"Dalam jarak pandang 25 meter, saya melihat ada anggota GAM berjalan dekat kami. Mereka pakai jeans dan kaos hitam dengan senjata AK"
Logo Tri Dharma |
Nasib baik masih berpihak pada Praka Mukson, Tabak SO 3/III/D dari satuan Yonif 330/Tri Dharma Kostrad. Saat bertugas 2005 di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), prajurit ini berhasil mengukir prestasi sebagai prajurit TNI AD terbaik, karena berhasil melumpuhkan 3 (tiga) anggota GAM sekaligus, saat melakukan patroli keamanan.
Pemuda asal Solo, Jawa Tengah ini pada mulanya tidak sengaja bertemu dengan segerombolan pasukan GAM di tengah-tengah patroli rutin Tim Drajat-3 Bandung/D di daerah Idi Rareuk, Aceh Timur.
Pada patroli siang, rekannya merasa sakit perut dan minta bergantian jaga di dekat sungai. "Ketika kami sampai dekat sungai dan teman mau buang hajat, kami melihat ada kotoran yang mengambang lewat. Kawan saya bilang berarti tak jauh dari lokasi ada orang lain yang baru saja dari lokasi kami," papar Praka Mukson.
Lalu, ketika kawannya tengah membuang hajat, Praka ini mengambil posisi berjaga-jaga dan ternyata ramalannya benar. "Dalam jarak pandang 25 m, saya melihat satu regu anggota GAM berjalan dekat kami. Mereka pakai jeans dan kaos hitam dengan senjata jenis AK, senjata organik pasukan GAM," katanya.
Ia masih ragu untuk mengambil keputusan menembak. Prajurit ini mempunyai berbagai pertimbangan, meski posisinya sudah tepat untuk menyerang lawan. "Jika anggota pertama saya tembak, maka orang kedua dan ketiga akan kocar-kacir untuk melindungi diri serta mencari posisi menyerang balik. Akhirnya saya menembak orang ketiga dan memang perkiraan saya tepat. Ketika yang ketiga ditembak, maka orang pertama dan kedua tak sempat berlindung, dan saya tembaki juga dan semua tepat sasaran. Mereka semua tewas ditempat," papar Mukson.
Mendengar suara tembakan bertubi-tubi, kawannya yang sedang buang hajat langsung membantu Mukson dan menembaki lawan yang lain dengan gagah berani, tapi tak sadar bahwa posisi senjatanya sangat dekat dengan telinga kawannya.
Setelah peluru habis, telinga kanan Mukson mengalir darah dan suara senjata yang cukup lama itu sedikit merusak gendang telinganya. "Saat ini telinga kanan saya tidak bisa mendengar lagi dengan sempurna," ungkapnya.
Setelah kejadian itu, ia mendapat penghargaan sebagai prajurit terbaik. Mukson merasa bangga atas prestasinya menewaskan tiga anggota GAM dan mendapatkan satu pucuk AK-47 dan dua pucuk AK-56. Ia berharap TNI AD tetap memberikan yang terbaik bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun di sisi lain dia juga mengharapkan agar prajurit yang berprestasi diberi rangsangan kesejahteraan. "Dengan rangsangan itu, kami merasa prajurit dihargai atas prestasinya dan moril semakin tinggi untuk membela negara,: paparnya.
Mukson tetap siap untuk ditugaskan kemana saja, meski dia baru saja melepaskan masa lajangnya tahun 2005.
Pada patroli siang, rekannya merasa sakit perut dan minta bergantian jaga di dekat sungai. "Ketika kami sampai dekat sungai dan teman mau buang hajat, kami melihat ada kotoran yang mengambang lewat. Kawan saya bilang berarti tak jauh dari lokasi ada orang lain yang baru saja dari lokasi kami," papar Praka Mukson.
Lalu, ketika kawannya tengah membuang hajat, Praka ini mengambil posisi berjaga-jaga dan ternyata ramalannya benar. "Dalam jarak pandang 25 m, saya melihat satu regu anggota GAM berjalan dekat kami. Mereka pakai jeans dan kaos hitam dengan senjata jenis AK, senjata organik pasukan GAM," katanya.
Ia masih ragu untuk mengambil keputusan menembak. Prajurit ini mempunyai berbagai pertimbangan, meski posisinya sudah tepat untuk menyerang lawan. "Jika anggota pertama saya tembak, maka orang kedua dan ketiga akan kocar-kacir untuk melindungi diri serta mencari posisi menyerang balik. Akhirnya saya menembak orang ketiga dan memang perkiraan saya tepat. Ketika yang ketiga ditembak, maka orang pertama dan kedua tak sempat berlindung, dan saya tembaki juga dan semua tepat sasaran. Mereka semua tewas ditempat," papar Mukson.
Mendengar suara tembakan bertubi-tubi, kawannya yang sedang buang hajat langsung membantu Mukson dan menembaki lawan yang lain dengan gagah berani, tapi tak sadar bahwa posisi senjatanya sangat dekat dengan telinga kawannya.
Setelah peluru habis, telinga kanan Mukson mengalir darah dan suara senjata yang cukup lama itu sedikit merusak gendang telinganya. "Saat ini telinga kanan saya tidak bisa mendengar lagi dengan sempurna," ungkapnya.
Setelah kejadian itu, ia mendapat penghargaan sebagai prajurit terbaik. Mukson merasa bangga atas prestasinya menewaskan tiga anggota GAM dan mendapatkan satu pucuk AK-47 dan dua pucuk AK-56. Ia berharap TNI AD tetap memberikan yang terbaik bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun di sisi lain dia juga mengharapkan agar prajurit yang berprestasi diberi rangsangan kesejahteraan. "Dengan rangsangan itu, kami merasa prajurit dihargai atas prestasinya dan moril semakin tinggi untuk membela negara,: paparnya.
Mukson tetap siap untuk ditugaskan kemana saja, meski dia baru saja melepaskan masa lajangnya tahun 2005.
Ia memulai karir sebagai prajurit sejak 1996 ketika dirinya memutuskan untuk masuk Catam di Kodam Jaya. setelah pendidikan, Mukson ditempatkan di Yonif Linud 330/Tri Dharma.
(dikutip dari Majalah Defender, edisi januari 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.