar. Anggaran sudah ada, tapi apakah oleh DPR bisa ditambah, kami nanti lihat lagi," kata Ryamizard.
Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI AU perlu melakukan peremajaan dan pembaruan alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Kondisi tersebut mengingat berkembangnya kemajuan zaman dan makin tingginya beragam ancaman pertahanan keamanan negara. Alutsista buatan dalam negeri menjadi andalan bagi pasukan khusus tersebut.
"Kami cinta produk dalam negeri. Maka kami mengutamakan (alutsista) produksi dalam negeri," kata Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI Adrian Wattimena usai acara pengangkatan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu sebagai Warga Kehormatan Korpaskhas di Mako Paskhas TNI AU, Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (9/11/2015).
Menurut Adrian, Korpaskhas tetap setia dengan produk made in Indonesia yang tak kalah bagus kualitasnya dengan produksi luar negeri. Tentu saja, sambung dia, mengandalkan alutsista buatan bangsa sendiri bisa menciptakan industri atau perusahaan negara atau swasta dalam negeri semakin berkembang.
TNI AU secara bertahap akan memperbarui alutsista. Adrian menegaskan, sebanyak 119 tipe alutsista yang tengah diproses pemerintah.
"Standar kita ialah produk buatan Pindad dan perusahaan dalam negeri lainnya. Karena kekuatan militer suatu negara itu tergantung dari kemampuan negara memproduksi sistem pertahanannya," kata Adrian.
Jenis alutsista dimaksud Adrian antara lain kendaraan tempur Anoa produksi PT Pindad serta P2-Commando buatan PT Sentra Surya Ekajaya. "Kini prioritas kami mengembangkan pertahanan udara, yaitu merencanakan peluru kendali," ujar Adrian.
Menhan Ryamizard Ryacudu beserta Adrian dan rombongan sempat melihat aneka produk alutsista yang dipamerkan sejumlah perusahaan antara lain PT Pindad, PT Sentra Surya Ekajaya dan PT Indo Pacific Communication & Defence di area lapangan upacara Mako Paskhas TNI AU. Produk itu terdiri berbagai kendaraan tempur, senjata api dan pesawat.
Ryamizard mengatakan pada era modern saat ini pasukan khusus seperti Korpaskhas TNI AU perlu alutsista berbasis teknologi canggih atau sistem kerja komputer. "Untuk saat ini alutsista pasukan khusus sudah ideal. Tapi ada hal perlu ditambah, karena sudah lama. Lalu IT (berbasis Informasi Teknologi) yang sudah ketinggalan, kami perbarui," ujar Ryamizard.
Lebih lanjut Ryamizard menyebutkan jenis alutsista yang diperlukan pasukan khusus di antaranya senjata untuk penembak runduk, sistem jammer untuk pertahanan dan lainnya. "Kita mampu beli, dananya tidak besar. Anggaran sudah ada, tapi apakah oleh DPR bisa ditambah, kami nanti lihat lagi," kata Ryamizard.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.