Malah Jadi Sahabat Luhut Pandjaitan berkisah tentang peran besar Gus Dur dalam kariernya. (CNN Indonesia/Safir Makki) ★
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan banyak mendapat pelajaran dari Presiden Republik Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dipenuhi senda gurau, saat menghadiri haul keenam Gus Dur di Jakarta, Luhut membuka kisah tentang peran mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama di balik kariernya di pemerintahan. Gara-gara Gus Dur lah, bintang Luhut bersinar.
Luhut mengenal Gus Dur dari Menteri Pertahanan dan Keamanan sekaligus Panglima Angkatan Bersenjata RI Jenderal Leonardus Benjamin Moerdani. "Saya kenal dari Pak Benny. Saat itu saya masih letnan kolonel. Gus Dur pakai kacamata, tapi dia masih bisa melihat dengan baik," ujar Luhut.
Beberapa waktu setelah pertemuan pertama Luhut dan Gus Dur itu, pada tahun 1994 instruksi pejabat-pejabat tinggi Orde Baru mempertemukan Luhut dan Gus Dur lagi.
Luhut kala itu berstatus sebagai Komandan Komando Resort Militer 081/Dhirotsaha Jaya di Madiun, Jawa Timur. Dia diperintahkan untuk menghambat langkah Gus Dur terpilih menjadi Ketua Umum PBNU.
Perintah itu sekadar perintah. Upaya pemerintah Orde Baru menjegal Gus Dur gagal. Sebabnya, ternyata petinggi-petinggi militer ketika itu juga memiliki latar belakang NU.
Satu cerita lain yang tak dapat dilupakan Luhut adalah permintaan Gus Dur kepadanya agar tidak menerima tawaran menjadi Duta Besar Indonesia untuk Singapura pada tahun 1999. Alasannya, Gus Dur mengatakan dia dalam waktu dekat akan menjadi presiden menggantikan BJ Habibie. Gus Dur rupanya ingin mengangkat Luhut sebagai menteri.
"Saya diundang buka puasa di dekat Kramat Jati, Jakarta. Masih 15 menit sebelum berbuka. Dia (Gus Dur) bicara dan tertawa, bilang saya tidak usah berangkat jadi Dubes karena dia sebentar lagi akan jadi presiden," kata Luhut.
Kepada Luhut, Gus Dur mengatakan mendapat bisikan tentang masa depannya sebagai orang nomor satu Indonesia. Luhut pun mengiyakan pernyataan Gus Dur.
"Saya tidak mau jadi musuhnya. Padahal dalam hati saya berkata, 'Suka-sukamulah,'" ujar Luhut sambil tertawa.
Luhut berkata, dia tidak mungkin menerima saran Gus Dur itu dengan menolak ditugaskan sebagai Duta Besar RI untuk Singapura.
Selanjutnya saat Luhut bertugas sebagai Dubes di Singapura, Gus Dur menyatakan kekagumannya terhadap mantan Komandan Pendidikan dan Latihan TNI AD itu kepada sejumlah warga negara Indonesia dari kalangan ekonomi kelas atas.
"Gus Dur bilang, saya terlalu overqualified jadi dubes. Dia katakan bulan depan akan jadi presiden," ujar Luhut.
Pujian atas Luhut kembali disampaikan Gus Dur pada pertemuan pengusaha-pengusaha ternama seperti pendiri Sinar Mas Grup, Eka Tjipta Widjaja, dan pendiri Salim Grup, Liem Sioe Liong.
"Gus Dur bilang bulan depan dia akan menjadi presiden. Saya lemas. Matilah saya. Logika saya, dari mana rumusnya dia bisa menjadi presiden. Tidak mungkinlah," kata Luhut, kala itu masih menganggap ucapan-ucapan Gus Dur tak mungkin terjadi.
Namun Oktober 1999, bisikan yang diterima Gus Dur menjadi kenyataan. Dia menjadi presiden setelah mengalahkan Megawati Soekarnoputri pada pemilihan yang digelar MPR.
Hampir setahun setelah Gus Dur terpilih menjadi presiden, Luhut menyelesaikan tugasnya sebagai Dubes RI untuk Singapura. Agustus tahun 2000, Luhut pun diangkat Gus Dur sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Pada tahun yang sama, Gus Dur menaikkan pangkat Luhut dari Letnan Jenderal menjadi Jenderal Kehormatan.
"Gus Dur tidak pernah berubah. Banyak tindakannya merupakan panutan yang hebat," kata Luhut.
Gus Dur, orang yang semula diperintahkan kepada Luhut untuk ia jegal, ternyata justru menjadi sahabatnya. (meg)
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan banyak mendapat pelajaran dari Presiden Republik Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dipenuhi senda gurau, saat menghadiri haul keenam Gus Dur di Jakarta, Luhut membuka kisah tentang peran mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama di balik kariernya di pemerintahan. Gara-gara Gus Dur lah, bintang Luhut bersinar.
Luhut mengenal Gus Dur dari Menteri Pertahanan dan Keamanan sekaligus Panglima Angkatan Bersenjata RI Jenderal Leonardus Benjamin Moerdani. "Saya kenal dari Pak Benny. Saat itu saya masih letnan kolonel. Gus Dur pakai kacamata, tapi dia masih bisa melihat dengan baik," ujar Luhut.
Beberapa waktu setelah pertemuan pertama Luhut dan Gus Dur itu, pada tahun 1994 instruksi pejabat-pejabat tinggi Orde Baru mempertemukan Luhut dan Gus Dur lagi.
Luhut kala itu berstatus sebagai Komandan Komando Resort Militer 081/Dhirotsaha Jaya di Madiun, Jawa Timur. Dia diperintahkan untuk menghambat langkah Gus Dur terpilih menjadi Ketua Umum PBNU.
Perintah itu sekadar perintah. Upaya pemerintah Orde Baru menjegal Gus Dur gagal. Sebabnya, ternyata petinggi-petinggi militer ketika itu juga memiliki latar belakang NU.
Satu cerita lain yang tak dapat dilupakan Luhut adalah permintaan Gus Dur kepadanya agar tidak menerima tawaran menjadi Duta Besar Indonesia untuk Singapura pada tahun 1999. Alasannya, Gus Dur mengatakan dia dalam waktu dekat akan menjadi presiden menggantikan BJ Habibie. Gus Dur rupanya ingin mengangkat Luhut sebagai menteri.
"Saya diundang buka puasa di dekat Kramat Jati, Jakarta. Masih 15 menit sebelum berbuka. Dia (Gus Dur) bicara dan tertawa, bilang saya tidak usah berangkat jadi Dubes karena dia sebentar lagi akan jadi presiden," kata Luhut.
Kepada Luhut, Gus Dur mengatakan mendapat bisikan tentang masa depannya sebagai orang nomor satu Indonesia. Luhut pun mengiyakan pernyataan Gus Dur.
"Saya tidak mau jadi musuhnya. Padahal dalam hati saya berkata, 'Suka-sukamulah,'" ujar Luhut sambil tertawa.
Luhut berkata, dia tidak mungkin menerima saran Gus Dur itu dengan menolak ditugaskan sebagai Duta Besar RI untuk Singapura.
Selanjutnya saat Luhut bertugas sebagai Dubes di Singapura, Gus Dur menyatakan kekagumannya terhadap mantan Komandan Pendidikan dan Latihan TNI AD itu kepada sejumlah warga negara Indonesia dari kalangan ekonomi kelas atas.
"Gus Dur bilang, saya terlalu overqualified jadi dubes. Dia katakan bulan depan akan jadi presiden," ujar Luhut.
Pujian atas Luhut kembali disampaikan Gus Dur pada pertemuan pengusaha-pengusaha ternama seperti pendiri Sinar Mas Grup, Eka Tjipta Widjaja, dan pendiri Salim Grup, Liem Sioe Liong.
"Gus Dur bilang bulan depan dia akan menjadi presiden. Saya lemas. Matilah saya. Logika saya, dari mana rumusnya dia bisa menjadi presiden. Tidak mungkinlah," kata Luhut, kala itu masih menganggap ucapan-ucapan Gus Dur tak mungkin terjadi.
Namun Oktober 1999, bisikan yang diterima Gus Dur menjadi kenyataan. Dia menjadi presiden setelah mengalahkan Megawati Soekarnoputri pada pemilihan yang digelar MPR.
Hampir setahun setelah Gus Dur terpilih menjadi presiden, Luhut menyelesaikan tugasnya sebagai Dubes RI untuk Singapura. Agustus tahun 2000, Luhut pun diangkat Gus Dur sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Pada tahun yang sama, Gus Dur menaikkan pangkat Luhut dari Letnan Jenderal menjadi Jenderal Kehormatan.
"Gus Dur tidak pernah berubah. Banyak tindakannya merupakan panutan yang hebat," kata Luhut.
Gus Dur, orang yang semula diperintahkan kepada Luhut untuk ia jegal, ternyata justru menjadi sahabatnya. (meg)
★ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.