Demi Hadapi ChinaModernisasi peralatan perang dan pengerahan pasukan Vietnam ke wilayah vital merupakan persiapan menghadapi China jika konflik Laut China Selatan berakhir dengan agresi. (Reuters/Kham) ☆
Vietman kian memperkuat militer mereka demi mengantisipasi agresi dari China. Bahkan, peningkatan kekuatan tempur Hanoi kali ini adalah yang terbesar sejak Perang Vietnam yang berakhir 40 tahun lalu.
Seperti diberitakan Reuters, Jumat (18/12), yang mengutip pejabat pertahanan senior Vietnam, modernisasi peralatan perang dan pengerahan pasukan ke wilayah vital merupakan persiapan menghadapi China jika konflik Laut China Selatan tidak bisa juga berujung solusi di meja perundingan.
Sumber Reuters yang enggan disebut namanya itu mengatakan bahwa Vietnam telah berada dalam kondisi "siaga tempur tingkat tinggi" untuk menghadapi serangan mendadak dari China. Di antaranya adalah mengerahkan pasukan elit Divisi 308 di daerah pegunungan utara.
Kedua negara pernah terlibat pertempuran berdarah selama tiga pekan di perbatasan yang menewaskan puluhan ribu orang di kedua kubu pada tahun 1979. Diperkirakan, pemicu perang serupa kali ini adalah Laut China Selatan, memperebutkan pulau Spratly dan Paracel.
"Kami tidak ingin berkonflik dengan China dan harus yakin dengan kebijakan diplomasi kami. Tapi kami harus bersiap untuk yang terburuk," kata sumber pemerintahan Vietnam.
Saat ini Hanoi memperkuat pertahanan laut mereka, salah satunya dengan membeli enam kapal selam kelas-Kilo dari Rusia. Beberapa bulan terakhir, kapal selam itu sudah mulai berpatroli di Laut China Selatan.
Rusia dan India adalah negara utama penjual senjata canggih kepada Vietnam, bersama dengan pelatihan dan kerja sama intelijen. Vietnam saat ini juga menjajaki hubungan pertahanan dengan Amerika Serikat, Jepang, Australia, Filipina, Eropa dan Israel.
Kerja sama pertahanan Vietnam dengan negara lain termasuk di antaranya pembelian senjata, kunjungan kapal perang, dan berbagi informasi intelijen.
Vietnam akan membeli jet tempur pengebom Rusia dan tengah dalam pembicaraan dengan produsen senjata AS dan Eropa untuk pembelian drone pengawas serta pesawat patroli maritim dan tempur.
Pertahanan udara juga ditingkatkan, termasuk membeli radar pengawas dari Israel dan rudal dari darat-ke-udara S-300 dari Rusia. (stu)
Vietman kian memperkuat militer mereka demi mengantisipasi agresi dari China. Bahkan, peningkatan kekuatan tempur Hanoi kali ini adalah yang terbesar sejak Perang Vietnam yang berakhir 40 tahun lalu.
Seperti diberitakan Reuters, Jumat (18/12), yang mengutip pejabat pertahanan senior Vietnam, modernisasi peralatan perang dan pengerahan pasukan ke wilayah vital merupakan persiapan menghadapi China jika konflik Laut China Selatan tidak bisa juga berujung solusi di meja perundingan.
Sumber Reuters yang enggan disebut namanya itu mengatakan bahwa Vietnam telah berada dalam kondisi "siaga tempur tingkat tinggi" untuk menghadapi serangan mendadak dari China. Di antaranya adalah mengerahkan pasukan elit Divisi 308 di daerah pegunungan utara.
Kedua negara pernah terlibat pertempuran berdarah selama tiga pekan di perbatasan yang menewaskan puluhan ribu orang di kedua kubu pada tahun 1979. Diperkirakan, pemicu perang serupa kali ini adalah Laut China Selatan, memperebutkan pulau Spratly dan Paracel.
"Kami tidak ingin berkonflik dengan China dan harus yakin dengan kebijakan diplomasi kami. Tapi kami harus bersiap untuk yang terburuk," kata sumber pemerintahan Vietnam.
Saat ini Hanoi memperkuat pertahanan laut mereka, salah satunya dengan membeli enam kapal selam kelas-Kilo dari Rusia. Beberapa bulan terakhir, kapal selam itu sudah mulai berpatroli di Laut China Selatan.
Rusia dan India adalah negara utama penjual senjata canggih kepada Vietnam, bersama dengan pelatihan dan kerja sama intelijen. Vietnam saat ini juga menjajaki hubungan pertahanan dengan Amerika Serikat, Jepang, Australia, Filipina, Eropa dan Israel.
Kerja sama pertahanan Vietnam dengan negara lain termasuk di antaranya pembelian senjata, kunjungan kapal perang, dan berbagi informasi intelijen.
Vietnam akan membeli jet tempur pengebom Rusia dan tengah dalam pembicaraan dengan produsen senjata AS dan Eropa untuk pembelian drone pengawas serta pesawat patroli maritim dan tempur.
Pertahanan udara juga ditingkatkan, termasuk membeli radar pengawas dari Israel dan rudal dari darat-ke-udara S-300 dari Rusia. (stu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.