Pyongyang mengumumkan secara terbuka tentang kemampuannya membuat senjata nuklir dalam ukuran kecil. (dok. Reuters TV) ★
Korea Utara mengklaim memiliki kemampuan untuk membuat senjata nuklir dalam ukuran kecil. Kemampuan ini merupakan salah satu bagian penting dalam pembuatan rudal balistik bersenjata nuklir yang dapat diluncurkan antar benua.
"Kami memiliki kemampuan untuk membuat hulu ledak nuklir menjadi lebih kecil, serta memproduksi beraneka ragam senjata untuk beberapa waktu," bunyi pernyataan militer Korea Utara yang disiarkan oleh kantor berita KCNA, dikutip dari CNN, Rabu (20/5).
"Kami juga bisa menjamin akurasi dari peluncuran roket jarak pendek dan menengah, tetapi juga roket jarak panjang. Kami sudah memiliki teknologi semacam ini sejak lama," bunyi pernyataan itu.
Ini merupakan kali pertama Pyongyang mengumumkan secara terbuka tentang kemampuannya membuat senjata nuklir dalam ukuran kecil. Pengumuman Korea Utara pun menuai beberapa reaksi dari Amerika Serikat.
Jenderal Angkatan Darat AS yang memimpin pasukan AS di Korea, Jenderal Curtis Scaparrotti, menyatakan sejak Oktober lalu Korea Utara mampu membuat miniatur perangkat nuklir.
Pejabat militer senior AS lainnya, Adm. Bill Gortney, yang menjabat sebagai pemimpin Komando Pertahanan Militer Amerika Utara menyatakan sejak bulan lalu bahwa militer AS percaya Pyongyang dapat menempatkan senjata nuklir "pada rudal yang diluncurkan ke Amerika Serikat."
Meskipun demikian, Gortney menyatakan rudal dengan seri KN-08 itu belum dapat diuji coba oleh Korea Utara. Gortney meyakini bahwa AS dapat menghalau setiap potensi serangan dari Korea Utara.
Mantan inspektur senjata PBB, David Albright, menyatakan kepada CNN bahwa Pyongyang mungkin memiliki sekitar 10 hingga 15 senjata nuklir pada saat ini. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.
Namun, sejumlah pejabat militer AS meragukan klaim Korea Utara tersebut. "Penilaian kami akan kemampuan nuklir Korea Utara tidak berubah. Kami tidak yakin bahwa mereka memiliki kemampuan tersebut," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Patrick Ventrell dalam sebuah pernyataan.
"Namun, Korea Utara tengah mengembangkan teknologi untuk membuat sejumlah rudal jarak jauh, termasuk rudal balistik antar benua, yang akhirnya dapat mengancam sekutu kami dan tanah air," kata Ventrell menambahkan.
"Itulah sebabnya pemerintah AS tengah meningkatkan pertahanan rudal regional dan dalam negeri dan terus bekerja dengan negara lain untuk mendesak Korea Utara mematuhi komitmen nonproliferasi," kata Ventrell.
AS kini terus merundingkan upaya perlucutan senjata nuklir bersama dengan Korea Utara, Korea Selatan, Tiongkok, Jepang dan Rusia.
Sebelumnya, foto rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan dari kapal selam dan ramai diberitakan disinyalir merupakan foto yang dimodifikasi. Perkiraan ini semakin menekankan klaim Amerika Serikat bahwa pengembangan teknologi nuklir di Korea Utara masih sangat jauh dari kenyataan.
Korea Utara yang kini tengah menjalani sanksi berat dari AS dan PBB akibat serangkaian uji coba rudal nuklirnya mengklaim telah melakukan uji coba peluncuran rudal balistik dari kapal selam, atau SLBM pada April lalu.
Jika klaim ini benar, maka uji coba tersebut menjadi bukti pengembangan pesat Korea Utara untuk membangun kapal selam berpeluncur rudal balistik. (ama/ama)
Korea Utara mengklaim memiliki kemampuan untuk membuat senjata nuklir dalam ukuran kecil. Kemampuan ini merupakan salah satu bagian penting dalam pembuatan rudal balistik bersenjata nuklir yang dapat diluncurkan antar benua.
"Kami memiliki kemampuan untuk membuat hulu ledak nuklir menjadi lebih kecil, serta memproduksi beraneka ragam senjata untuk beberapa waktu," bunyi pernyataan militer Korea Utara yang disiarkan oleh kantor berita KCNA, dikutip dari CNN, Rabu (20/5).
"Kami juga bisa menjamin akurasi dari peluncuran roket jarak pendek dan menengah, tetapi juga roket jarak panjang. Kami sudah memiliki teknologi semacam ini sejak lama," bunyi pernyataan itu.
Ini merupakan kali pertama Pyongyang mengumumkan secara terbuka tentang kemampuannya membuat senjata nuklir dalam ukuran kecil. Pengumuman Korea Utara pun menuai beberapa reaksi dari Amerika Serikat.
Jenderal Angkatan Darat AS yang memimpin pasukan AS di Korea, Jenderal Curtis Scaparrotti, menyatakan sejak Oktober lalu Korea Utara mampu membuat miniatur perangkat nuklir.
Pejabat militer senior AS lainnya, Adm. Bill Gortney, yang menjabat sebagai pemimpin Komando Pertahanan Militer Amerika Utara menyatakan sejak bulan lalu bahwa militer AS percaya Pyongyang dapat menempatkan senjata nuklir "pada rudal yang diluncurkan ke Amerika Serikat."
Meskipun demikian, Gortney menyatakan rudal dengan seri KN-08 itu belum dapat diuji coba oleh Korea Utara. Gortney meyakini bahwa AS dapat menghalau setiap potensi serangan dari Korea Utara.
Mantan inspektur senjata PBB, David Albright, menyatakan kepada CNN bahwa Pyongyang mungkin memiliki sekitar 10 hingga 15 senjata nuklir pada saat ini. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.
Namun, sejumlah pejabat militer AS meragukan klaim Korea Utara tersebut. "Penilaian kami akan kemampuan nuklir Korea Utara tidak berubah. Kami tidak yakin bahwa mereka memiliki kemampuan tersebut," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Patrick Ventrell dalam sebuah pernyataan.
"Namun, Korea Utara tengah mengembangkan teknologi untuk membuat sejumlah rudal jarak jauh, termasuk rudal balistik antar benua, yang akhirnya dapat mengancam sekutu kami dan tanah air," kata Ventrell menambahkan.
"Itulah sebabnya pemerintah AS tengah meningkatkan pertahanan rudal regional dan dalam negeri dan terus bekerja dengan negara lain untuk mendesak Korea Utara mematuhi komitmen nonproliferasi," kata Ventrell.
AS kini terus merundingkan upaya perlucutan senjata nuklir bersama dengan Korea Utara, Korea Selatan, Tiongkok, Jepang dan Rusia.
Sebelumnya, foto rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan dari kapal selam dan ramai diberitakan disinyalir merupakan foto yang dimodifikasi. Perkiraan ini semakin menekankan klaim Amerika Serikat bahwa pengembangan teknologi nuklir di Korea Utara masih sangat jauh dari kenyataan.
Korea Utara yang kini tengah menjalani sanksi berat dari AS dan PBB akibat serangkaian uji coba rudal nuklirnya mengklaim telah melakukan uji coba peluncuran rudal balistik dari kapal selam, atau SLBM pada April lalu.
Jika klaim ini benar, maka uji coba tersebut menjadi bukti pengembangan pesat Korea Utara untuk membangun kapal selam berpeluncur rudal balistik. (ama/ama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.