TNI Prioritaskan Wilayah Barat Rencana pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) sebagai bentuk dari bagian penataan organisasi TNI mulai ada perkembangan. Untuk rencana awal, TNI akan terlebih dahulu memprioritaskan pembangunan Kogabwilhan di wilayah Indonesia bagian barat sebagai upaya pengamanan kawasan Laut Cina Selatan.
Pembentukan Kogabwilhan ini mulai dihembuskan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di bawah Kementerian Pertahanan. Namun Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku telah melaporkan mengenai rencana pembangunan Kogabwilhan ini kepada Presiden Joko Widodo dan sedang menunggu persetujuannya.
"Kami sudah laporkan kepada presiden dan sudah diterima oleh sekretaris negara, sekarang sedang dipelajari dan dipertimbangkan kapan akan dirilis. Kita tinggal menunggu dari pemerintah," ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Rabu (18/2/2015).
Panglima TNI pun sedikit membeberkan rencana mengenai pembangunan Kogabwilhan yang mengintegrasikan 3 kekuatan Matra TNI itu. Untuk lokasi pembangunan pertama, Kogabwilhan akan difokuskan di wilayah Indonesia sebelah barat.
"Untuk pertama sementara di kawasan Sumatera dan Kalimantan. Kenapa demikian? Karena kita memiliki yang ke depan bisa kita proyeksikan sebagai force poin di kawasan Laut Cina Selatan sehingga task force atau dalam bentuk Kogabwilhan itu sangat diperlukan untuk mengantisipasi itu," kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko, unsur komando gabungan merupakan hal yang disiapkan dalam pembangunan Kogabwilhan. Mulai dari panglima, jajaran stafnya, kemudian menyusul unsur-unsur satuan pelaksananya yakni Kodam, Komando Operasi (Koops) AU, dan di Armada yang merupakan bentuk penjabaran dari konsep Kogabwilhan itu sendiri. Rencananya penggabungan 3 angkatan TNI tersebut berada dalam 3 komando wilayah gabungan yaitu barat, tengah, dan timur.
"Kogabwilhan itu unsur komandonya yang disiapkan, unsur komando gabungannya. Panglima beserta seluruh jajaran staf-nya. Kalau unsur-unsur satuan pelaksanaannya ada di Kodam, Koops AU dan ada di Armada. Perkembangan ke depan akan menambah dan Koops AU dan juga penambahan satu divisi Kostrad. Jadi nanti akan selaras ke depannya," jelas mantan Pangdam Siliwangi itu.
Komando yang mengintegrasikan 3 matra TNI yakni AD, AL, dan AU nantinya akan berfungsi untuk memelihara pertahanan terpadu dalam upaya menjaga teritorial dan kedaulatan NKRI. Seperti di wilayah-wilayah tertentu seperti di daerah perbatasan.
Struktur baru di tubuh TNI tersebut pada awal tahun lalu oleh Menhan era SBY, Purnomo Yusgiantoro disebut tidak berarti TNI akan menambah personel karena jumlah prajurit TNI saat ini sudah cukup besar, mencapai hampir 500 ribu orang. Menurut Purnomo, pembentukan Kogabwilhan sudah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 10 tahun 2010 tentang Organisasi TNI.
"Kami hanya mengganti personel-personel yang pensiun. Kalau tahun ini pensiun ada 13.000 personel, ya kami akan rekrut 13.000 orang. Dibentuknya Kogabwilhan ini sangat penting dalam pelaksanaan operasi, mengingat luasnya wilayah Indonesia. Tugas Kogabwilhan tidak akan tumpang tindih dengan komando-komando utama di TNI AD, TNI AL dan di TNI AU," tukas Purnomo, Kamis (9/1/2014) lalu.
Pembentukan Kogabwilhan ini mulai dihembuskan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di bawah Kementerian Pertahanan. Namun Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku telah melaporkan mengenai rencana pembangunan Kogabwilhan ini kepada Presiden Joko Widodo dan sedang menunggu persetujuannya.
"Kami sudah laporkan kepada presiden dan sudah diterima oleh sekretaris negara, sekarang sedang dipelajari dan dipertimbangkan kapan akan dirilis. Kita tinggal menunggu dari pemerintah," ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Rabu (18/2/2015).
Panglima TNI pun sedikit membeberkan rencana mengenai pembangunan Kogabwilhan yang mengintegrasikan 3 kekuatan Matra TNI itu. Untuk lokasi pembangunan pertama, Kogabwilhan akan difokuskan di wilayah Indonesia sebelah barat.
"Untuk pertama sementara di kawasan Sumatera dan Kalimantan. Kenapa demikian? Karena kita memiliki yang ke depan bisa kita proyeksikan sebagai force poin di kawasan Laut Cina Selatan sehingga task force atau dalam bentuk Kogabwilhan itu sangat diperlukan untuk mengantisipasi itu," kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko, unsur komando gabungan merupakan hal yang disiapkan dalam pembangunan Kogabwilhan. Mulai dari panglima, jajaran stafnya, kemudian menyusul unsur-unsur satuan pelaksananya yakni Kodam, Komando Operasi (Koops) AU, dan di Armada yang merupakan bentuk penjabaran dari konsep Kogabwilhan itu sendiri. Rencananya penggabungan 3 angkatan TNI tersebut berada dalam 3 komando wilayah gabungan yaitu barat, tengah, dan timur.
"Kogabwilhan itu unsur komandonya yang disiapkan, unsur komando gabungannya. Panglima beserta seluruh jajaran staf-nya. Kalau unsur-unsur satuan pelaksanaannya ada di Kodam, Koops AU dan ada di Armada. Perkembangan ke depan akan menambah dan Koops AU dan juga penambahan satu divisi Kostrad. Jadi nanti akan selaras ke depannya," jelas mantan Pangdam Siliwangi itu.
Komando yang mengintegrasikan 3 matra TNI yakni AD, AL, dan AU nantinya akan berfungsi untuk memelihara pertahanan terpadu dalam upaya menjaga teritorial dan kedaulatan NKRI. Seperti di wilayah-wilayah tertentu seperti di daerah perbatasan.
Struktur baru di tubuh TNI tersebut pada awal tahun lalu oleh Menhan era SBY, Purnomo Yusgiantoro disebut tidak berarti TNI akan menambah personel karena jumlah prajurit TNI saat ini sudah cukup besar, mencapai hampir 500 ribu orang. Menurut Purnomo, pembentukan Kogabwilhan sudah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 10 tahun 2010 tentang Organisasi TNI.
"Kami hanya mengganti personel-personel yang pensiun. Kalau tahun ini pensiun ada 13.000 personel, ya kami akan rekrut 13.000 orang. Dibentuknya Kogabwilhan ini sangat penting dalam pelaksanaan operasi, mengingat luasnya wilayah Indonesia. Tugas Kogabwilhan tidak akan tumpang tindih dengan komando-komando utama di TNI AD, TNI AL dan di TNI AU," tukas Purnomo, Kamis (9/1/2014) lalu.
☠ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.