Rudal Tomahawak setelah dipandu F18 Hornet
Bulan lalu Angkatan Laut AS menguji cara baru untuk memandu rudal jelajah jarak jauh untuk memukul target bergerak secara akurat – caranya dengan menyerahkan kontrol rudal Tomahawk kepada Super Hornet F/A-18 untuk memandu rudal dalam menyerang kapal bergerak.
Pengujian dilakukan di pantai San Nicolas Island, California. Pada 27 Januari 2015, kapal perusak USS Kidd meluncurkan rudal Tomahawk dan menyerahkan kontrol rudal ke pilot Super Hornet, yang mengarahkan ke kapal sasaran dan menghajar sasaran berupa kapal kontainer.
“Ini menunjukkan terkoneksinya komunikasi jarak jauh untuk update posisi target bergerak,” ujar Manager Sistem Senjata Program Tomahawk untuk Naval Air Systems Command, Kapten Joe Mauser, dalam sebuah pernyataan Angkatan Laut yang dilansir USNI News.
“Keberhasilan ini lebih lanjut menunjukkan kemampuan yang ada pada Tomahawk sebagai senjata berjaringan (netted weapon), yang memperluas jangkauan melalui fix point dan re-locatable point, untuk menghancurkan target bergerak.
Metode ini akan memungkinkan Angkatan Laut memperpanjang jangkauan 1.000 nautical mil Tomahawk Blok IV, yang dapat menerima informasi baru di pertengahan penerbangan untuk memperbarui jalan (path) dan target serangan bergerak.
Menurut The Aviationist, platform tambahan ini akan mencakup pesawat F-22, F-35 dan mungkin drone, untuk mendukung penargetan rudal jelajah. (dailycaller.com)
Bulan lalu Angkatan Laut AS menguji cara baru untuk memandu rudal jelajah jarak jauh untuk memukul target bergerak secara akurat – caranya dengan menyerahkan kontrol rudal Tomahawk kepada Super Hornet F/A-18 untuk memandu rudal dalam menyerang kapal bergerak.
Pengujian dilakukan di pantai San Nicolas Island, California. Pada 27 Januari 2015, kapal perusak USS Kidd meluncurkan rudal Tomahawk dan menyerahkan kontrol rudal ke pilot Super Hornet, yang mengarahkan ke kapal sasaran dan menghajar sasaran berupa kapal kontainer.
“Ini menunjukkan terkoneksinya komunikasi jarak jauh untuk update posisi target bergerak,” ujar Manager Sistem Senjata Program Tomahawk untuk Naval Air Systems Command, Kapten Joe Mauser, dalam sebuah pernyataan Angkatan Laut yang dilansir USNI News.
“Keberhasilan ini lebih lanjut menunjukkan kemampuan yang ada pada Tomahawk sebagai senjata berjaringan (netted weapon), yang memperluas jangkauan melalui fix point dan re-locatable point, untuk menghancurkan target bergerak.
Metode ini akan memungkinkan Angkatan Laut memperpanjang jangkauan 1.000 nautical mil Tomahawk Blok IV, yang dapat menerima informasi baru di pertengahan penerbangan untuk memperbarui jalan (path) dan target serangan bergerak.
Menurut The Aviationist, platform tambahan ini akan mencakup pesawat F-22, F-35 dan mungkin drone, untuk mendukung penargetan rudal jelajah. (dailycaller.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.