Terakhir di MariupoldIbukota Ukraina Membara Didera Rusia, Gema Sirene Memecah Malam ☆
Ukraina mengklaim telah membunuh empat jenderal Rusia pada pertempuran di sejumlah wilayah.
Jenderal terakhir Rusia yang diklaim dibunuh pasukan Ukraina sejauh ini adalah Mayor Jenderal Oleg Mityaev. Ia disebut tewas dalam pertempuran di Mariupol pada Selasa (15/3).
Hal tersebut disampaikan penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko. Ia merilis foto di Telegram terkait perwira yang disebut tewas, demikian dikutip Associated Press, Selasa (15/3).
Mityaev memimpin divisi senapan ke-150 dan telah bertempur di Suriah, lanjut Geraschenko.
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, melaporkan kematian seorang jenderal Rusia yang lain dalam pidatonya. Namun, ia tak menyebutkan nama perwira yang tewas itu.
Sejauh ini juga belum ada konfirmasi kematian jenderal Mityaev dari Rusia.
Mityaev menjadi jenderal keempat yang tewas dalam pertempuran di Ukraina.
Beberapa hari setelah invasi Rusia ke Ukraina, Mayor Jenderal Andre Sukhovetsky tewas tertembak oleh penembak jitu pada Senin (28/2) lalu.
Ia disebut pernah terlibat dalam aksi militer Rusia di Suriah. Imbas tindakan dalam operasi tersebut, ia diganjar dua medali Orders of Courage dari Kremlin.
Lalu pada Senin (7/3), Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov juga tewas. Ia merupakan wakil komandan Divisi ke-41 Rusia.
Kemudian pada Sabtu (12/3), Ukraina menyebut jenderal Rusia tewas di tangan pasukan mereka. Dia adalah Mayor jenderal Andrei Kolesnikov.
Berdasarkan situs Kementerian Pertahanan Rusia, Kolesnikov merupakan komandan Distrik Militer Timur Rusia.
Ukraina berada dalam gempuran Rusia usai mereka memutuskan invasi pada 24 Februari lalu.
Pasukan Moskow tak segan menggempur rumah sakit bersalin, apartemen dan fasilitas sipil lain. Padahal di awal invasi, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim hanya menargetkan instalasi militer. Namun hingga kini mereka terus menyerang area-area sipil bahkan saat warga evakuasi.
Negosiasi sudah dilakukan bahkan memasuki putaran keempat. Namun belum ada hasil yang signifikan.
Rusia baru bersedia mengakhiri invasi jika Ukraina tak bergabung dengan Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Ukraina menjadi negara netral, dan Crimea diakui sebagai bagian wilayah Moskow.
Pertempuran yang terus terjadi menyebabkan banyak korban berjatuhan. Menurut PBB korban tewas sejak invasi mencapai 636 orang dan 1.125 terluka, sementara menurut pemerintah Ukraina korban meninggal sebanyak 2.000 jiwa.
Ukraina mengklaim telah membunuh empat jenderal Rusia pada pertempuran di sejumlah wilayah.
Jenderal terakhir Rusia yang diklaim dibunuh pasukan Ukraina sejauh ini adalah Mayor Jenderal Oleg Mityaev. Ia disebut tewas dalam pertempuran di Mariupol pada Selasa (15/3).
Hal tersebut disampaikan penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko. Ia merilis foto di Telegram terkait perwira yang disebut tewas, demikian dikutip Associated Press, Selasa (15/3).
Mityaev memimpin divisi senapan ke-150 dan telah bertempur di Suriah, lanjut Geraschenko.
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, melaporkan kematian seorang jenderal Rusia yang lain dalam pidatonya. Namun, ia tak menyebutkan nama perwira yang tewas itu.
Sejauh ini juga belum ada konfirmasi kematian jenderal Mityaev dari Rusia.
Mityaev menjadi jenderal keempat yang tewas dalam pertempuran di Ukraina.
Beberapa hari setelah invasi Rusia ke Ukraina, Mayor Jenderal Andre Sukhovetsky tewas tertembak oleh penembak jitu pada Senin (28/2) lalu.
Ia disebut pernah terlibat dalam aksi militer Rusia di Suriah. Imbas tindakan dalam operasi tersebut, ia diganjar dua medali Orders of Courage dari Kremlin.
Lalu pada Senin (7/3), Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov juga tewas. Ia merupakan wakil komandan Divisi ke-41 Rusia.
Kemudian pada Sabtu (12/3), Ukraina menyebut jenderal Rusia tewas di tangan pasukan mereka. Dia adalah Mayor jenderal Andrei Kolesnikov.
Berdasarkan situs Kementerian Pertahanan Rusia, Kolesnikov merupakan komandan Distrik Militer Timur Rusia.
Ukraina berada dalam gempuran Rusia usai mereka memutuskan invasi pada 24 Februari lalu.
Pasukan Moskow tak segan menggempur rumah sakit bersalin, apartemen dan fasilitas sipil lain. Padahal di awal invasi, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim hanya menargetkan instalasi militer. Namun hingga kini mereka terus menyerang area-area sipil bahkan saat warga evakuasi.
Negosiasi sudah dilakukan bahkan memasuki putaran keempat. Namun belum ada hasil yang signifikan.
Rusia baru bersedia mengakhiri invasi jika Ukraina tak bergabung dengan Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Ukraina menjadi negara netral, dan Crimea diakui sebagai bagian wilayah Moskow.
Pertempuran yang terus terjadi menyebabkan banyak korban berjatuhan. Menurut PBB korban tewas sejak invasi mencapai 636 orang dan 1.125 terluka, sementara menurut pemerintah Ukraina korban meninggal sebanyak 2.000 jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.