Masterplan rampung 2-3 minggu ke depan KRI Nanggala 402 [TNI AL] ⚓️
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berbicara perihal harga alutsista yang menurutnya sangat mahal. Prabowo menyebut mahalnya alutsista sampai-sampai membuat pemimpin negara dilema.
"Kemudian juga bahwa alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal. Bahkan bisa saya katakan ya sangat mahal, sangat mahal, dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dengan dilema, harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertahanan supaya kedaulatan kita tidak terganggu. Nah ini selalu," kata Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).
Prabowo mengaku sedang membuat masterplan kemampuan pertahanan negara sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prediksinya, masterplan kemampuan pertahanan negara itu rampung 2-3 minggu ke depan.
"Karena itu, Presiden pernah memerintahkan saya satu tahun yang lalu untuk bersama-sama pimpinan TNI menyusun suatu masterplan, rencana induk dan beliau (Presiden) mengkehendaki betul rencana induk 25 tahun yang memberi kepada kita suatu totalitas kemampuan pertahanan," ungkap Prabowo.
"Ini sedang kita rampungkan, kita sedang menyusun, kita sedang perbaiki. Insyaallah 2-3 minggu ini kita akan bersama dengan Panglima TNI akan kita rampungkan dan kita sampaikan kepada Bapak Presiden," imbuhnya.
Seperti diketahui, konferensi pers Prabowo di Lanud Ngurah Rai ini berkaitan dengan kepal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali saat latihan penembakan torpedo. Menhan Prabowo mengatakan pertahanan negara selalu mengandung unsur bahaya.
"Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan upaya yang sangat rumit, yang memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan yang mengandung unsur bahaya," ucap Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai di Bali, Kamis (22/4). (zak/fjp)
Rumit dan Bahayanya Latihan Perang TNI
KRI Clurit 641 sukses tembakan rudal C-705 di Natuna [TNI AL]
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berbicara mengenai kondisi pertahanan negara menyusul insiden hilang kontak KRI Nanggala-402. Prabowo mengatakan pertahanan negara selalu mengandung unsur bahaya.
"Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan upaya yang sangat rumit, yang memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan yang mengandung unsur bahaya," kata Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai di Bali, Kamis (22/4/2021).
Prabowo mengatakan masalah pertahanan negara selalu meliputi tiga hal. Permasalahan itu didapati di laut, udara, dan darat.
"Satu adalah kegiatannya yang sangat rumit membutuhkan teknologi yang sangat tinggi, profesionalitas juga yang tinggi dari awak-awaknya, dan mengandung unsur bahaya yang sangat tinggi," kata Prabowo.
Prabowo menjelaskan TNI juga harus selalu dalam keadaan siap tempur. Bahkan, kata Prabowo, latihan yang dilakukan TNI pun selalu mengandung unsur bahaya.
"Kemudian bahwa TNI untuk mengadakan melaksanakan dan fungsinya harus dalam keadaan siap tempur, setiap saat karena itu sangat dibutuhkan latihan, dan latihan pun mengandung masalah bahaya yang sangat tinggi," tutur Prabowo.
Lebih lanjut Prabowo juga berbicara mengena alutsista yang relatif mahal. Menurut Prabowo, ada dilema antara mengutamakan pembangunan kesejahteraan dan menjaga kedaulatan negara.
"Bahwa alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa saya katakan sangat mahal, dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dan dilematis, harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertanahan supaya kedaulatan pertahanan kita tidak terganggu," imbuh dia. (knv/fjp)
Dalam Waktu Dekat Alutsista 3 Matra TNI Dimodernisasi
Ilustrasi Fregat Iver Huitfeldt class [Brian Aitkenhead]
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan investasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Prabowo akan melakukan modernisasi alutsista tiga matra TNI.
Prabowo menyampaikan ini dalam konferensi pers terkait hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Mulanya Prabowo menjelaskan bahwa alutsista di bidang pertahanan harganya sangat mahal.
"Alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa sangat mahal. Sangat mahal." kata Prabowo di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).
Maka dari itu, pemimpin negara kerap dihadapkan pada dilema antara membangun kesejahteraan atau menjaga pertahanan. Oleh karena itu, Jokowi sempat memintanya menyusun masterplan di bidang pertahanan untuk investasi alutsista.
"Karena itu, Presiden pernah meminta ke saya satu tahun yang lalu untuk bersama-sama pimpinan TNI, menyusun suatu masterplan. Rencana induk 25 tahun yang memberi kita totalitas kemampuan pertahanan. Ini sudah kita rampungkan," katanya.
"Kita akan investasi lebih besar tanpa mempengaruhi usaha pembangunan kesejahteraan," sambungnya.
Prabowo menegaskan bahwa alutsista perlu diremajakan. Pasalnya, saat ini kebutuhan alutsista ini mendesak.
"Kita perlu meremajakan alutsista kita. Banyak alutsista kita adalah memang karena keterpaksaan dan karena kita utamakan pembangunan kesejahteraan, banyak yang belum modernisasi. Tapi sekarang ini mendesak. Kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi," ungkapnya.
Dia yakin alutsista ini bisa mulai dimodernisasi. Yakni modernisasi di matra udara, laut, dan darat.
"Tapi saya yakin, dalam waktu dekat perlengkapan alutsista bisa kita modernisasi untuk tiga matra. Udara, laut, dan darat," tuturnya. (rdp/fjp)
Bakal Beli 3 Kapal Selam Lagi
Kapal selam S-BR [ist]
Kasus hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali memicu kritik alutsista TNI yang sudah tua. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disebut bakal membeli tiga kapal selam lagi hingga 2024.
Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi menyebut DPR saat ini memang tidak bisa melakukan pembahasan anggaran kementerian hingga satuan tiga alias tidak terperinci, tapi pembahasan soal pengadaan kapal selam dibahas detail. Dalam rencana strategi (renstra), Indonesia idealnya disebut punya 12 kapal selam.
"Kalau yang besar-besar seperti kapal selam ini, memang kan dalam renstra waktu itu idealnya Indonesia ini kan punya 12 kapal selam, kita baru punya 5 dan memang akan ada pengadaan sampai di MEF 3 (minimum essential force) ini 2024 akan ada tiga lagi," kata Bobby saat dihubungi detikcom, Kamis (22/4/2021). Bobby menjawab soal pengadaan kapal selam dalam anggaran belanja Kemhan.
Menurut Bobby, tiga kapal selam ini masih dalam pembahasan terkait asal pengadaannya. Namun dia yakin TNI Angkatan Laut paham mana kapal selam yang terbaik.
"Nah ini tiga lagi ini kan yang masih dalam perdebatan tapi kita juga kan, yang paling paham Angkatan Laut apakah beli dari Korea lagi, Daewoo, apakah yang sempat Pak Prabowo ke Prancis, Scorpene, itu, ataupun Rusia. Itu kan kita nggak sampai tahu mereknya apa, tapi pilihannya di kelas itu tiga itu," kata dia.
"Kenapa, karena Singapura sudah punya kelas di atas yang kita punya. Kita punya kan kelasnya U-209, kelas oke juga, tapi Singapura punya yang lebih tinggi lagi 218-SG. Nah, karena itu, kita harus punya yang lebih tinggi dari itu. Lebih tinggi dari itu ya ada itu, tiga itu," imbuh legislator Partai Golkar itu.
Masalah merek kapal selam itu, disebut Bobby, merupakan hal teknis. Yang penting, katanya, Indonesia punya anggarannya.
"Kalau masalah mana yang paling bagus, TNI-lah yang paling paham," jelas Bobby.
Terkait hilangnya KRI Nanggala-402, Bobby berharap Indonesia mengerahkan seluruh kapal pencari sebelum bantuan dari negara lain tiba. Menurutnya, ini situasi krisis.
"Kita tidak tahu perbekalannya bagaimana, oksigen berapa lama, walaupun mereka punya prosedur standar minimum kalau kapal itu istilahnya deployment mereka kan ada minimal perbekalan dibawa. Tapi kita nggak tahu ini karena ada kecelakaan," sebut dia.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan investasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Prabowo akan melakukan modernisasi alutsista tiga matra TNI.
Prabowo menyampaikan ini dalam konferensi pers terkait hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Mulanya Prabowo menjelaskan bahwa alutsista di bidang pertahanan harganya sangat mahal.
"Alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa sangat mahal. Sangat mahal." kata Prabowo di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021). (gbr/tor)
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berbicara perihal harga alutsista yang menurutnya sangat mahal. Prabowo menyebut mahalnya alutsista sampai-sampai membuat pemimpin negara dilema.
"Kemudian juga bahwa alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal. Bahkan bisa saya katakan ya sangat mahal, sangat mahal, dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dengan dilema, harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertahanan supaya kedaulatan kita tidak terganggu. Nah ini selalu," kata Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).
Prabowo mengaku sedang membuat masterplan kemampuan pertahanan negara sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prediksinya, masterplan kemampuan pertahanan negara itu rampung 2-3 minggu ke depan.
"Karena itu, Presiden pernah memerintahkan saya satu tahun yang lalu untuk bersama-sama pimpinan TNI menyusun suatu masterplan, rencana induk dan beliau (Presiden) mengkehendaki betul rencana induk 25 tahun yang memberi kepada kita suatu totalitas kemampuan pertahanan," ungkap Prabowo.
"Ini sedang kita rampungkan, kita sedang menyusun, kita sedang perbaiki. Insyaallah 2-3 minggu ini kita akan bersama dengan Panglima TNI akan kita rampungkan dan kita sampaikan kepada Bapak Presiden," imbuhnya.
Seperti diketahui, konferensi pers Prabowo di Lanud Ngurah Rai ini berkaitan dengan kepal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali saat latihan penembakan torpedo. Menhan Prabowo mengatakan pertahanan negara selalu mengandung unsur bahaya.
"Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan upaya yang sangat rumit, yang memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan yang mengandung unsur bahaya," ucap Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai di Bali, Kamis (22/4). (zak/fjp)
Rumit dan Bahayanya Latihan Perang TNI
KRI Clurit 641 sukses tembakan rudal C-705 di Natuna [TNI AL]
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berbicara mengenai kondisi pertahanan negara menyusul insiden hilang kontak KRI Nanggala-402. Prabowo mengatakan pertahanan negara selalu mengandung unsur bahaya.
"Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan upaya yang sangat rumit, yang memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan yang mengandung unsur bahaya," kata Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai di Bali, Kamis (22/4/2021).
Prabowo mengatakan masalah pertahanan negara selalu meliputi tiga hal. Permasalahan itu didapati di laut, udara, dan darat.
"Satu adalah kegiatannya yang sangat rumit membutuhkan teknologi yang sangat tinggi, profesionalitas juga yang tinggi dari awak-awaknya, dan mengandung unsur bahaya yang sangat tinggi," kata Prabowo.
Prabowo menjelaskan TNI juga harus selalu dalam keadaan siap tempur. Bahkan, kata Prabowo, latihan yang dilakukan TNI pun selalu mengandung unsur bahaya.
"Kemudian bahwa TNI untuk mengadakan melaksanakan dan fungsinya harus dalam keadaan siap tempur, setiap saat karena itu sangat dibutuhkan latihan, dan latihan pun mengandung masalah bahaya yang sangat tinggi," tutur Prabowo.
Lebih lanjut Prabowo juga berbicara mengena alutsista yang relatif mahal. Menurut Prabowo, ada dilema antara mengutamakan pembangunan kesejahteraan dan menjaga kedaulatan negara.
"Bahwa alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa saya katakan sangat mahal, dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dan dilematis, harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertanahan supaya kedaulatan pertahanan kita tidak terganggu," imbuh dia. (knv/fjp)
Dalam Waktu Dekat Alutsista 3 Matra TNI Dimodernisasi
Ilustrasi Fregat Iver Huitfeldt class [Brian Aitkenhead]
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan investasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Prabowo akan melakukan modernisasi alutsista tiga matra TNI.
Prabowo menyampaikan ini dalam konferensi pers terkait hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Mulanya Prabowo menjelaskan bahwa alutsista di bidang pertahanan harganya sangat mahal.
"Alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa sangat mahal. Sangat mahal." kata Prabowo di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).
Maka dari itu, pemimpin negara kerap dihadapkan pada dilema antara membangun kesejahteraan atau menjaga pertahanan. Oleh karena itu, Jokowi sempat memintanya menyusun masterplan di bidang pertahanan untuk investasi alutsista.
"Karena itu, Presiden pernah meminta ke saya satu tahun yang lalu untuk bersama-sama pimpinan TNI, menyusun suatu masterplan. Rencana induk 25 tahun yang memberi kita totalitas kemampuan pertahanan. Ini sudah kita rampungkan," katanya.
"Kita akan investasi lebih besar tanpa mempengaruhi usaha pembangunan kesejahteraan," sambungnya.
Prabowo menegaskan bahwa alutsista perlu diremajakan. Pasalnya, saat ini kebutuhan alutsista ini mendesak.
"Kita perlu meremajakan alutsista kita. Banyak alutsista kita adalah memang karena keterpaksaan dan karena kita utamakan pembangunan kesejahteraan, banyak yang belum modernisasi. Tapi sekarang ini mendesak. Kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi," ungkapnya.
Dia yakin alutsista ini bisa mulai dimodernisasi. Yakni modernisasi di matra udara, laut, dan darat.
"Tapi saya yakin, dalam waktu dekat perlengkapan alutsista bisa kita modernisasi untuk tiga matra. Udara, laut, dan darat," tuturnya. (rdp/fjp)
Bakal Beli 3 Kapal Selam Lagi
Kapal selam S-BR [ist]
Kasus hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali memicu kritik alutsista TNI yang sudah tua. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disebut bakal membeli tiga kapal selam lagi hingga 2024.
Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi menyebut DPR saat ini memang tidak bisa melakukan pembahasan anggaran kementerian hingga satuan tiga alias tidak terperinci, tapi pembahasan soal pengadaan kapal selam dibahas detail. Dalam rencana strategi (renstra), Indonesia idealnya disebut punya 12 kapal selam.
"Kalau yang besar-besar seperti kapal selam ini, memang kan dalam renstra waktu itu idealnya Indonesia ini kan punya 12 kapal selam, kita baru punya 5 dan memang akan ada pengadaan sampai di MEF 3 (minimum essential force) ini 2024 akan ada tiga lagi," kata Bobby saat dihubungi detikcom, Kamis (22/4/2021). Bobby menjawab soal pengadaan kapal selam dalam anggaran belanja Kemhan.
Menurut Bobby, tiga kapal selam ini masih dalam pembahasan terkait asal pengadaannya. Namun dia yakin TNI Angkatan Laut paham mana kapal selam yang terbaik.
"Nah ini tiga lagi ini kan yang masih dalam perdebatan tapi kita juga kan, yang paling paham Angkatan Laut apakah beli dari Korea lagi, Daewoo, apakah yang sempat Pak Prabowo ke Prancis, Scorpene, itu, ataupun Rusia. Itu kan kita nggak sampai tahu mereknya apa, tapi pilihannya di kelas itu tiga itu," kata dia.
"Kenapa, karena Singapura sudah punya kelas di atas yang kita punya. Kita punya kan kelasnya U-209, kelas oke juga, tapi Singapura punya yang lebih tinggi lagi 218-SG. Nah, karena itu, kita harus punya yang lebih tinggi dari itu. Lebih tinggi dari itu ya ada itu, tiga itu," imbuh legislator Partai Golkar itu.
Masalah merek kapal selam itu, disebut Bobby, merupakan hal teknis. Yang penting, katanya, Indonesia punya anggarannya.
"Kalau masalah mana yang paling bagus, TNI-lah yang paling paham," jelas Bobby.
Terkait hilangnya KRI Nanggala-402, Bobby berharap Indonesia mengerahkan seluruh kapal pencari sebelum bantuan dari negara lain tiba. Menurutnya, ini situasi krisis.
"Kita tidak tahu perbekalannya bagaimana, oksigen berapa lama, walaupun mereka punya prosedur standar minimum kalau kapal itu istilahnya deployment mereka kan ada minimal perbekalan dibawa. Tapi kita nggak tahu ini karena ada kecelakaan," sebut dia.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan investasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Prabowo akan melakukan modernisasi alutsista tiga matra TNI.
Prabowo menyampaikan ini dalam konferensi pers terkait hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Mulanya Prabowo menjelaskan bahwa alutsista di bidang pertahanan harganya sangat mahal.
"Alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa sangat mahal. Sangat mahal." kata Prabowo di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021). (gbr/tor)
⚓️ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.