senapan serbu Beretta BM-59 Mk.1 (SP-1) |
SP-1 ini dipilih menjadi senapan serbu infanteri masa itu. pada waktu 1968 sampai 1974, PSM (Pabrik Senjata dan Mesiu, nama lama PINDAD) telah memproduksi sekitar 50.000 pucuk senjata SP-1. Kemudian senjata ini di kembangkan lebih lanjut menjadi SP-2 maupun SP-3.
senapan serbu Armalite AR18 (SS-77) |
♛ Jalan Pintas
Dari pengalaman di lapangan tersebut, maka tercetuslah ide pengembangan senjata baru pada tahun 1976 yang lebih mumpuni. Setahun kemudian lahirlah prototipe senapan serbu baru bernama SS-77 (Senapan Serbu 1977). Desain senjata ini mengacu pada senapan serbu Armalite AR18 dengan sistem mekanik gas operated, dan kapasitas peluru dalam magasen sebanyak 30 butir dengan kaliber 5,56 mm.
Selain versi standar SS 77 juga dikembangkan untuk versi Para berlaras pendek dan menggunakan popor lipat. Mode penembakan juga bervariasi menjadi mode Safe, Semi dan Auto. Tahun 1979 senapan serbu ini kemudian dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan peluru kaliber 7,62 mm menjadi SS-79 (Senapan Serbu 1979). Keberhasilan pengembangan senjata ini, pihak AD dan Hankam tertarik untuk menjadikannya sebagai senjata standar infanteri .
Berdasarkan pertimbangan BPPT tahun 1982, bahwa untuk memproduksi sendiri senapan ini dari awal, memerlukan waktu delapan tahun dan biaya litbang yang tinggi, maka diputuskan untuk membuat lisensi senjata yang sudah ada di pasaran yang terbukti tangguh dan kehandalannya di lapangan.
Akhirnya tersaring tiga jenis senapan serbu dari enam yang di uji coba. yaitu HK33 (Jerman), M16A1 (Amerika) dan FNC (Belgia). Uji coba dilakukan untuk melihat ketangguhan dan kehandalannya temasuk akurasi, daya rusak, jarak jangkau maupun daya tahan terhadap iklim tropis di negeri kita.
♛ Senapan Serbu Modern
Senapan Serbu 1 Pindad |
Keputusan memilih FNC, dikarenakan kemudahan yang diberikan prinsipal dari Belgia untuk alih teknologi dan akan dilimpahkan ke PT Pindad. Pertimbangan lainnya karena senapan serbu ini menggunakan peluru standar NATO, yaitu peluru inti baja atau disebut Full Metal Jacket.
Senapan Serbu 2 Pindad |
Selanjutnya berdasarkan kesepakatan BPPT yang mewakili Indonesia bersama FN Herstal SA, Belgia sebagai prinsipal tahun 1983, PT Pindad akan memproduksi minimal 200.000 pucuk sebagai syarat yang ditentukan FN. Setelah itu tidak perlu lagi membayar royalti kepada prinsipal. Senjata sebanyak itu di rencanakan akan di produksi selama 10 tahun.
Pada tahap awal senjata ini di datangkan langsung dari Belgia. Baru tahun1984 setelah jalur produksi beres, senapan serbu FNC resmi diproduksi di Pindad dengan memakai nama SS-1 (Senapan Serbu 1). Hingga tahun 1990 sudah 60% komponen yang bisa dihasilkan pabrik Pindad, Bandung sisanya masih buatan FN Herstal Belgia.
PM2 Pindad |
Keberhasilan inipun di dukung dengan sering menangnya pasukan TNI menggunakan SS-1 dalam perlombaan tembak antar negara dan selalu menjadi juara umum. Dengan demikian terbukti senjata ini layak dan handal. Produk Pindad pun layak disandingkan dengan senjata produksi dunia lainnya.
Selanjutnya Pindad telah berhasil mendesain dan membuat senjata sendiri bernama SS-2 dan telah diproduksi dan dipakai oleh TNI.
Sumber :
⌂ Majalah Angkasa
Keren!
BalasHapus