Menhan Ryamizard Ryacudu menandatangani MoU dengan Menhan Thailand Jenderal Prawit Wongsuwon.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Menhan Thailand Jenderal Prawit Wongsuwon di kantor Kemenhan, Jakarta Kamis (21/5). Persetujuan kerjasama pertahanan tersebut untuk mewadahi upaya kolaboratif Indonesia dan Thailand guna menghadapi tantangan keamanan global.
Menhan Ryamizard berharap, kerjasama di bidang pertahanan tersebu dapat mendorong kerjasama-kerjasama di sektor lain, termasuk mempercepat penyelesaian damai delimitasi zona ekonomi ekslusif serta sektor maritim yang juga melibatkan institusi, di luar Kemenhan dan angkatan bersenjata atau militer.
Menurut dia, angkatan bersenjata atau militer menjadi instrumen nasional untuk melindungi keselamatan maupun keutuhan suatu negara terhadap ancaman nyata (nontradisional) maupun tidak nyata (tradisional). "Ancaman dimaksud memiliki empat sifat umum yaitu tidak mengenal batas negara, melampaui jangkauan fungsi militer, sulitnya dideteksi dan diprediksi dan berasal dari aktor bukan negara," ujar Ryamizard.
Mengingat sifat ancaman tidak mengenal batas negara dan kapan datangnya tidak mudah diketahui, kata dia, sehingga sulit bagi sebuah negara untuk menghadapi ancaman tersebut secara sendiri-sendiri. Atas dasar itu, diperlukan upaya kolaboratif melalui kerjasama baik secara bilateral maupun multilateral.
"Oleh karena itu kerjasama angkatan bersenjata kedua negara diharapkan dapat memberikan sumbangan penting bagi upaya-upaya kolaboratif tersebut," kata mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut.
Di penghujung pertemuan, Menhan RI menyatakan tekad Indonesia untuk mendukung latihan bersama bidang Military Medicine dan Humanitarian Assistance and Disaster Relief (HADR) dalam kerangka ADMM Plus. Dalam latihan di Thailand pada tahun 2016 mendatang, direncanakan Kemenhan dan TNI akan berpartisipasi dengan mengirimkan personel maupun aset lainya guna mendukung kesuksesan latihan.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Menhan Thailand Jenderal Prawit Wongsuwon di kantor Kemenhan, Jakarta Kamis (21/5). Persetujuan kerjasama pertahanan tersebut untuk mewadahi upaya kolaboratif Indonesia dan Thailand guna menghadapi tantangan keamanan global.
Menhan Ryamizard berharap, kerjasama di bidang pertahanan tersebu dapat mendorong kerjasama-kerjasama di sektor lain, termasuk mempercepat penyelesaian damai delimitasi zona ekonomi ekslusif serta sektor maritim yang juga melibatkan institusi, di luar Kemenhan dan angkatan bersenjata atau militer.
Menurut dia, angkatan bersenjata atau militer menjadi instrumen nasional untuk melindungi keselamatan maupun keutuhan suatu negara terhadap ancaman nyata (nontradisional) maupun tidak nyata (tradisional). "Ancaman dimaksud memiliki empat sifat umum yaitu tidak mengenal batas negara, melampaui jangkauan fungsi militer, sulitnya dideteksi dan diprediksi dan berasal dari aktor bukan negara," ujar Ryamizard.
Mengingat sifat ancaman tidak mengenal batas negara dan kapan datangnya tidak mudah diketahui, kata dia, sehingga sulit bagi sebuah negara untuk menghadapi ancaman tersebut secara sendiri-sendiri. Atas dasar itu, diperlukan upaya kolaboratif melalui kerjasama baik secara bilateral maupun multilateral.
"Oleh karena itu kerjasama angkatan bersenjata kedua negara diharapkan dapat memberikan sumbangan penting bagi upaya-upaya kolaboratif tersebut," kata mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut.
Di penghujung pertemuan, Menhan RI menyatakan tekad Indonesia untuk mendukung latihan bersama bidang Military Medicine dan Humanitarian Assistance and Disaster Relief (HADR) dalam kerangka ADMM Plus. Dalam latihan di Thailand pada tahun 2016 mendatang, direncanakan Kemenhan dan TNI akan berpartisipasi dengan mengirimkan personel maupun aset lainya guna mendukung kesuksesan latihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.