KRI 933
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut sebentar lagi menerima dua kapal canggih berjenis hidro-oceanografi yang dibeli dari Prancis. Sesuai rencana kedua kapal itu akan diluncurkan dari galangan kapal OCEA Les Sables d'Olonne, Perancis, Maret dan Juni 2015.
"Sampai di Indonesia sekitar 40 hari setelahnya, karena berlayar langsung dari Prancis ke Indonesia," kata Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi kepada wartawan di Markas Polisi Militer TNI AL, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa, 17 Februari 2015.
Sayangnya, Ade tak merinci besar dana pembelian kedua kapal perang bantu tersebut. Dia hanya mengatakan pembelian kapal baru seperti dua kapal hidro-oceanografi tersebut masuk dalam bebeapa tahun anggaran atau 'multiyears'.
Kapal bantu hidro-oceanografi itu terbuat dari aluminium dengan bobot 515 ton, dengan panjang 60,1 meter dan lebar 11,3 meter serta mampu menampung 40 personil. Kapal tersebut dibuat khusus untuk survei dan pemetaan bawah laut.
Menurut Ade Supandi, kapal hidro-oceanografi akan digunakan untuk memetakan wilayah laut Indonesia yang begitu luas. Peta laut tersebut sangat dibutuhkan untuk membantu pelayaran di laut Indonesia.
Kapal ini juga mampu diterjunkan dalam misi SAR seperti dalam kecelakaan pesawat atau kapal di laut. Sebab kapal ini dipersenjatai dengan peralatan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1000 meter dan mengirimkan kembali data secara periodik.
Kapal hidro-oceanografi baru ini juga dilengkapi robot bawah air atau ROV (Remotely Operated Vehicle). Berbekal kamera bawah air dan lengan mekanis, robot ini mampu memberikan informasi visual dan bisa mengambil contoh material dasar laut hingga kedalaman 1000 meter. Seperti layaknya alutsista laut, kapal hidro-oceanografi ini juga dilengkapi meriam berkaliber 12,7 milimeter dan 20 milimeter.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut sebentar lagi menerima dua kapal canggih berjenis hidro-oceanografi yang dibeli dari Prancis. Sesuai rencana kedua kapal itu akan diluncurkan dari galangan kapal OCEA Les Sables d'Olonne, Perancis, Maret dan Juni 2015.
"Sampai di Indonesia sekitar 40 hari setelahnya, karena berlayar langsung dari Prancis ke Indonesia," kata Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi kepada wartawan di Markas Polisi Militer TNI AL, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa, 17 Februari 2015.
Sayangnya, Ade tak merinci besar dana pembelian kedua kapal perang bantu tersebut. Dia hanya mengatakan pembelian kapal baru seperti dua kapal hidro-oceanografi tersebut masuk dalam bebeapa tahun anggaran atau 'multiyears'.
Kapal bantu hidro-oceanografi itu terbuat dari aluminium dengan bobot 515 ton, dengan panjang 60,1 meter dan lebar 11,3 meter serta mampu menampung 40 personil. Kapal tersebut dibuat khusus untuk survei dan pemetaan bawah laut.
Menurut Ade Supandi, kapal hidro-oceanografi akan digunakan untuk memetakan wilayah laut Indonesia yang begitu luas. Peta laut tersebut sangat dibutuhkan untuk membantu pelayaran di laut Indonesia.
Kapal ini juga mampu diterjunkan dalam misi SAR seperti dalam kecelakaan pesawat atau kapal di laut. Sebab kapal ini dipersenjatai dengan peralatan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1000 meter dan mengirimkan kembali data secara periodik.
Kapal hidro-oceanografi baru ini juga dilengkapi robot bawah air atau ROV (Remotely Operated Vehicle). Berbekal kamera bawah air dan lengan mekanis, robot ini mampu memberikan informasi visual dan bisa mengambil contoh material dasar laut hingga kedalaman 1000 meter. Seperti layaknya alutsista laut, kapal hidro-oceanografi ini juga dilengkapi meriam berkaliber 12,7 milimeter dan 20 milimeter.
♘ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.