DPR dan PM Jepang Berbincang Soal Laut China Selatan Hingga Alutsista[Indah Mutiara Kami/Detikcom] ★
Delegasi DPR pagi ini bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di kantornya. Dalam pertemuan itu, ada beberapa hal yang diperbincangkan, mulai dari topik soal pertahanan hingga Laut China Selatan.
"Kita bersama antara pemerintah Jepang dan Indonesia aktif melaksanakan perdamaian dan khususnya kawasan Asia Pasifik untuk Laut China Selatan. PM menanggapi serius sekali kawasan tersebut demi mengamankan perdamaian Asia Selatan," kata Ketua DPR Setya Novanto usai pertemuan di Kantor PM Jepang, Kamis (12/11/2015).
Novanto mengaku memuji PM Abe soal perannya di kawasan Laut China Selatan. PM Abe kemudian menanggapi.
"PM dengar itu, harus bersatu bersama antara Indonesia dan Jepang demi keamanan dunia," lanjutnya.
Selain itu, mereka juga berbicara tentang alutsista. Novanto bicara soal komitmen perjanjian Indonesia-Jepang terkait alutsista yang sudah diteken.
"Kerjasama ini (soal alutsista) tentu bisa kita tingkatkan," ujar politikus Golkar ini.
Pertemuan dengan PM Jepang ini termasuk dalam rangkaian kunjungan muhibah DPR ke Jepang. Ada 11 orang anggota DPR yang ikut ke Jepang namun hanya 5 yang bertemu dengan PM Abe karena memang dibatasi. (imk/van)
Program Maritim Hingga Ikan Koi [Indah Mutiara Kami/Detikcom] ★
Ketua DPR Setya Novanto pagi tadi bertemu dengan Kaisar Jepang Akihito di Imperial Palace. Kunjungan kehormatan itu berlangsung secara santai dan penuh senda gurau.
"Kami bicarakan kunjungan antara Indonesia dan Jepang yang punya sejarah tinggi. Bukan hanya di bidang ekonomi tapi juga di bidang lainnya. Kami juga menyinggung program Jokowi soal Maritim," kata Novanto kepada wartawan di sela-sela kunjungan di Tokyo, Jepang, Rabu (11/11/2015).
Pertemuan itu memang berlangsung tertutup. Di awal pertemuan, ketika masih boleh diliput media, Kaisar Akihito sempat menitipkan salam untuk Presiden Jokowi.
Menurut Novanto, Akihito melihat Indonesia sebagai negara besar. Kerjasama pun tidak boleh putus.
"Secara sejarah, Indonesia dengan Jepang punya hubungan batin yang sangat tinggi," ujar Novanto mengulangi pernyataan Kaisar Akihito.
Dalam pertemuan singkat selama 20 menit itu, Novanto dan Kaisar Akihito sempat mengobrol soal ikan koi. Alkisah, Akihito pada tahun 1962 silam pernah ke Indonesia. Dia lalu pulang dengan membawa ikan mas pemberian Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Ikan mas itu dikawin silang dengan ikan koi di Jepang. Hasilnya, bibit ikan hasil perkawinan silang itu dibawa lagi ke Indonesia pada 1991 saat Akihito sudah menjabat sebagai kaisar.
"Ini jadi contoh ikan yang disilang antara Indonesia dan Jepang bisa berkembang. Usaha Indonesia-Jepang bisa seperti ikan-ikan," tuturnya.
Dalam pertemuan itu, Novanto juga didampingi oleh istrinya, Deisti Astrianti. Sang istri sempat berbincang juga dengan Permaisuri Jepang, Michiko soal batik dan angklung.
"Beliau mencintai produk-produk Indonesia. Juga diungkapkan beliau ingin mempelajari angklung," ungkap Novanto.
Ketua DPR berada di Jepang dalam rangka kunjungan muhibah. Sebanyak 10 orang anggota DPR peserta rombongan lainnya tidak ikut dalam kunjungan kehormatan ke Kaisar Akihito.
Ada 11 wakil rakyat yang ikut sebagai delegasi DPR ke Jepang pada 9-13 November 2015, yaitu Setya Novanto (Ketua DPR-Golkar), Fadli Zon (Wakil Ketua DPR - Gerindra), Roem Kono (Ketua BURT- Golkar), Robert Joppy Kardinal (Golkar), Ahmad Muzani (Gerindra), Fary Djemi Francis (Gerindra), Aryo Djojohadikusumo (Gerindra), Helmy Faishal Zaini (PKB), Epyardi Asda (PPP), Melani Leimena Suharli (Demokrat), dan Nurdin Tampubolon (Hanura). (imk/tor)
♆ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.