Predator versi ekspor 'XP' untuk UEA (General Atomics Aeronautical Systems)★
Perusahaan mengumunkan uji terbang selama 40 jam 'Predator UAV' versi ekspor General Atomics, model "XP", pada hari Kamis.
Selama penerbangan, Predator XP diuji kemampuan terbangnya pada 10.000 kaki selama lebih dari 40 jam, kata perusahaan itu. Penerbangan ini dimulai 6 Februari dan berakhir 8 Februari, di Yuma Proving Grounds, Arizona.
Turunan dari-MQ 1, XP dirancang untuk keperluan intelijen, pengawasan dan pengintaian misi dan tidak dapat dilengkapi dengan senjata. Sebelumnya tercatat ketahanan terbang XP hanya mampu selama 35 jam.
"Penerbangan ini merupakan peristiwa penting bagi Predator XP dalam menunjukkan kemampuan daya tahan terbang UAV [pesawat jarak jauh tanpa awak] terbaru kami," kata Frank Pace, presiden unit sistem pesawat perusahaan. "Selain itu, itu adalah rekor terbaru perusahaan untuk pesawat kami."
Pembatasan ekspor yang ketat membatasi penjualan AS memproduksi kendaraan udara tak berawak di luar negeri. Namun, Uni Emirat Arab membuat kesepakatan untuk mendapatkan XP dengan kemampuan membawa senjata, dan juga India pada awal bulan yang tertarik dengan UAV predator ini. Namun perusahaan belum mengumumkan kesepakatan dengan India.
Pada tahun 2013, Angkatan Udara Arab menandatangani kesepakatan US$ 197 juta untuk Predator XP.[defensenews]
Perusahaan mengumunkan uji terbang selama 40 jam 'Predator UAV' versi ekspor General Atomics, model "XP", pada hari Kamis.
Selama penerbangan, Predator XP diuji kemampuan terbangnya pada 10.000 kaki selama lebih dari 40 jam, kata perusahaan itu. Penerbangan ini dimulai 6 Februari dan berakhir 8 Februari, di Yuma Proving Grounds, Arizona.
Turunan dari-MQ 1, XP dirancang untuk keperluan intelijen, pengawasan dan pengintaian misi dan tidak dapat dilengkapi dengan senjata. Sebelumnya tercatat ketahanan terbang XP hanya mampu selama 35 jam.
"Penerbangan ini merupakan peristiwa penting bagi Predator XP dalam menunjukkan kemampuan daya tahan terbang UAV [pesawat jarak jauh tanpa awak] terbaru kami," kata Frank Pace, presiden unit sistem pesawat perusahaan. "Selain itu, itu adalah rekor terbaru perusahaan untuk pesawat kami."
Pembatasan ekspor yang ketat membatasi penjualan AS memproduksi kendaraan udara tak berawak di luar negeri. Namun, Uni Emirat Arab membuat kesepakatan untuk mendapatkan XP dengan kemampuan membawa senjata, dan juga India pada awal bulan yang tertarik dengan UAV predator ini. Namun perusahaan belum mengumumkan kesepakatan dengan India.
Pada tahun 2013, Angkatan Udara Arab menandatangani kesepakatan US$ 197 juta untuk Predator XP.[defensenews]
★ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.