Seorang komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Hussein Hamedani, dibunuh ISIS di Suriah. (Independent/Getty) ♆
Jenderal Garda Revolusi Iran, Hossein Hamedani, dilaporkan tewas di dekat Kota Aleppo, Suriah, pada Kamis (8/10) malam.
Seperti dilansir Reuters, Hamedani merupakan veteran perang Irak pada 1980-1988. Ia dilantik menjadi wakil kepala komandan pasukan elit pada 2005.
Hamedani memegang peranan penting sebagai penasihat bagi tentara Suriah dalam upaya penggempuran kelompok militan ISIS.
"Selama bertahun-tahun, Hamedani memegang peranan penting di Suriah sebagai penasihat. Ia memegang peranan penting dalam mencegah jatuhnya Damaskus. Ia kemudian pulang ke rumah setelah bertugas," ujar seorang pejabat Iran, Esmail Kosari.
Menurut Kosari, Hamedani sebenarnya sudah menyelesaikan tugasnya di Suriah dan kembali ke Iran. "Ia kembali ke Suriah untuk beberapa hari karena pengetahuannya yang mendalam mengenai wilayah tersebut dan ia menjadi martir di Suriah," kata Kosari.
Iran memang merupakan sekutu regional dari Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Selama empat tahun perang sipil di Suriah, Iran memberikan dukungan militer dan ekonomi.
Namun, Iran menyangkal menerjunkan pasukan militer ke Suriah. Mereka mengaku hanya memberikan dukungan berupa penasihat bagi militer Suriah untuk menumpas teroris.
Setelah Rusia melancarkan serangan udara di Suriah untuk membela pemerintahan Assad, Iran akhirnya menurunkan personelnya ke tengah perang sipil tersebut.
Menurut dua sumber militer Libanon, ratusan tentara Iran sudah tiba di Suriah. Mereka angkat senjata bergabung dengan pasukan Assad dan sekutunya dari Hizbullah, Libanon, milisi Syiah Irak, sementara Rusia akan mendukung dari udara.
Di Suriah sendiri, koalisi di bawah komando Amerika Serikat sudah melancarkan serangan untuk melawan ISIS.
AS dan Rusia satu visi dalam penggempuran ISIS. Namun, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia terhadap pemerintahan Bashar al-Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala masalah di Suriah.
AS pun menuding bahwa serangan udara Rusia lebih banyak mengenai basis kelompok pemberontak Suriah ketimbang ISIS. (stu)
Jenderal Garda Revolusi Iran, Hossein Hamedani, dilaporkan tewas di dekat Kota Aleppo, Suriah, pada Kamis (8/10) malam.
Seperti dilansir Reuters, Hamedani merupakan veteran perang Irak pada 1980-1988. Ia dilantik menjadi wakil kepala komandan pasukan elit pada 2005.
Hamedani memegang peranan penting sebagai penasihat bagi tentara Suriah dalam upaya penggempuran kelompok militan ISIS.
"Selama bertahun-tahun, Hamedani memegang peranan penting di Suriah sebagai penasihat. Ia memegang peranan penting dalam mencegah jatuhnya Damaskus. Ia kemudian pulang ke rumah setelah bertugas," ujar seorang pejabat Iran, Esmail Kosari.
Menurut Kosari, Hamedani sebenarnya sudah menyelesaikan tugasnya di Suriah dan kembali ke Iran. "Ia kembali ke Suriah untuk beberapa hari karena pengetahuannya yang mendalam mengenai wilayah tersebut dan ia menjadi martir di Suriah," kata Kosari.
Iran memang merupakan sekutu regional dari Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Selama empat tahun perang sipil di Suriah, Iran memberikan dukungan militer dan ekonomi.
Namun, Iran menyangkal menerjunkan pasukan militer ke Suriah. Mereka mengaku hanya memberikan dukungan berupa penasihat bagi militer Suriah untuk menumpas teroris.
Setelah Rusia melancarkan serangan udara di Suriah untuk membela pemerintahan Assad, Iran akhirnya menurunkan personelnya ke tengah perang sipil tersebut.
Menurut dua sumber militer Libanon, ratusan tentara Iran sudah tiba di Suriah. Mereka angkat senjata bergabung dengan pasukan Assad dan sekutunya dari Hizbullah, Libanon, milisi Syiah Irak, sementara Rusia akan mendukung dari udara.
Di Suriah sendiri, koalisi di bawah komando Amerika Serikat sudah melancarkan serangan untuk melawan ISIS.
AS dan Rusia satu visi dalam penggempuran ISIS. Namun, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia terhadap pemerintahan Bashar al-Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala masalah di Suriah.
AS pun menuding bahwa serangan udara Rusia lebih banyak mengenai basis kelompok pemberontak Suriah ketimbang ISIS. (stu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.