Sabtu, 01 November 2025

Prabowo-Presiden Korsel Bahas Proyek Jet Tempur KF-21

https://awsimages.detik.net.id/visual/2022/07/21/jet-tempur-canggih-patungan-korea-selatan-indonesia-kf-21if-21-boramae-sukses-uji-terbang-perdana-pada-19-juli-2022-dok-angkat-3_169.jpeg?w=650Pesawat KF-21 (ist)

Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung membahas kelanjutan kerja sama bidang pertahanan, yakni proyek pesawat tempur KF-21 Boramae, dalam pertemuan bilateral kedua negara di sela KTT APEC 2025, Gyeongju, Korea Selatan, Sabtu.

Dalam pertemuan yang digelar di sela-sela KTT APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, Sabtu, kedua pemimpin menyinggung pengembangan bersama proyek pesawat tempur sebagai kemitraan pertahanan kedua negara.

Saya pikir kami akan terus membahas tindak lanjut proyek KF-21. Jadi, saya pikir para negosiator terus berlanjut, dan, tentu saja negosiasi selalu bergantung pada faktor ekonomi, harga, dan skema pembiayaan," kata Presiden Prabowo dalam sambutan pengantar melalui rekaman suara yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Presiden Prabowo menjelaskan bahwa para menteri dan tim teknis akan berdiskusi dengan Pemerintah Korea Selatan untuk membahas secara rinci proyek pesawat tempur itu.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Lee menjelaskan bahwa kedua negara telah bekerja sama secara mendalam terkait pengembangan pesawat tempur.

"Saya berharap ini akan menghasilkan hasil yang lebih besar bagi kita berdua, dan kita dapat melanjutkan contoh kerja sama yang baik ini," kata Presiden Lee.

Presiden Lee menjelaskan bahwa kedua negara telah menjalin kerja sama di berbagai bidang, yakni ekonomi, perdagangan dan investasi. Lee menginginkan kerja sama tersebut dapat dibawa ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas kemitraan erat yang telah terjalin antara kedua negara, baik di sektor ekonomi maupun pertahanan.

Kepala Negara menuturkan bahwa selama satu tahun terakhir, komunikasi antara Pemerintah Indonesia dan pelaku industri Republik Korea berjalan intensif.

"Saya bertemu pemimpin industri dan bisnis Korea ketika mereka berkunjung ke Indonesia. Kami berdiskusi panjang lebar, dan kami sangat terbuka untuk partisipasi Korea yang berkelanjutan dalam perekonomian kami. Kami berharap dapat melanjutkan kerja sama ini," kata Presiden Prabowo.

  antara 

[Video] Ujicoba Penembakan Torpedo KSOT

  Dipublikasikan PAL Indonesia 
Sejarah baru pertahanan Indonesia kembali terukir. Menteri Pertahanan RI Bapak Sjafrie Sjamsoeddin memimpin langsung penembakan Torpedo Piranha dari Kapal Selam Otonom, dimonitor oleh Presiden RI Prabowo Subianto melalui sistem komunikasi jarak jauh dari Jakarta.

Dalam uji coba bersejarah ini, KSOT berhasil melakukan manuver dan penembakan Torpedo Piranha dengan presisi tinggi.

PT PAL Indonesia tanpa henti memberikan inovasi dan bukti nyata kemajuan industri nasional yang terus mendukung visi ketahanan teritorial.

     Berikut video dari Youtube : 


  🎥  Youtube  

Update Soal Rencana Pembelian Jet Tempur J-10 Chengdu

 "Efisien, tidak mahal - dan tanpa persyaratan," kata Menhan Pesawat tempur J-10 Vigorous Dragon (DefenceBD)

Di sela konferensi keamanan kawasan di Kuala Lumpur, Jumat (31/10/2024), Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin kepada Bloomberg News mengatakan bahwa Indonesia belum pada tahap finalisasi pembelian jet tempur J-10 Chengdu. Padahal sebelumnya, Sjafrie sempat mengatakan bahwa jet-jet tempur buatan China itu tak lama lagi akan melintas di udara Indonesia.

"Belum selesai -- kami sedang melihat-lihat," kata Sjafrie, saat ditanya soal kesepakatan dengan pihak China.

Sebagai sebuah negara yang "bebas dan aktif, kami bisa pergi ke mana saja untuk melihat mana yang efisien, tidak mahal - dan tanpa persyaratan," kata Sjafrie. "Kami masih menimbang-nimbang."

Pada pertengahan bulan ini, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin mengakui, TNI AU melalui Kemenhan akan membeli jet tempur Chengdu J-10 dari China. Bahkan, Sjafrie membenarkan, jet tempur generasi 4,5 tidak lama lagi tiba di Jakarta.

"Sebentar lagi terbang di Jakarta," kata Sjafrie menjawab pertanyaan Republika di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025). Hanya saja, Sjafrie tidak menjelaskan spesifikasi jet tempur Chengdu Aircraft Industry Corporation (CAC) itu.

Kemenhan memang dilaporkan mengincar 42 jet tempur Chengdu J-10. Informasi yang didapatkan Republika, kunjungan Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto ke Beijing, China pada September lalu, salah satunya membahas sejumlah kerja sama pertahanan, termasuk pembelian jet Vigorous Dragon.

  China pilih hati-hati ke semua pembelinya 
Kementerian Pertahanan China memilih bersikap hati-hati terkait rencana pembelian pesawat jet tempur J-10 Chengdu buatan Tiongkok oleh negara atau pihak lain. China tak ingin pesawat itu jatuh ke tangan yang salah.

"China selalu mengambil sikap yang berhati-hati dan bertanggung jawab dalam ekspor produk militer," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Zhang Xiaogang dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (30/10).

Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, pada 15 Oktober 2025, menyebutkan pesawat tempur Chengdu J-10 buatan China akan segera terbang di Jakarta tanpa mengungkapkan lebih lanjut detail waktu penerbangan jet tempur tersebut.

"Kami bersedia bekerja sama dengan negara-negara yang mencintai perdamaian untuk berbagi pencapaian baru dalam pembangunan peralatan pertahanan serta bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas regional maupun internasional," tambah Zhang.

Sementara itu, Kepala Biro Informasi Pertahanan Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang sebelumnya mengatakan, pesawat tempur Chengdu J-10 buatan China yang ingin dibeli Kemenhan, masih dikaji oleh TNI AU.

Proses pengkajian tersebut dilakukan untuk memastikan pembelian pesawat tempur J-10 tepat untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia.

Ia juga memastikan Kementerian Pertahanan belum membahas nilai anggaran yang akan dikeluarkan pemerintah untuk membeli pesawat tempur asal Negeri Tirai Bambu tersebut.

Sedangkan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan rencana pembelian pesawat tempur J-10 Chengdu asal China tidak akan mengganggu hubungan militer antara TNI dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Terkait kepastian untuk membeli pesawat tempur J-10 Chengdu, Freddy menyerahkan hal tersebut kepada Kementerian Pertahanan.

"Akuisisi pesawat tempur J-10 Chengdu merupakan bagian dari kebijakan pertahanan yang berada di bawah kewenangan dan tanggung jawab Kemhan," tutup Freddy.

  ✈️
Republika  

Jumat, 31 Oktober 2025

Kemenko Polkam Bahas Rencana Peningkatan Kekuatan TNI AD, AL dan AU

Ilustrasi sailing past KRI TNI AL (dispenal)

Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) menggelar rapat membahas peningkatan kekuatan TNI dari mulai matra Angkatan Darat (AD), matra Angkatan Laut (AL) dan matra Angkatan Udara (AU) dalam rapat yang digelar di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Rabu (29/10).

Berdasarkan siaran pers resmi Kemenko Polkam yang diikuti pada Jumat, dijelaskan bahwa peningkatan kekuatan TNI itu dibalut dalam konsep optimum essential force (OEF) yang menjadi amanat RPJMN 2025–2029.

"Melalui rakor ini, Kemenko Polkam memastikan arah pembangunan kekuatan TNI tahun 2025–2029 berjalan terpadu dan sejalan dengan kebijakan pertahanan nasional yang diamanatkan dalam RPJMN,” kata Asisten Deputi (Asdep) Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerja Sama Pertahanan Kemenko Polkam Brigjen TNI (Mar) Kresno Pratowo dalam siaran pers tersebut.

Kresno dalam siaran pers tersebut menjelaskan rapat membahas penguatan TNI di beberapa lini diantaranya TNI AD yang memfokuskan penguatan pertahanan darat di wilayah perbatasan seperti Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur, serta menargetkan pembentukan 750 Batalyon Tempur (BTP) hingga tahun 2029.

Sementara itu, TNI AL berencana membentuk lima Komando Armada (Koarmada) dan lima belas Komando Daerah Maritim (Kodaeral), serta meningkatkan modernisasi sarana dan prasarana kapal baru yang berbasis teknologi informasi.

Adapun TNI AU menargetkan pembentukan 33 Satuan Radar (Satrad) hingga 2029 serta pengembangan Satuan Antariksa di bawah Kohanudnas untuk memperkuat sistem pertahanan udara nasional.

Selain penguatan di tiga matra TNI, rapat tersebut juga membahas beberapa isu strategis lain seperti penguatan satuan siber dan nuklir-biologi-kimia (nubika) untuk meningkatnya ancaman nonkonvensional.

Rapat juga turut penambahan beberapa alat utama sistem senjata (alutsista) strategis termasuk kapal selam, radar pertahanan udara, integrasi sistem pertahanan berbasis Network Centric Warfare dan peningkatan interoperabilitas antar-matra.

"Kesimpulan dan Rekomendasi rakor menyimpulkan bahwa arah pembangunan kekuatan TNI periode 2025–2029 akan mengacu pada strategi pertahanan pulau besar dan pulau strategis, dengan menunggu penetapan Rencana Strategis (Renstra) Kemhan/TNI secara final," kutip siaran pers tersebut.

Kresno berharap renstra ini dapat membawa TNI kepada arah peningkatan pertahanan yang lebih baik demi menjaga kedaulatan NKRI.

  ♜ 
antara  

[Video] PT. Pindad Siap Produksi Mobil Maung Terbaru untuk Para Menteri

  Liputan CNN  
Maung MV3 Pindad (Pindad)
PT Pindad tengah melakukan persiapan untuk memproduksi mobil Maung terbaru.

Mobil ini akan digunakan oleh para menteri.

Versi terbaru Maung akan memiliki desain mirip dengan model sebelumnya, yakni MV3.

 Berikut video dari Youtube : 


  🎥 Youtube  

Kamis, 30 Oktober 2025

Kemhan Targetkan 30 Kapal Selam Nirawak pada 2026

 💥 Ujicoba penembakan torpedo sukses KSOT-001 ujicoba di laut. (PAL)

Indonesia mengambil langkah strategis dalam modernisasi teknologi pertahanan bawah laut dengan target pengadaan 30 unit Kapal Selam Otonom atau KSOT. Rencana besar ini diungkapkan setelah uji coba penembakan torpedo perdana dari KSOT buatan PT PAL Indonesia yang berjalan sukses di perairan sekitar Komando Armada II Surabaya, Kamis (30/10/2025).

Dalam uji coba tersebut, Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod menjadi tuan rumah sekaligus pihak yang mengeksekusi. Uji coba penembakan torpedo itu dihadiri Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Staf TNI AL Laksamana Muhammad Ali, dan jajaran petinggi TNI lainnya.

Sjafrie menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto juga ikut memantau langsung jalannya uji coba dari Jakarta melalui teknologi komunikasi. Sebab, Prabowo yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pertahanan Nasional memberi perhatian khusus pada pembangunan kekuatan TNI hingga tingkat teknis.

Dalam uji coba yang disaksikan dari Helideck KRI Soeharso-990 tersebut, KSOT melaksanakan serangkaian demo, termasuk manuver permukaan, penyelaman periscope depth, dan satu kali penembakan torpedo. Merujuk pantauan Kompas, torpedo Piranha yang diluncurkan KSOT hanya sejauh 250 meter dan tidak mencapai target. Namun, peluncuran berlangsung lancar.

Video suasana saat Kapal Selam Otonom (KSOT) meluncurkan torpedo Piranha di perairan Dermaga Madura, Surabaya, Kamis (30/10/2025).

Seusai peluncuran torpedo, Menhan Sjafrie, KSAL, Panglima TNI, hingga Dirut PT PAL mengadakan evaluasi teknis. Menhan menyimpulkan adanya kebutuhan mendesak untuk alutsista kapal selam tanpa awak. ”Kita perlu 30 kapal selam autonomous untuk menjaga choke point (titik sempit yang sulit dijangkau) yang ada di perairan nasional kita,” tegasnya.

Ia pun menargetkan 30 kapal selam tersebut sudah direalisasikan pada 2026. Kehadiran kapal-kapal itu menjaga seluruh choke point nasional akan memberikan efisiensi personel, material, dan waktu.

Menhan juga mengklaim pencapaian ini menempatkan Indonesia dalam kelompok elite negara produsen alutsista strategis.

Kita adalah negara keempat di dunia yang memproduksi kapal selam otonom atau KSOT setelah Amerika, Rusia, China, dan Indonesia. Ini adalah kebahagiaan kita bahwa anak bangsa bisa memproduksi alutsista yang setara dengan negara-negara global di bidang teknologi militer,” paparnya. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Dirut PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod, dan Kepala Staf TNI AL Muhammad Ali berdiskusi dan mengevaluasi peluncuran torpedo Piranha dari Kapal Selam Otonom (KSOT) di atas Kapal KRI Soeharso, Dermaga Madura, Surabaya, Kamis (30/10/2025).

  Terobosan teknologi  
KSOT-002 ketika dipasang torpedo piranha (Kompas)
Menanggapi target pengadaan 30 kapal selam nirawak pada 2026, Kaharuddin Djenod menyanggupinya. ”Ya, di tahun 2026 seluruhnya akan terpenuhi. Sebanyak 30 unit akan terpenuhi,” kata Kaharuddin.

Ia menegaskan, KSOT merupakan hasil inovasi murni dalam negeri. ”Ini 100 persen desain anak Indonesia, kemudian produksi juga seluruhnya dengan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) lebih daripada 50 persen,” jelas Kaharuddin.

Lebih lanjut, ia membeberkan strategi inovasi PT PAL yang memanfaatkan komponen di pasar domestik. Komponen komersial itu kemudian dimodifikasi agar memenuhi standar militer (military spec) dan penggunaan di laut (marine use).

Dari sisi operasional, Laksamana Muhammad Ali memberikan evaluasi teknis yang positif. Ia menyoroti fase krusial peluncuran torpedo yang berjalan sesuai rencana. ”Ini sudah bagus, artinya torpedo ini sudah bisa keluar dari peluncur. Setelah keluar dari peluncur, maka dia akan menjalankan operasi sendiri untuk mencari sasaran,” tutur KSAL.

Ia mengonfirmasi bahwa 30 unit KSOT akan diintegrasikan ke dalam strategi choke point control TNI AL, untuk mengamankan titik-titik strategis perairan Indonesia. Lebih lanjut ia menjelaskan, secara organisasi, satuan kapal selam otonom ini akan bernaung di bawah Komando Pasukan Kapal Selam (Kopkasel).

Aspek kuncinya, menurut Ali, adalah fleksibilitas penggunaan KSOT. KSOT dirancang sangat fleksibel, dapat bersandar di dermaga maupun diangkut oleh kapal perang jenis landing platform dock (LPD), landing ship tank (LST), atau fregat yang memiliki fasilitas crane.

Karena kapabilitasnya yang canggih, pengoperasiannya pun menuntut keahlian khusus. ”Pengoperasian ini membutuhkan pelatihan khusus, karena ini full teknologi dan menggunakan AI (kecerdasan buatan) juga,” kata Laksamana Ali.

  Perayaan HUT TNI  
infografik kapal selam otonom tanpa awak (KSOT-008) (Kompas)
Sebelum dipamerkan kepada para pejabat pemerintah dan TNI, KSOT sempat dihadirkan dalam parade perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 TNI pada 5 Oktober 2025, di Jakarta. Di hadapan Presiden Prabowo, kapal selam itu diperkenalkan dengan nomor lambung KSOT-008.

KSOT-008 disebut mampu menjelajah di bawah permukaan air dalam waktu 72 jam, memiliki kecepatan jelajah maksimal 20 knot, serta memiliki kangkauan maksimum 200 nautical mile. Sebagai kapal selam untuk tujuan militer, persenjataan yang dibawa juga tidak main-main. KSOT-008 disebut dapat dibekali dengan 6 torpedo Black Shark, rudal Exocet, serta dilengkapi alat navigasi yang canggih.

Untuk pengoperasiannya, kapal selam itu dikendalikan secara langsung melalui Autonomous Submarine Command Center (ASCC) dengan menggunakan direct radio frequency atau satelit yang dapat diintegrasikan dengan perangkat komunikasi di kapal markas, di markas besar, maupun pangkalan angkatan laut.

Proyek pembuatan KSOT itu sendiri merupakan mandat dari Kemhan kepada PT PAL dan sudah diumumkan pada November 2022. Di ajang pameran Indo Defence 2022, Kaharuddin Djenod menandatangani nota kesepahaman dengan Alois Gnadl, Director of Sales untuk South East Asia Diehl Defense, sebuah perusahaan pertahanan yang berbasis di Jerman.

Kerja sama dengan Jerman dipilih karena negara tersebut merupakan negara tertua yang telah mengembangkan teknologi kapal selam beserta persenjataannya. Waktu pembangunan kapal selam otonom oleh PT PAL Indonesia memakan waktu sekitar 12 bulan dengan mengusung konsep strategi yang mirip dengan kapal serang ringan.

  💥 
Kompas  

PTDI Buat Pesawat N219 Varian Khusus untuk Bakamla RI

 Bisa Lacak 200 Target Jangkauan Radar 160 Mil Laut PTDI yakinkan 4 pesawat N219 MSA untuk Bakamla  (PTDI)

Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Irvansyah, S.H., M.Tr.Opsla., beserta jajarannya melaksanakan kunjungan kerja ke PTDI dan PT Nusantara Turbin dan Propulsi (PT NTP) di Bandung.

Tujuan kunjungan itu adalah untuk membahas secara komprehensif kapabilitas, keunggulan, dan kesiapan teknis pesawat N219 Maritime Surveillance Aircraft (MSA), yang digarap oleh PTDI dan dirancang khusus untuk mendukung operasi udara Bakamla RI”, jelas Bakamla RI di Instagramnya.

Dalam unggahan yang sama Bakamla RI menjelaskan beberapa spesifikasi dari pesawat pesanannya itu, seperti kemampuan pengawasan radar menjangkau objek sejauh 160 mil laut, dan dapat melacak 200 target.

Dirut PTDI menjelaskan bahwa N219 MSA merupakan pesawat multiguna berteknologi tinggi yang dikembangkan dari platform N219 versi sipil dengan penyesuaian konfigurasi militer dan maritim.

Pesawat ini memiliki kemampuan operasi penuh (full option configuration), meliputi:

🛩 Radar pengawasan dengan jangkauan hingga 160 nautical miles
🛩 Kemampuan pelacakan lebih dari 200 target secara simultan
🛩 Sistem deteksi kapal dan tumpahan minyak
🛩 Fitur Anti Jammer (Electronic Counter-Countermeasure/ECCM)
🛩 Kemampuan Search and Rescue (SAR) untuk mendukung operasi kemanusiaan dan penegakan hukum di laut.

  🛩 PTDI  

Abeking & Rasmussen Luncurkan Kapal BHO “Ocean Going” KRI Canopus 936

  Akhir tahun diserahkan ke Kemhan KRI Canopus 936, Kapal BHO memiliki fungsi utama untuk melaksanakan survei dan pemetaan di pesisir pantai, laut dangkal, hingga samudera. (DefenArt)

Galangan kapal Abeking & Rasmussen di kota Lemwerder, Jerman, boleh jadi tak lama lagi akan punya hajatan besar, yakni mengirimkan kapal terbaru pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI untuk Pushidrosal TNI AL. Foto-foto yang beredar di media sosial, memperlihatkan kapal BHO (Bantu Hidro Oceganografi) Ocean Going yang diberi nama KRI Canopus 936 telah diluncurkan dari fasilitas produksi.

Kilas balik ke September 2024, galangan swasta nasional PT Palindo Marine di Batam, meluncurkan kapal BHO. Program pembangunan kapal BHO merupakan kerja sama antara Kementerian Pertahanan dengan Abeking & Rassmusen, Jerman.

Kontrak pembangunan kapal BHO (Ocean Going) dilaksanakan oleh Abening & Rasmussen, sedangkan pembangunan platformnya dilakukan oleh PT Palindo Marine melalui program offset agreement antara Abeking & Rasmussen dengan Ditjen Pothan Kemhan.

Setelah kegiatan launching ceremony di Batam, kapal BHO (Ocean Going) akan menuju dibawa ke Jerman menggunakan transporter untuk menyelesaikan pemasangan seluruh peralatan oceanografi di galangan Abeking & Rasmussen.

Mendapat label sebagai KRI Canopus 936, kapal ini memiliki panjang 105 meter, lebar 17,4 meter dan draft kapal 4,5 meter, serta jumlah awak mencapai 90 kru dan kecepatan 16 knot.

Bila merujuk pada spesifikasi yang dibutuhkan TNI AL, kapal hidro-oseanografi berukuran besar ini mampu mengarung di perairan samudra (ocean-going hydrographic vessel). Kapal modern ini dilengkapi dengan sensor dan peralatan canggih seperti Autonomous Underwater Vehicle (AUV), Remotely Operated Vehicle (ROV), dan Unmanned Aerial Vehicle (UAV).

Untuk menunjang operasi, KRI Canopus 936 dilengkapi dengan dek helikopter, meski nampak tidak dibekali fasilitas hanggar.

Lain dari itu, fungsinya akan digabungkan sebagai kapal penyelamat kapal selam yang membawa Submarine Rescue Vehicle System (SRVS).

KRI Canopus 936 dilengkapi seperti crane besar yang terletak di bagian buritan (belakang kapal) dan digunakan untuk menurunkan atau mengambil kembali peralatan bawah air seperti ROV (Remotely Operated Vehicle), yang disebut A-Frame. Alat ini dinamai demikian karena bentuk strukturalnya yang menyerupai huruf ‘A’ besar.

A-Frame sangat penting pada kapal penelitian, hidrografi, atau kapal penyapu ranjau (mine hunter), karena memudahkan penempatan dan penarikan ROV, AUV (Autonomous Underwater Vehicle), atau Towed Sonar Array ke dalam dan keluar dari air, sampai memastikan peralatan tersebut dapat diangkat melewati buritan kapal dengan aman, terutama saat laut berombak.

Kapal BHO Ocean Going terbaru ini proyek berdurasi tiga tahun yang dimulai sejak Januari 2023 hingga Desember 2025. Tahapan proyek Kapal BHO Ocean Going mencakup berbagai kegiatan dan tahapan, seperti Main Ships Design Plan Review, Starting of Steel Cutting, Keel Laying, Launching, Ship Naming, Commissioning, Harbour Acceptance Test, Sea Acceptance Test, Crew Training, dan diakhiri penyerahan kepada pihak Kemhan RI di akhir 2025.

Tentang Abeking & Rasmussen, galangan yang didirikan pada tahun 1907 ini, merupakan peraih kontrak pembangunan dua unit kapal pemburu/sapu ranjau – Mine Countermeasures Vessels (MCMV) Frankenthal Class pesanan Kemhan untuk TNI AL – KRI Pulau Fani 731 dan KRI Pulau Fanildo 732. (Bayu Pamungkas)

  👷 
Indomiliter  

Rabu, 29 Oktober 2025

Panglima Militer India Kunjungi Kemhan

  Jajaki kerjasama pertahanan Kunjungan ke Kemhan (IDN Times)

Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan dari Panglima Angkatan Bersenjata India, Jenderal Anil Chauhan pada Selasa (28/10/2025). Salah satu kerja sama yang coba dijajaki oleh kedua negara adalah farmasi pertahanan. Apalagi India dikenal sebagai negara produsen obat-obatan dengan biaya yang terjangkau.

"Demikian juga kami menjajaki (kerja sama) bidang farmasi pertahanan, mencari sumber-sumber untuk obat-obatan untuk bisa kita produksi," ujar Wakil Menteri Pertahanan, Donny Ermawan Taufanto di kantor Kemhan, Jakarta Pusat.

Penjajakan kerja sama itu dinilai pas seiring dengan Kemhan yang kini mengelola laboratorium farmasi dari tiga matra di TNI. Salah satu produksi dari laboratorium pabrik pertahanan negara adalah multivitamin.

"Kami juga sedang sedang menjajaki kerja sama di bidang kedokteran. Kami akan mengirim dokter-dokter untuk menjadi spesialis," tutur dia.

  1. Undang Sjafrie berkunjung ke India  
Lebih lanjut, Donny juga menjelaskan Indonesia dan India akan terus meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan. Menteri Pertahanan India Rajnath Singh turut mengundang Menhan Sjafrie Sjamsoeddin untuk berkunjung ke India.

"Salah satunya juga nanti ditawarkan untuk mengunjungi beberapa industri pertahanan India," kata pejabat tinggi TNI dari matra Angkatan Udara (AU) itu.

India dan Indonesia, kata Donny, juga memiliki kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan prajurit TNI. Kemhan, katanya, berencana untuk mengirim kadet atau taruna ke India.

  2. Tawarkan rudal jelajah supersonik BrahMos  
Menawarkan modifikasi pesawat Sukhoi dengan rudal jelajah BrahMos (Ist)
Sementara, ketika ditanyakan apakah turut dibicarakan rencana pembelian Rudal BrahMos, Donny menyebut hal itu belum dibicarakan.

Meskipun Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty menuturkan negosiasi pembelian rudal jelajah supersonik BrahMos menunggu kunjungan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh ke Indonesia.

"Belum (teken kontrak). Jadi, tadi juga disampaikan bahwa mereka sudah menggunakan rudal BrahMos untuk ground to ground ataupun ground to sea ataupun ground to ground (alutsista) juga," kata Donny.

Ia menambahkan Sukhoi yang dimiliki India kini sudah membawa rudal BrahMos sebagai persenjataannya.

"Tapi, kita belum ada kontrak dengan India untuk (pembelian) BrahMos," tutur dia.

  3. Kunjungi industri pertahanan  
Lebih lanjut, Jenderal Anil Chauhan akan berada di Indonesia pada periode 26-31 Oktober 2025. Ia sudah mengunjungi beberapa industri pertahanan di Tanah Air termasuk PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia di Bandung.

"Kemudian esok Bapak CDS (Panglima angkatan bersenjata) akan berkunjung ke PT PAL. Menurut saya, industri pertahanan di India itu cukup maju. Apalagi di sana juga mewajibkan untuk menggunakan indistri di dalam negerinya," tutur Donny.

Di akhir pertemuan, kedua pejabat militer itu saling bertukar cenderamata. Sjafrie memberikan cenderamata berupa pedang, plakat hingga koin.

  🤝 
IDN Times  

Selasa, 28 Oktober 2025

Wamenhan Tegaskan Indonesia Belum Beli Rudal BrahMos dari India

  Ditawarkan modifikasi Sukhoi bawa rudal BrahMos Rudal jelajah supersonik bersama India-Rusia, BrahMos (Morung Express)

Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan mengatakan Indonesia belum resmi membeli rudal BrahMos dari India.

"Kita masih belum ada kontrak dengan India untuk BrahMos ini ya," kata Wamenhan di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Wamenhan menjelaskan, perihal rudal BrahMos ini memang sempat dibahas saat kunjungan Panglima Angkatan Bersenjata (CDS) India Jenderal Anil Chauhan ke kementeriannya pagi tadi.

Hanya saja, Indonesia dan India belum menyepakati kerja sama soal rudal BrahMos.

"Oh belum. Jadi tadi juga disampaikan juga, mereka juga sudah menggunakan rudal BrahMos untuk ground-to-ground, ground-to-sea, ataupun air-to-ground. Mereka juga sudah memodifikasi supaya mereka bisa membuat BrahMos," ungkap Donny.

Selain itu, Jenderal Anil disebut sempat menawarkan modifikasi Sukhoi agar memiliki teknologi BrahMos.

Namun, hal ini juga belum bisa dilakukan karena memang belum ada kontrak kesepakatan soal BrahMos antara kedua negara.

Ditawarkan modifikasi Sukhoi nenteng rudal BrahMos (Ist)
"Jadi tadi belum ada rencana. Kalau memodifikasi tadi memang ditawarkan untuk bisa memodifikasi Sukhoi kita untuk bisa membawa BrahMos. Tapi yang kita sendiri belum untuk membeli BrahMos, juga belum. Belum ada kontrak ke arah sana sehingga belum ada," ujar Wamenhan Donny.

Sebelumnya diberitakan, Indonesia dan India sedang menjajaki kerja sama teknologi rudal BrahMos yang diproduksi India.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali pada Desember 2024 lalu seusai disinggung pertemuan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dengan KSAL India Laksamana Dinesh K Tripathi.

"Kemudian untuk masalah alutsista (alat utama sistem senjata) terkait dengan rudal BrahMos memang ini menjadi salah satu opsi kemungkinan (kerja sama)," kata Ali di Dermaga KBT Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

Kendati demikian, TNI AL menunggu keputusan Kemenhan terkait BrahMos.

"Kita masih meninjau apakah itu yang dipilih oleh Kemhan, tapi nanti semuanya Kemhan yang mengatur Kementerian Pertahanan," ungkap KSAL.

  🚀 
Kompas  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...