Korea-Indoensia Sepakat
Buat Pesawat Tempur CanggihIlustrasi konsep KFX ☆
Pemerintah Korea Selatan akhirnya menandatangani kesepakatan pembuatan pesawat tempur canggih KF-X dengan Indonesia pada bulan Oktober ini. Proyek pembuatan pesawat tempur canggih KF-X ini menjadikan Indonesia sebagai negara di Asia Tenggara yang akan tergabung dalam proyek bersama pembuatan KF-X pada 2015.
Informasi ini dipastikan oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dalam negosiasi dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan pertahanan Indonesia. Dilansir dari Korea Times, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea (DAPA) menjelaskan hal itu dalam siaran persnya pada Selasa (6/10/2015).
Perjalanan kerjasama pebuatan pesawat tempur canggih KF-X ini sempat tertunda sejak pemerintah Indonesia dan Korea menyepakati kerjasama ini Oktober 2014 lalu. Seoul bersedia bila pemerintah Indonesia berpartisipasi dalam proyek pengerjaan pesawat tempur canggih KF-X dengan mengeluarkan 20 persen biaya pengerjaan, dan kemudian membeli 50 produk pesawat tersebut.
Namun dalam perjalanannya Indonesia mempertimbangkan kesepakatan lain, menyusul laporan bahwa Korea gagal mendapatkan empat bagian penting teknologi pesawat canggih ini dengan munculnya F-35 AS Lockheed Martin dari Amerika Serikat.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di awal September lalu juga memutuskan menunda keikutsertaan Indonesia dalam proyek pembuatan pesawat tempur ini. Namun DAPA melalui Kedutaan Besar di Indonesia sedang memastikan kepastian penundaan itu. Pejabat DAPA mengkonfirmasi, setelah kesepakatan ini ditandatangani pihak Korea, kotrak resmi akan disepakati setelah persetejuan dari pemerintah Indonesia.
Proyek pengerjaan pesawat tempur KF-X menelan biaya 7,2 miliar dolar AS, pengembangan pesawat ini hingga 2025 dan akan menggantikan model F-4s dan F-5s. Program pembuatan pesawat tempur KF-X diprakarsai oleh mendiang mantan Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung pada Maret 2001.
Proyek ini telah lama tertunda karena keterbatasan anggaran dan laporan atas kelayakannya pengeran proyek. Namun Juru bicara kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kim Min-seok telah memastikan pihaknya akan menyelesaikan beberapa permasalahan dari proyek ini.Teknologi Tak Dikasih AS, Proyek KFX Korea-RI, Jalan TerusKonsep pesawat siluman KFX ☆
Korea Selatan menegaskan akan menandatangani kesepakatan dengan Indonesia bulan ini untuk mengikat kemitaraan dalam proyek pesawat tempur berkemampuan siluman Korea Fighter Experimental (KF-X). “Saat ini pihak pemenang lelang dan pihak berwenang di Indonesia, sedang penuh semangat dalam bernegosiasi dan mereka berencana menandatangani kontrak dalam bulan Oktober ini,” kata Defense Acquisition Program Administration.
Perjanjian tentatif ini akan menyertakan partisipasi Indonesia dalam proyek Korea Fighter Experimental (KF-X) yang diproduksi secara lokal pada tahun 2025.
Sebelumnya, kedua negara ditempa penawaran di mana Indonesia akan menanggung 20 persen dari biaya pengembangan, untuk proyek KFX dan memperoleh sekitar 50 pesawat baru.
Kesepakatan Oktober mendatang akan ditandatangani antara pemerintah Indonesia dengan Korea Aerospace Industries (KAI) dan perusahaan-perusahaan selaku pemenang lelang proyek tersebut.
Pejabat Dapa mengatakan bahwa hal itu secara resmi akan menunjuk KAI sebagai kontraktor untuk KF-X dalam tahun ini dan memulai tugas pembangunan dengan sungguh-sungguh.
“DAPA Korea Selatan dan Kementerian pertahanan di Indonesia, secara erat bekerja sama untuk pengembangan KF-X dalam mendapatkan hasil yang sukses,” menurut badan tersebut.
Proyek Angkatan Udara ini baru saja mendapatkan pukulan berat, setelah pemerintah AS menolak izin ekspor bagi Lockheed Martin untuk berkontribusi terhadap empat teknologi kunci untuk proyek pesawat Korea Selatan ini. [Yonhapnews.co.kr]Berharap Jadi Partner Indonesia dalam Industri PertahananKerjasama antara Indonesia dan Korea yang telah terjalin hingga saat ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan terus berkelanjutan khususnya dalam proyek pembangunan kapal selam dan pesawat tempur. Pemerintah Korea benar-benar ingin menjadi partner Indonesia dalam pembangunan industri pertahanan.
Di sisi lain pemerintah Korea juga ingin menjadi partner yang sesungguhnya bagi Indonesia dalam semua bidang. Harapan tersebut disampaikan Dubes Korea Selatan untuk Indonesia H.E. Mr. Taiyong Cho saat bertemu dengan Menhan RI Ryamizard Ryacudu, Selasa (6/10), di kantor Kemhan Jakarta.
Pemerintah Korea akan terus mendorong kemandirian Indonesia dalam membangun industri pertahanan khususnya dalam produksi kapal selam. Untuk itu kesiapan Indonesia dalam pembangunan dan penyelesaian infrastruktur kapal selam sangat diharapkan.
Untuk memperluas kerjasama antara Indonesia dan Korea, pemerintah kedua negara akan segera membuat perjanjian kerjasama teknologi pertahanan dimana para scientist ataupun teknisi kedua negara akan melakukan penelitian bersama dalam membangun teknologi pertahanan. Diharapkan penelitian bersama kedua negara dapat berlangsung pada tahun depan.
Menanggapi hal tersebut, Menhan menyambut baik keinginan pemerintah Korea untuk menjadi partner Indonesia dalam segala bidang. Untuk industri pertahanan, beberapa alutsista produksi Korea turut didemontrasikan dalam HUT TNI ke-70 kemarin. Sedangkan untuk kapal selam yang saat ini dalam proses produksi di Korea, Menhan berharap infrastruktur di Surabaya dapat segera diselesaikan pengerjaannya pada tahun depan.
Pemerintah Korea Selatan akhirnya menandatangani kesepakatan pembuatan pesawat tempur canggih KF-X dengan Indonesia pada bulan Oktober ini. Proyek pembuatan pesawat tempur canggih KF-X ini menjadikan Indonesia sebagai negara di Asia Tenggara yang akan tergabung dalam proyek bersama pembuatan KF-X pada 2015.
Informasi ini dipastikan oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dalam negosiasi dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan pertahanan Indonesia. Dilansir dari Korea Times, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea (DAPA) menjelaskan hal itu dalam siaran persnya pada Selasa (6/10/2015).
Perjalanan kerjasama pebuatan pesawat tempur canggih KF-X ini sempat tertunda sejak pemerintah Indonesia dan Korea menyepakati kerjasama ini Oktober 2014 lalu. Seoul bersedia bila pemerintah Indonesia berpartisipasi dalam proyek pengerjaan pesawat tempur canggih KF-X dengan mengeluarkan 20 persen biaya pengerjaan, dan kemudian membeli 50 produk pesawat tersebut.
Namun dalam perjalanannya Indonesia mempertimbangkan kesepakatan lain, menyusul laporan bahwa Korea gagal mendapatkan empat bagian penting teknologi pesawat canggih ini dengan munculnya F-35 AS Lockheed Martin dari Amerika Serikat.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di awal September lalu juga memutuskan menunda keikutsertaan Indonesia dalam proyek pembuatan pesawat tempur ini. Namun DAPA melalui Kedutaan Besar di Indonesia sedang memastikan kepastian penundaan itu. Pejabat DAPA mengkonfirmasi, setelah kesepakatan ini ditandatangani pihak Korea, kotrak resmi akan disepakati setelah persetejuan dari pemerintah Indonesia.
Proyek pengerjaan pesawat tempur KF-X menelan biaya 7,2 miliar dolar AS, pengembangan pesawat ini hingga 2025 dan akan menggantikan model F-4s dan F-5s. Program pembuatan pesawat tempur KF-X diprakarsai oleh mendiang mantan Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung pada Maret 2001.
Proyek ini telah lama tertunda karena keterbatasan anggaran dan laporan atas kelayakannya pengeran proyek. Namun Juru bicara kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kim Min-seok telah memastikan pihaknya akan menyelesaikan beberapa permasalahan dari proyek ini.Teknologi Tak Dikasih AS, Proyek KFX Korea-RI, Jalan TerusKonsep pesawat siluman KFX ☆
Korea Selatan menegaskan akan menandatangani kesepakatan dengan Indonesia bulan ini untuk mengikat kemitaraan dalam proyek pesawat tempur berkemampuan siluman Korea Fighter Experimental (KF-X). “Saat ini pihak pemenang lelang dan pihak berwenang di Indonesia, sedang penuh semangat dalam bernegosiasi dan mereka berencana menandatangani kontrak dalam bulan Oktober ini,” kata Defense Acquisition Program Administration.
Perjanjian tentatif ini akan menyertakan partisipasi Indonesia dalam proyek Korea Fighter Experimental (KF-X) yang diproduksi secara lokal pada tahun 2025.
Sebelumnya, kedua negara ditempa penawaran di mana Indonesia akan menanggung 20 persen dari biaya pengembangan, untuk proyek KFX dan memperoleh sekitar 50 pesawat baru.
Kesepakatan Oktober mendatang akan ditandatangani antara pemerintah Indonesia dengan Korea Aerospace Industries (KAI) dan perusahaan-perusahaan selaku pemenang lelang proyek tersebut.
Pejabat Dapa mengatakan bahwa hal itu secara resmi akan menunjuk KAI sebagai kontraktor untuk KF-X dalam tahun ini dan memulai tugas pembangunan dengan sungguh-sungguh.
“DAPA Korea Selatan dan Kementerian pertahanan di Indonesia, secara erat bekerja sama untuk pengembangan KF-X dalam mendapatkan hasil yang sukses,” menurut badan tersebut.
Proyek Angkatan Udara ini baru saja mendapatkan pukulan berat, setelah pemerintah AS menolak izin ekspor bagi Lockheed Martin untuk berkontribusi terhadap empat teknologi kunci untuk proyek pesawat Korea Selatan ini. [Yonhapnews.co.kr]Berharap Jadi Partner Indonesia dalam Industri PertahananKerjasama antara Indonesia dan Korea yang telah terjalin hingga saat ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan terus berkelanjutan khususnya dalam proyek pembangunan kapal selam dan pesawat tempur. Pemerintah Korea benar-benar ingin menjadi partner Indonesia dalam pembangunan industri pertahanan.
Di sisi lain pemerintah Korea juga ingin menjadi partner yang sesungguhnya bagi Indonesia dalam semua bidang. Harapan tersebut disampaikan Dubes Korea Selatan untuk Indonesia H.E. Mr. Taiyong Cho saat bertemu dengan Menhan RI Ryamizard Ryacudu, Selasa (6/10), di kantor Kemhan Jakarta.
Pemerintah Korea akan terus mendorong kemandirian Indonesia dalam membangun industri pertahanan khususnya dalam produksi kapal selam. Untuk itu kesiapan Indonesia dalam pembangunan dan penyelesaian infrastruktur kapal selam sangat diharapkan.
Untuk memperluas kerjasama antara Indonesia dan Korea, pemerintah kedua negara akan segera membuat perjanjian kerjasama teknologi pertahanan dimana para scientist ataupun teknisi kedua negara akan melakukan penelitian bersama dalam membangun teknologi pertahanan. Diharapkan penelitian bersama kedua negara dapat berlangsung pada tahun depan.
Menanggapi hal tersebut, Menhan menyambut baik keinginan pemerintah Korea untuk menjadi partner Indonesia dalam segala bidang. Untuk industri pertahanan, beberapa alutsista produksi Korea turut didemontrasikan dalam HUT TNI ke-70 kemarin. Sedangkan untuk kapal selam yang saat ini dalam proses produksi di Korea, Menhan berharap infrastruktur di Surabaya dapat segera diselesaikan pengerjaannya pada tahun depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.