"Ya, saya minggu depan akan kirim utusan khusus untuk ke Iran dan Saudi." Presiden Joko Widodo (Jokowi). (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pekan depan segera mengirimkan utusan khusus merespon konflik dan memanasnya hubungan Arab Saudi dan Iran.
"Ya, saya minggu depan akan kirim utusan khusus untuk ke Iran dan Saudi. Kemenlu, tapi sebagai utusan khusus nanti saya sampaikan setelah akan berangkat, tapi secepatnya mungkin berangkat hari Senin, Selasa atau bisa lebih cepat, tapi saya minta secepatnya juga," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Jumat.
Menurut Presiden, merupakan hal yang mendesak dan sangat penting saat ini untuk mengirimkan utusan khusus sehingga tidak ada pembicaraan yang bersifat langsung.
Sebab arahnya ke depan, menurut Presiden, salah satunya Indonesia akan menawarkan diri menjadi mediator dalam ketegangan Arab Saudi dan Iran.
"Kalau menelepon itu berbeda maksudnya, tapi kalau mengirim utusan khusus itu bahwa kita memang ingin serius. Betul kalau telepon, ya saya bisa saja," katanya.
Jokowi menegaskan, tidak ingin sekadar menelepon, tetapi menunjukkan itikad yang serius untuk turut serta mencari solusi dari konflik tersebut sehingga utusan khusus akan segera dikirimkan.
Hubungan diplomatik Saudi Arabia dan Iran memburuk setelah Saudi mengeksekusi 47 orang, yang sebagian besar didakwa terorisme dalam sehari, termasuk ulama Nimr al-Nimr.
Pemerintah Saudi menganggap Nimr melakukan aksi terorisme hingga memicu terjadinya protes anti-pemerintah pada 2011 dan 2012.
Eksekusi terhadap Nimr itu mengundang kecaman dari warga Iran hingga berbagai aksi digelar di negara tersebut. Bahkan, Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran pun menjadi lokasi unjuk rasa terhebat sampai dilempari bom molotov.
Pada puncaknya, konflik itu semakin memanas sampai berujung pada pemutusan hubungan diplomatik kedua negara. Tak berhenti sampai di situ, Arab Saudi berencana memutus jalur lalu lintas udara dari dan menuju Iran.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pekan depan segera mengirimkan utusan khusus merespon konflik dan memanasnya hubungan Arab Saudi dan Iran.
"Ya, saya minggu depan akan kirim utusan khusus untuk ke Iran dan Saudi. Kemenlu, tapi sebagai utusan khusus nanti saya sampaikan setelah akan berangkat, tapi secepatnya mungkin berangkat hari Senin, Selasa atau bisa lebih cepat, tapi saya minta secepatnya juga," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Jumat.
Menurut Presiden, merupakan hal yang mendesak dan sangat penting saat ini untuk mengirimkan utusan khusus sehingga tidak ada pembicaraan yang bersifat langsung.
Sebab arahnya ke depan, menurut Presiden, salah satunya Indonesia akan menawarkan diri menjadi mediator dalam ketegangan Arab Saudi dan Iran.
"Kalau menelepon itu berbeda maksudnya, tapi kalau mengirim utusan khusus itu bahwa kita memang ingin serius. Betul kalau telepon, ya saya bisa saja," katanya.
Jokowi menegaskan, tidak ingin sekadar menelepon, tetapi menunjukkan itikad yang serius untuk turut serta mencari solusi dari konflik tersebut sehingga utusan khusus akan segera dikirimkan.
Hubungan diplomatik Saudi Arabia dan Iran memburuk setelah Saudi mengeksekusi 47 orang, yang sebagian besar didakwa terorisme dalam sehari, termasuk ulama Nimr al-Nimr.
Pemerintah Saudi menganggap Nimr melakukan aksi terorisme hingga memicu terjadinya protes anti-pemerintah pada 2011 dan 2012.
Eksekusi terhadap Nimr itu mengundang kecaman dari warga Iran hingga berbagai aksi digelar di negara tersebut. Bahkan, Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran pun menjadi lokasi unjuk rasa terhebat sampai dilempari bom molotov.
Pada puncaknya, konflik itu semakin memanas sampai berujung pada pemutusan hubungan diplomatik kedua negara. Tak berhenti sampai di situ, Arab Saudi berencana memutus jalur lalu lintas udara dari dan menuju Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.