KRI Tombak TNI AL☆
Seorang pejabat senior dari Angkatan Laut Indonesia (TNI-AL) telah mengkonfirmasi pengunaan rudal SSM C-705 buatan Cina pada KCR-60M.
Pejabat itu berbicara kepada IHS Jane pada 19 Mei waktu kunjungan ke kapal KRI Tombak di Changi Naval Base selama pameran IMDEX 2015 di Singapura. TNI-AL mengirim dua kapal untuk expo - yang lainnya adalah Bung Tomo kelas korvet KRI John Lie (358).
KRI Tombak, dibangun perusahaan BUMN pembuat kapal PT PAL Indonesia dan diresmikan pada bulan Agustus 2014, merupakan kapal kedua dari tiga kapal KCR-60M yang saat ini aktif. Kapal ini dilengkapi dengan empat peluncur rudal SSM. Kapal KCR-60M awalnya diyakini menggunakan rudal SSM C-705 atau C-802, tapi ada laporan yang saling bertentangan dari Jakarta mengenai pilihan rudal yang akan di pakai.
Sekarang dipilih rudal C705 dan belum ada kepastian untuk menggunakan rudal C802, ungkap pejabat TNI-AL tersebut. KCR-60M juga dipersenjatai dengan satu meriam utama kaliber 57 mm di geladak dan dua senjata 20 mm sebagai tambahan di belakang.
Dalam sebuah wawancara di Jakarta pada 13 Agustus 2014, mantan Kepala Staf Laksamana Marsetio mengatakan kepada IHS Jane bahwa angkatan laut direncanakan untuk akuisisi setidaknya 16 kapal KCR-60M pada 2018, namun semua tergantung pendanaan yang ada. Platform ini dipandang sebagai komponen inti dari strategi 'Minimum Essential Force' yang akan tuntas sekitar tahun 2024. [IHS Janes]
Seorang pejabat senior dari Angkatan Laut Indonesia (TNI-AL) telah mengkonfirmasi pengunaan rudal SSM C-705 buatan Cina pada KCR-60M.
Pejabat itu berbicara kepada IHS Jane pada 19 Mei waktu kunjungan ke kapal KRI Tombak di Changi Naval Base selama pameran IMDEX 2015 di Singapura. TNI-AL mengirim dua kapal untuk expo - yang lainnya adalah Bung Tomo kelas korvet KRI John Lie (358).
KRI Tombak, dibangun perusahaan BUMN pembuat kapal PT PAL Indonesia dan diresmikan pada bulan Agustus 2014, merupakan kapal kedua dari tiga kapal KCR-60M yang saat ini aktif. Kapal ini dilengkapi dengan empat peluncur rudal SSM. Kapal KCR-60M awalnya diyakini menggunakan rudal SSM C-705 atau C-802, tapi ada laporan yang saling bertentangan dari Jakarta mengenai pilihan rudal yang akan di pakai.
Sekarang dipilih rudal C705 dan belum ada kepastian untuk menggunakan rudal C802, ungkap pejabat TNI-AL tersebut. KCR-60M juga dipersenjatai dengan satu meriam utama kaliber 57 mm di geladak dan dua senjata 20 mm sebagai tambahan di belakang.
Dalam sebuah wawancara di Jakarta pada 13 Agustus 2014, mantan Kepala Staf Laksamana Marsetio mengatakan kepada IHS Jane bahwa angkatan laut direncanakan untuk akuisisi setidaknya 16 kapal KCR-60M pada 2018, namun semua tergantung pendanaan yang ada. Platform ini dipandang sebagai komponen inti dari strategi 'Minimum Essential Force' yang akan tuntas sekitar tahun 2024. [IHS Janes]
★ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.