Senilai Lebih dari Rp 87 Triliun
Kapal FMP hasil kerjasama PAL bersama Babcock (Brebes Mili Seno)
Pemerintah Indonesia dan Inggris telah menyepakati kerja sama maritim bersejarah senilai £4 miliar atau sekitar Rp 87 triliun (kurs Rp 21.800). Inggris akan membantu Indonesia membuat ribuan kapal penangkapan ikan.
Kerja sama bertajuk Program Kemitraan Maritim (Maritime Partnership Programme/MPP) ini disepakati dalam pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan PM Inggris Keir Stramer siang ini, Sabtu (22/11/2025).
Dilansir dari keterangan resmi pemerintah Inggris, gov.uk, kerja sama ini akan memungkinkan Inggris dan Indonesia bersama-sama mengembangkan kapabilitas maritim untuk TNI Angkatan Laut Indonesia dan lebih dari 1.000 kapal untuk armada penangkapan ikan guna meningkatkan konsumsi makanan laut dan menjaga ketahanan pangan.
Industri pertahanan Inggris Babcock akan dilibatkan dalam kesepakatan ini bekerja sama dengan perusahaan galangan kapal lokal Indonesia. Kapal-kapal tersebut akan dibangun di Indonesia dengan menggunakan keahlian pembuatan kapal Inggris.
Inggris akan mendapatkan keuntungan dengan terbukanya 1.000 lebih lapangan kerja bagi masyarakatnya di galangan kapal Rosyth milik Babcock, dengan peran lebih lanjut di lokasi perusahaan di Bristol dan galangan kapal Devonport.
Bagi Indonesia program ini diperkirakan akan membuka investasi besar dalam pembuatan kapal lokal, merevitalisasi komunitas nelayan, meningkatkan pertahanan dan keamanan maritim Indonesia, serta meningkatkan ketahanan pangan.
Program ini akan mewujudkan ambisi Indonesia untuk meningkatkan produksi pangan secara bertanggung jawab sekaligus menjaga keanekaragaman hayati lautnya yang tak tertandingi.
Starmer mengatakan kesepakatan dengan Indonesia ini menjadi simbol kemitraan internasional Inggris yang kuat dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di dalam negeri dalam bentuk lapangan kerja, peluang, dan pertumbuhan.
"Dan sebagai salah satu mitra G20 terdekat kita, hal ini memperkuat komitmen bersama kita terhadap stabilitas global dan memperkuat keamanan nasional kita bersama," tegas Starmer.
Kerja sama ini juga akan membawa manfaat berupa transfer teknologi dan penelitian bersama dalam praktik pembuatan kapal generasi mendatang, termasuk melalui otomatisasi dan kecerdasan buatan alias artificial inteligence (AI).
Babcock juga akan berupaya meningkatkan kolaborasi antara institusi pendidikan Inggris dan Indonesia untuk berbagi keterampilan di bidang rekayasa presisi, desain kapal digital, dan sistem angkatan laut terintegrasi, yang memastikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian dan tenaga kerja kedua negara. (hal/hns)/
Komitmen Amankan Aset Nasional di Bangka Belitung
(Puspen TNI)
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mendampingi Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin bersama Menteri ESDM Bahlil L, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh, menyaksikan secara langsung pelaksanaan Latihan TNI Terintegrasi tahun 2025, dari Titik Tinjau Desa Mabat, Bangka, Rabu (19/11/2025). Latihan besar yang melibatkan 41.397 personel dari tiga matra ini menjadi bukti nyata soliditas, kesiapsiagaan, dan kemampuan TNI dalam menghadapi spektrum ancaman, termasuk ancaman terhadap sumber daya alam strategis milik bangsa.
Latihan ini bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan tempur prajurit TNI dan Alutsista, kegiatan ini juga menjadi tolok ukur kemampuan operasional seluruh jajaran TNI. Di sisi lain, Latihan TNI terintegrasi ini turut memuat Operasi Militer Selain Perang (OMSP), yang menguatkan legitimasi dan peran TNI di tengah masyarakat, terutama pada wilayah yang memiliki potensi konflik kepentingan seperti kawasan hutan dan sektor pertambangan.
Pemilihan Bangka Belitung sebagai lokasi latihan didasarkan atas pertimbangan strategis, geografis, dan ekonomis. Wilayah ini memiliki kekayaan sumber daya alam yang besar dan menjadi salah satu komoditas strategis nasional yang wajib dijaga dari ancaman eksploitasi ilegal. Maraknya praktik penambangan tanpa izin selama ini telah merusak lingkungan, menggerus kekayaan negara, dan berpotensi menimbulkan instabilitas sosial. Dalam konteks tersebut, kehadiran TNI menjadi sangat krusial untuk melindungi objek vital nasional, serta membantu pemerintah mengamankan aset bangsa dari berbagai bentuk penyalahgunaan.
Kegiatan ini juga sebagai implementasi perintah Presiden Republik Indonesia untuk mengamankan aset nasional, sebelumnya Presiden mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 1.000 titik tambang ilegal yang beroperasi di wilayah Bangka Belitung. Akibat aktivitas penambangan tanpa izin dan praktik penyelundupan, Indonesia diperkirakan kehilangan hingga 80 persen produksi timah nasional.
Menyikapi kondisi tersebut, Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah cepat dan strategis dengan memerintahkan TNI melakukan pengamanan ketat terhadap seluruh jalur pergerakan material timah, baik melalui laut, udara, maupun darat. "Saya perintahkan TNI untuk memblokir seluruh jalur masuk dan keluar di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Negara harus mengetahui secara pasti apa yang keluar dan apa yang masuk. Kita tidak boleh terus dirugikan," tegas Presiden.
Sebagai tindak lanjut, TNI mengerahkan 41.397 prajurit beserta berbagai Alutsista untuk mendukung pelaksanaan latihan dan pengamanan. Di antaranya puluhan Rantis Maung, 15 drone taktis, 3 KRI, 2 KAL, 1 sea rider, 5 RHIB, 4 RBB, 1 heli Bell TNI AL, 3 pesawat F-16 untuk bombing, 2 pesawat C-130 Hercules, 1 CN-295, 1 Boeing AI-7303 intai, 3 heli Caracal dan Super Puma, serta 3 pesawat Boeing VIP. Penggelaran kekuatan besar ini menegaskan bahwa perlindungan sumber daya alam merupakan bagian integral dari tugas menjaga kedaulatan negara, bukan semata aspek penegakan hukum.
Dalam rangkaian kegiatan, Menhan bersama Panglima TNI turut menyaksikan demonstrasi Serangan Udara Langsung (SUL) oleh tiga pesawat F-16 dari Wing Udara 31, yang dilanjutkan penerjunan taktis ratusan personel Yonif 501/18/2/K. Latihan ini juga menampilkan simulasi penangkapan ponton dan perebutan cepat sasaran galian pasir, serta peninjauan hasil penangkapan ponton ilegal di Dermaga Belinyu dan lokasi galian pasir di Dusun Nadi.
Bung Tomo class (Nevesbu)
TNI AL sedang melakukan modernisasi besar-besaran di pertengahan masa pakai frigat ringan multiperan kelas Bung Tomo. Menyusul modernisasi KRI Usman Harun yang sedang berlangsung, dua kapal tersisa di kelasnya (KRI Bung Tomo dan KRI John Lie) kini juga akan menjalani modernisasi komprehensif.
PT Len Industri kembali menunjuk Nevesbu sebagai integrator sistem platform untuk program ini.
Pekerjaan ini mencakup seluruh cakupan integrasi sistem platform, mulai dari survei pemetaan kondisi aktual dan pekerjaan desain serta rekayasa yang kompleks hingga dukungan di lokasi selama konstruksi. Dengan proyek ini, Nevesbu semakin memperkuat perannya sebagai mitra pengetahuan strategis, memastikan frigat ringan Angkatan Laut Indonesia yang telah dimodernisasi tetap siap bertugas di tahun-tahun mendatang.
Memenuhi tuntutan operasional yang terus berkembang
Modernisasi frigat menjadi keharusan karena sistem yang menua dan tuntutan operasional yang terus berkembang. Seiring dengan semakin kompleks dan canggihnya misi angkatan laut, frigat akan ditingkatkan dengan sistem mutakhir untuk memastikan armada Indonesia tetap menjadi salah satu yang paling tangguh di kawasan.
PT Len Industri bertindak sebagai Integrator Sistem Misi untuk program modernisasi, mengoordinasikan integrasi kapabilitas misi tingkat lanjut.
Thales Netherlands bertindak sebagai Integrator Sistem Tempur dan memasok sebagian besar sistem misi baru.
Nevesbu bertanggung jawab atas Integrasi Sistem Platform, sebuah tugas kompleks yang membutuhkan presisi teknis yang luar biasa dan keahlian interdisipliner.
Membangun solusi yang telah terbukti
Modernisasi sedang dilaksanakan secara bertahap. Pengerjaan fregat pertama, KRI Usman Harun, saat ini sedang berlangsung. Nevesbu juga melakukan rekayasa Integrasi Sistem Platform untuk kapal ini dan menyediakan dukungan galangan kapal selama konstruksi. Tahap kedua proyek ini (modernisasi KRI Bung Tomo dan KRI John Lie) dibangun berdasarkan solusi rekayasa dan desain tervalidasi yang dikembangkan untuk KRI Usman Harun.
Karena setiap kapal bersifat unik, modernisasi KRI Bung Tomo dan KRI John Lie dimulai dengan survei terperinci di atas kapal untuk memetakan situasi terkini dan mengidentifikasi perbedaan antar kapal. Nevesbu baru-baru ini mempresentasikan hasil survei pendahuluan KRI Bung Tomo dan menguraikan pendekatannya untuk modernisasi fregat kelas Bung Tomo di pertengahan masa pakai. Pendekatan ini dibangun berdasarkan solusi yang disepakati untuk KRI Usman Harun dengan menerapkan prinsip 'satu solusi untuk kelas'. Tujuan utamanya adalah meningkatkan ketersediaan kapal, memudahkan pelatihan awak, dan meningkatkan kinerja galangan kapal.
Menyeimbangkan Kompleksitas
Memodernisasi kapal yang sudah ada sambil mempertahankan filosofi desain aslinya merupakan tantangan yang kompleks. Ini bukan sekadar mengganti satu sistem dengan sistem lain. Dalam beberapa kasus, modifikasi harus dilakukan pada platform dan sistemnya untuk mendukung kemampuan misi yang baru. Sebagai mitra integrasi sistem platform, Nevesbu memastikan interaksi yang lancar antara komponen baru dan yang sudah ada. Tantangannya terletak pada penyediaan desain kapal yang seimbang dan menjaga kelaikan kapal, sembari menavigasi tuntutan disiplin teknis dan persyaratan operasional yang seringkali saling bertentangan.
Meningkatkan kemampuan menghadapi masa depan
Dengan memodernisasi kelas Bung Tomo, Angkatan Laut Indonesia tidak hanya memperpanjang umur operasional fregatnya tetapi juga memperkuat postur maritimnya di kawasan. Keterlibatan Nevesbu dalam setiap fase proyek memposisikan perusahaan sebagai mitra pengetahuan tepercaya. Dengan fase berikutnya yang sedang berjalan, Nevesbu terus mendukung Angkatan Laut Indonesia dalam menghadirkan kapal-kapal canggih yang memenuhi tuntutan operasi angkatan laut modern.
Kapal Perusak Abukuma (ist)
Menteri Pertahanan Jepang, Shinjiro Koizumi (44), meninjau kapal perusak dan kapal selam milik Angkatan Laut Bela Diri Jepang (JMSDF) di Pangkalan Yokosuka bersama Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Jepang.
Rombongan tiba di Tokyo, Senin (17/11/2025).
Dalam kunjungan tersebut, kedua menteri meninjau kapal selam kelas Taigei dan kapal perusak tercanggih kelas Mogami termasuk salah satu unitnya, JS Kumano.
Menurut sumber pemerintah Jepang, saat ini Tokyo mempertimbangkan ekspor kapal perusak kelas Abukuma yang akan segera dipensiunkan dan berpotensi dijual kepada Indonesia.
Melalui kegiatan peninjauan ini, Jepang tampaknya ingin memperkenalkan sekaligus mempromosikan kapabilitas alutsista JMSDF kepada pihak Indonesia.
Usai peninjauan, kedua menteri menggelar pertemuan dan sepakat untuk mempercepat serta memperkuat kerja sama pertahanan antara Jepang dan Indonesia.
Tinjau Simulator Kapal Selam, AUV Greyshark & Meriam Seasnake
KSAL Laksamana Muhammad Ali lawatan ke dua industri pertahanan Jerman, Rheinmetall dan Euroatlas GmbH. Lawatan, pada 18-19 November 2025. (Dok. Dispenal)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali melakukan kunjungan kerja ke sejumlah fasilitas industri pertahanan terkemuka di Jerman. Dua perusahaan yang dikunjungi, yakni Rheinmetall dan Euroatlas GmbH. Lawatan ini berlangsung 18-19 November, sebagai bagian dari agenda diplomasi TNI AL untuk penguatan kapasitas.
Dikutip dari keterangan Dispenal, Kamis (20/11), Ali mendapat paparan soal perkembangan kemampuan produksi alat dan peralatan pertahanan keamanan (alpalhankam), potensi kerja sama, hingga integrasi teknologi terbaru yang relevan untuk kebutuhan operasi TNI AL.
Selain itu, ia juga berkesempatan meninjau lini produksi dan berbagai sistem yang tengah dikembangkan industri pertahanan Jerman.
Dalam rangkaian kunjungan di Jerman, Ali meninjau kemampuan submarine control simulation dan submarine command team training, dua sistem pelatihan utama untuk pengawak kapal selam dalam berbagai skenario pelayaran maupun pertempuran bawah air.
ujarnya.
(Dispenal)
“Ali juga meninjau action speed tactical trainer, inovasi simulator konsep operasi Autonomous Underwater Vehicle (AUV) serta demonstrasi meriam Seasnake 30 mm,” tulis Dispenal.
Tak hanya itu, Ali turut menyaksikan demo laut AUV Greyshark, kendaraan bawah air otonom buatan Jerman yang dirancang untuk misi Intelligence Surveillance Reconnaissance (ISR), Mine Countermeasure (MCM), pemantauan Critical Underwater Infrastructure (CUI), hingga peperangan anti kapal.
“AUV ini dilengkapi kecerdasan buatan dan mampu beroperasi sampai 16 minggu,” jelas Dispenal. (at)
EC-120B Colibri TNI AL (AkangAviation)
TNI Angkatan Udara resmi menerima Barang Milik Negara (BMN) berupa dua helikopter EC-120B Colibri beserta suku cadang dari TNI Angkatan Laut. Serah terima tersebut digelar di Gedung Neptunus, Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (18/11/2025).
Dalam kesempatan itu, Aslog Kasal menegaskan alih status BMN ini merupakan tindak lanjut dari evaluasi efektivitas penggunaan alutsista. “Kami menaruh kepercayaan penuh bahwa TNI Angkatan Udara mampu memanfaatkan helikopter ini secara optimal,” ujar Aslog Kasal.
Lebih lanjut Aslog Kasal menambahkan bahwa helikopter tersebut telah melalui proses pengecekan bersama antara Puspenerbal dan TNI AU. “Pada prinsipnya TNI Angkatan Laut sudah siap menyerahkan, dan waktunya baru dapat disesuaikan pada hari ini,” kata Aslog Kasal.
Aslog Kasal juga berharap sinergi antarmatra, baik dalam operasi maupun logistik, dapat terus diperkuat.
Sementara itu, Aslog Kasau Marsda TNI Nur Surachman menyampaikan apresiasi atas penyerahan BMN tersebut. Menurutnya, tambahan dua unit EC-120B Colibri berikut suku cadang sangat penting untuk mendukung kebutuhan organisasi.
Aslog Kasau menegaskan bahwa seluruh unit yang diterima akan dirawat sesuai ketentuan kelaikan sehingga dapat memperkuat pendidikan penerbang TNI AU serta meningkatkan kesiapan satuan.
Penyerahan ini ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima oleh Aslog Kasal dan Aslog Kasau. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Waaslog Kasau, Kapusbekmatau, Kadisaeroau, Kadismatau, Ir Koharmatau. Sementara dari pihak TNI AL turut dihadiri Waaslog Kasal, Kadismatal, Kadisadaal, Danpuspenerbal serta pejabat TNI AL lainnya.
Membangun Manufaktur Pertahanan di Indonesia
EDGE dan Republikorp Umumkan Kerja Sama Senilai USD 7 Miliar. (EDGE)
EDGE, salah satu grup teknologi canggih dan pertahanan terkemuka di dunia, telah menandatangani perjanjian kerja sama penting dengan Republikorp, perusahaan induk pertahanan terkemuka di Indonesia, di Dubai Airshow 2025 (DAS 2025).
Perjanjian ini mencakup alih teknologi (ToT), produksi terlokalisasi, inisiatif pengembangan bersama, dan program modernisasi komprehensif untuk Angkatan Bersenjata Indonesia.
Sebagai program internasional terbesar EDGE Group hingga saat ini, total paket pembiayaan dan pengadaan mencapai USD 7 miliar, yang disediakan melalui UEA untuk memajukan modernisasi pertahanan, kapabilitas teknologi, dan otonomi industri Indonesia.
Skyknight EDGE, sistem pertahanan udara (EDGE)
Kolaborasi ini mencakup portofolio luas sistem pertahanan canggih, terutama sistem rudal pertahanan udara SKYKNIGHT, kendaraan tempur infanteri (IFV) generasi mendatang, kapal rudal siluman nirawak, pertahanan siber, dan kemampuan produksi amunisi senjata ringan, yang menjadi landasan bagi Indonesia menuju kemandirian pertahanan dan jaringan rantai pasok global UEA.
Hamad Al Marar, Direktur Pelaksana dan CEO EDGE, mengatakan: “Inisiatif pertahanan penting ini merupakan tonggak penting dalam pertumbuhan internasional EDGE. Bermitra dengan Republikorp, kami membantu membentuk ekosistem pertahanan yang modern dan mandiri yang memperkuat keamanan nasional dan kapabilitas industri Indonesia. Program ini mewujudkan komitmen kami untuk kolaborasi yang berkelanjutan, transfer teknologi, dan penyediaan sistem canggih yang terintegrasi.”
Norman Joesoef, Ketua Grup Republikorp, mengatakan: “Kemitraan senilai USD 7 miliar ini menandai langkah besar menuju otonomi pertahanan jangka panjang Indonesia, kemandirian industri, dan kepercayaan internasional. Dengan bergabung bersama EDGE, kami berinvestasi dalam sistem dan sumber daya manusia untuk kepentingan strategis UEA dan Indonesia dalam manufaktur pertahanan canggih. Ini lebih dari sekadar kerja sama antara dua perusahaan; ini adalah ikatan antara dua negara yang bersaudara.”
OPV ketiga Noahtu shipyard
Kemenhan RI dan PT Noahtu Shipyard gelar Keel Laying Kapal OPV (Kemhan)
PT Noahtu Shipyard bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, menggelar Keel Laying Ceremony atau peletakan lunas pembangunan satu unit Kapal Offshore Patrol Vessel (OPV) H7117, Rabu (19/11).
Acara ini menandai dimulainya fase konstruksi kapal, berdasarkan Kontrak TRAK/385/PLN/V/2024 tanggal 6 Mei 2024 yang akan rampung 2028 mendatang.
Kapal OPV tersebut dirancang sebagai kapal patroli berkemampuan tempur penuh, yang akan memperkuat unsur operasi TNI Angkatan Laut.
Kapal ini memiliki fungsi utama melaksanakan operasi laut dalam lingkup Operasi Militer Perang (OMP).
Direktur PT Noahtu Shipyard, Adi Susanto, mengatakan bahwa peletakan lunas ini merupakan momen bersejarah bagi perusahaan dan industri perkapalan dalam negeri.
“Acara ini bukan hanya simbol dimulainya konstruksi fisik, tetapi bukti semangat yang kuat untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan Alutsista TNI Angkatan Laut,” ujarnya.
Adi menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertahanan, TNI AL, serta seluruh pihak yang telah mendukung proses pembangunan kapal ini. Ia berharap pekerjaan dapat berjalan lancar hingga penyelesaian sesuai standar dan jadwal.
“Kami siap mendukung kebijakan Presiden Republik Indonesia, Presiden Prabowo, untuk memprioritaskan pembangunan industri dalam negeri serta mewujudkan kejayaan maritim Indonesia,” tambahnya.
Sementara, Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Sosial, Mayjen TNI Rionardo, mewakili Menteri Pertahanan RI, menyampaikan bahwa peletakan lunas kapal OPV ini merupakan momentum penting dalam penguatan kemandirian industri pertahanan nasional.
“Bahwa, peletakan lunas bukan sekadar ritual teknis, tetapi simbol lahirnya kekuatan baru. Kita tidak hanya meletakkan baja pertama, tetapi juga harapan dan masa depan kekuatan laut Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, pembangunan OPV ini sangat strategis bagi postur TNI AL di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah.
Kapal tersebut didesain untuk memberikan efek deteren yang kuat, sekaligus memperkuat kehadiran Indonesia di seluruh penjuru perairan Nusantara.
“Kapal ini dirancang dengan kemampuan tempur penuh dan diharapkan, dapat segera dioperasikan untuk memperkuat kedaulatan maritim Indonesia,” terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara PT Noahtu Shipyard dan Satgas Yekda Kapal OPV, agar pembangunan dapat diselesaikan tepat mutu dan tepat waktu.
“Kamo memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan, dalam kelancaran penyelenggaraan Keel Laying kapal ini,” ucap Rio. (hbb)
Bom BNT-250 diujicoba TNI AU (Dispenau)
TNI Angkatan Udara (TNI AU) telah sukses melaksanakan uji coba operasional Bom BNT-250 sebagai bagian dari upaya memastikan kesiapan dan kelaikan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) sebelum digunakan dalam satuan operasional.
Pengujian ini berlangsung di dua lokasi terpisah di Jawa Timur, yaitu Lanud Iswahjudi, Magetan, dan Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang.
Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI Muchtadi Anjar Legowo, dalam keterangannya pada Selasa (waktu setempat), menjelaskan bahwa tujuan utama uji coba ini adalah untuk mengumpulkan data teknis yang krusial.
“Uji coba ini bertujuan untuk memperoleh data teknis sebagai dasar penilaian kelayakan dan pemanfaatan operasional,” tegasnya.
Secara spesifik, pengujian ini berfokus pada pengukuran fungsi, akurasi, serta integrasi Bom BNT-250 pada pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3. Seluruh proses pengujian dipastikan berjalan sesuai dengan standar keselamatan penerbangan dan prosedur uji yang berlaku di lingkungan TNI AU.
Pada kesempatan tersebut, Danlanud Iswahjudi juga menekankan pentingnya mengutamakan keselamatan terbang dan kerja, serta mendokumentasikan hasil pengujian secara lengkap dan akurat kepada seluruh personel pelaksana.
Kegiatan uji coba ini dihadiri oleh Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau), Marsma TNI Teguh Dharmawan, selaku pengendali uji. Turut hadir juga Dangrup Tempur Marsekal TNI David Yohan Tamboto, serta Presiden Direktur PT. Sari Bahari, Ricky Hendrik Egam, yang merupakan mitra industri pertahanan pembuat Bom BNT-250.(wa/ar)
A 400M A-4001 TNI AU, tiba di Indonesia (@spotting)
Pada Minggu (16/11/2025) pagi sekitar pukul 05.30, Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menyapa para pemimpin redaksi dan wartawan senior di ruang tamu Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Ia tersenyum dalam balutan jaket hitam dan menyapa wartawan satu demi satu.
Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letjen M Saleh Mustafa, yang memakai seragam militer, ikut mendampingi.
Di landasan, dihiasi udara segar matahari pagi, tidak jauh dari ruang tamu, telah menunggu pesawat terbaru, berbaling-baling, mirip Hercules C130, pesawat angkut militer TNI AU yang selama ini menjadi andalan. Dia adalah Airbus A400M.
Pesawat berbadan gemuk ini akan terbang perdana menuju Lanud Iskandar Muda di Aceh. Jarak tempuh sekitar 2,5 jam.
"Ini pesawat Airbus, military," jelas Sjafrie dalam penerbangan.
Suara pesawat bising sehingga Sjafrie harus dibantu dua pengeras suara.
Ini merupakan momen kebersamaan Menhan RI Sjafrie bersama wartawan selama 7 jam.
Pilot langsung dari Airbus
Butuh waktu bagi pilot Indonesia untuk menerbangkannya langsung, kendati sudah ada pilot TNI yang dilatih.
Ruang dalam pesawat, yang begitu tinggi dan memungkinkan untuk di-setting dua lantai, di-custom menjadi pesawat VIP militer.
Kursi VVIP, tempat Menhan Sjafrie duduk, dilengkapi meja di depannya.
Hercules C130, yang bisa mengangkut 92 penerjun untuk deploy pasukan, adalah buatan Amerika Serikat.
Pembelian Airbus A400M sebagai pesawat angkut militer mengubah arah: Airbus, yang bisa mengangkut 100-an penerjun, buatan Eropa. Kiblat berpindah.
Indonesia juga memperkuat armada pesawat tempur. Bukan dari Amerika Serikat, melainkan dari Perancis, Turki, dan China.
Dari Perancis, Indonesia akan membeli Dassault Rafale (42 unit, akan tiba bertahap awal 2026), dari China pesawat tempur J-10C, dan pesawat siluman dari Turki, KAAN. Indonesia sedang memperbanyak teman.
Ditelpon Presiden Prabowo
Ketika Sjafrie sedang asyik berbincang-bincang dengan wartawan di Lanud Iskandar Muda, Aceh, ajudan mendekat. Ia menyerahkan handphone. Sjafrie menerima panggilan, menekan speaker. Semua yang hadir mendengar percakapan.
Di seberang sana, terdengar suara Presiden Prabowo. "Siap, Pak. Dilaksanakan," begitu Sjafrie berkali-kali menjawab.
Sjafrie tetap duduk di kursinya, santai, sambil sesekali tersenyum.
Percakapan, lebih tepatnya mendengar instruksi Prabowo, berlangsung sekitar lima menit.
Dari suara telepon terdengar, Prabowo menjelaskan ke Sjafrie bagaimana posisi Indonesia menghadapi isu-isu strategis seperti Laut China Selatan, Taiwan, dan Papua.
Isu-isu tersebut mencakup masalah keamanan dalam negeri Indonesia seperti Papua, isu sengketa perbatasan di Laut China Selatan, dan isu kemerdekaan Taiwan, sesuatu yang sangat sensitif terkait hubungan Indonesia dengan China.
Indonesia, seperti terdengar dari arahan Prabowo, ingin menghormati masalah dalam negeri semua negara sahabat, termasuk China --sikap yang diharapkan dari negara lain terhadap bagaimana Indonesia mengelola isu Papua.
Dari perspektif defensif aktif, China adalah mitra strategis Indonesia -- di Selat Malaka, Laut China Selatan, maupun geopolitik global.
Mengapa Indonesia mengurangi fokus ketergantungan kepada Amerika Serikat?
Sjafrie tidak menjelaskan secara detail.
Ia hanya mengungkapkan, dalam suatu pertemuan, delegasi AS menawarkan pembelian pesawat tempur.
"Ah, hargamu terlalu mahal," kata Sjafrie, sambil tertawa.
Maksudnya, harga peralatan militer AS sangat mahal, memaksa Indonesia mencari mitra strategis lain.
Yang lebih strategis, itu juga memaksa Indonesia untuk melihat dinamika global dengan cara yang berbeda.
Tidak lagi berporos ke satu pusat, melainkan berpencar.
Soal Masa Depan Bangsa Indonesia
Di tengah tantangan geografis yang luas dan kompleks, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto merancang strategi pertahanan yang bukan hanya soal kekuatan militer, tapi juga soal masa depan bangsa.
Ambisi besar untuk menjaga kedaulatan dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sjafrie membuka tabir strategi pertahanan Indonesia yang tengah bergeliat. "Ini bukan sekadar soal membeli alat perang," ujar Sjafrie. "Tapi soal membangun kekuatan yang mampu menjaga kedaulatan dan mendukung ekonomi kita."
Pesawat yang mampu mengangkut lebih banyak pasukan dan perlengkapan dibandingkan Hercules C130 ini menjadi simbol perubahan arah alutsista Indonesia, yang kini mengandalkan mitra dari Eropa, China, dan Turki.
Tantangan Geografis & Blank Spot yang Mengancam
Indonesia, dengan luas wilayah daratan dan laut yang mencapai 13,5 juta km2, menghadapi tantangan pengawasan yang sangat besar. Selat Malaka, salah satu chokepoint terpenting dunia, menjadi jalur vital yang harus dijaga ketat.
Namun, masih banyak area yang menjadi "blank spot" radar, tempat di mana pesawat atau kapal asing bisa melintas tanpa terdeteksi.
Sjafrie mengungkapkan, dalam sebuah pertemuan dengan delegasi Amerika Serikat, bahkan mereka mengakui sulitnya melewati wilayah Indonesia tanpa terdeteksi.
"Kalau kuat, kita bisa menjaga kedaulatan ekonomi kita," tegas Sjafrie, menegaskan filosofi "defence supporting economy" yang menjadi dasar strategi Prabowo.
Modernisasi Militer untuk Melindungi Kekayaan Bangsa
Strategi defensif aktif yang diusung bukan untuk menyerang, melainkan untuk melindungi.
Indonesia berinvestasi besar-besaran dalam alutsista, dari pesawat tempur Rafale asal Perancis, pesawat siluman Turki KAAN, hingga pesawat tempur J-10C dari China.
Selain itu, pembangunan kapal selam tanpa awak dan drone produksi dalam negeri menjadi bagian dari upaya mengisi celah pengawasan dan memperkuat pertahanan laut dan udara.
Sjafrie juga menyoroti pentingnya mencegah penyelundupan sumber daya alam, seperti timah di Bangka dan nikel di Morowali, yang selama ini merugikan negara triliunan rupiah setiap tahunnya.
Kehidupan Prajurit di Garis Terdepan
Di Mane, Pidie, Aceh, kehidupan prajurit Yonif TP 857/GG menjadi gambaran nyata dari visi pertahanan ini.
Dengan jumlah senjata yang masih terbatas dan aktivitas swasembada pangan yang dijalankan, prajurit tidak hanya bertugas menjaga wilayah, tapi juga membangun ketahanan pangan lokal.
Sjafrie yang teliti memeriksa setiap detail, dari jumlah potong tempe hingga kualitas minyak goreng di dapur, menunjukkan komitmen untuk memastikan kesejahteraan prajurit dan integritas anggaran.
Menuju 514 Batalion untuk Menjaga Setiap Kabupaten
Visi besar Prabowo dan Sjafrie adalah membangun 514 batalion TNI yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Dengan target pembangunan 150 batalion setiap tahun, dalam lima tahun ke depan, seluruh wilayah akan memiliki kekuatan pertahanan yang siap menjaga dan mendukung swasembada nasional.
"Ini bukan untuk ofensif, tapi untuk menjaga kedaulatan kita," kata Sjafrie.