Uji Coba Roket Iran Sangat Berbahaya USS Harry S. Truman [wikimedia] ★
Amerika Serikat (AS) mengaku geram dengan sikap Angkatan Laut (AL) Iran yang melakukan uji coba roket dekat kapal induk mereka. AL Iran melakukan uji coba roket dekat kapal induk AS USS Harry S. Truman yang sedang berada di selat Hormutz.
"AL Iran melakukan uji coba roket sekitar 1.500 meter dari USS Harry S. Truman, kapal perusak USS Bulkeley dan kapal frigat Prancis, FS Provence. Selain itu, banyak sekali kapal-kapal komersil yang berlayar di dekat lokasi uji coba," ucap juru bicara Komando Sentral AS, Kyle Raines.
Dirinya mengakui, AL Iran memang telah mengeluarkan pemberintahuan bahwa mereka akan melakukan uji coba roket tersebut. Namun, jeda dari pemberintahuan hingga uji coba tersebut sangatlah pendek, jadi sulit bagi kapal yang berada di selat Hormutz untuk menjauh, dan mencapai batas aman.
"AL Iran mengumumkan melalui radio maritim, bahwa mereka akan melakukan uji coba roket hanya 23 menit sebelum mereka menembakan roket pertama," sambungnya, seperti dilansir Rudaw pada Selasa (30/12).
"Menembakan tembakan begitu dekat dengan kapal yang sedang melintas dan dekat dengan lalu lintas komersial yang berada di jalur lalu lintas maritim yang diakui secara internasional adalah sesuatu yang tidak aman, tidak profesional dan tidak sesuai dengan hukum maritim internasional," pungkasnya. (esn)
AS Bersiap Jatuhkan Sanksi ke Iran karena Jajal Rudal Balistik Iran jajal rudal Ghader 2013. Iran dituduh menjajal rudal balistik pada 10 Oktober lalu. (AP) ★
Pemerintah Amerika Serikat (AS) bersiap menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran atas tuduhan bahwa Teheran telah melakukan uji coba rudal balistik. Sanksi itu akan menyasar 12 perusahaan dan individu yang memiliki peran dalam pengembangan rudal balistik Iran.
The Wall Street Journal melaporkan, ke-12 perusahaan dan individu yang dibidik oleh sanksi baru AS itu berada di Iran, Hong Kong dan Uni Emirat Arab (UEA). Menurut para pejabat Washington, Departemen Keuangan AS mengacu pada kesepakatan nuklir Iran dengan enam negara kekuatan dunia pada Juli lalu sebagai dasar rencana penjatuhan sanksi terbaru.
”Kami sudah mencari beberapa waktu, dalam pilihan untuk mengambil tindakan tambahan yang terkait dengan program rudal balistik Iran berdasarkan keprihatinan kami atas kegiatannya, termasuk peluncuran pada 10 Oktober,” kata seorang pejabat Pemerintahan Barack Obama, yang diwawancarai dengan syarat anonim, Kamis (31/12/2015).
”Kami sedang mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan daftar tambahan, serta perkembangan diplomatik yang konsisten dengan kepentingan keamanan nasional kami,” lanjut pejabat AS itu.
Sebuah tim pemantau dari PBB dalam sebuah laporan rahasia pada 15 Desember menyebutkan bahwa rudal jarak menengah; Emad, yang diuji coba Iran pada tanggal 10 Oktober adalah rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir, sehingga hal itu dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sedangkann Teheran telah membantah tuduhan bahwa rudal Emad mampu membawa hulu ledak nuklir.
Sanksi terbaru itu itu akan melarang warga AS atau warga negara asing melakukan bisnis dengan perusahaan yang terkena sanksi. Bank-bank AS juga akan diperintahkan untuk membekukan aset perusahaan atau individu yang masuk dalam daftar sanksi. (mas)
Iran Bantah Gelar Uji Coba Roket Dekat Kapal AS Iran membantah pasukan melakukan uji coba misil di dekat kapal perang AS (NY Daily News) ★
Iran membantah tudingan Amerika Serikat (AS) dan Eropa bahwa kapal militer Iran telah menembakkan roket di dekat kapal perang AS di Selat Hormuz. Iran balik menuding jika tuduhan itu adalah bentuk perang psikologis.
"Pasukan Angkatan Laut belum melakukan latihan di Selat Hormuz selama seminggu yang lalu atau waktu yang disebutkan oleh AS meluncurkan rudal dan roket," begitu kata juru bicara Garda Revolusi Iran, Ramezan Sharif, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (31/12/2015).
"Publikasi berita palsu tersebut dalam keadaan saat ini mirip dengan perang psikologis," kata Sharif dalam pernyataan yang diposting dalam website resmi Garda Revolusi.
Sebelumnya, Komandan Angkatan Laut Kyle Raines, juru bicara Pusat Komando AS, mengatakan pada hari Selasa beberapa kapal Garda Revolusi Iran menembakkan roket "di dekat" kapal perang milik AS, USS Harry S Truman dan lalu lintas perdagangan terdekat.
"AL Iran melakukan uji coba roket sekitar 1.500 meter dari USS Harry S. Truman, kapal perusak USS Bulkeley dan kapal frigat Prancis, FS Provence. Selain itu, banyak sekali kapal-kapal komersil yang berlayar di dekat lokasi uji coba," ucap juru bicara Komando Sentral AS, Kyle Raines. (ian)
Iran Kecam Rencana AS Jatuhkan Sanksi Iran terancam dijatuhkan sanksi baru oleh Amerika Serikat akibat aktivitas ujicoba rudal balistiknya di Selat Hormuz (Telegraph) ★
Iran mengecam rencana sanksi baru yang akan dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan dan individu atas program rudal balistik Teheran. Mereka menilai, sanksi itu sebagai bentuk kesewenang-wenangan dan ilegal.
"Seperti yang kita nyatakan kepada pemerintah AS, program rudal Iran tidak memiliki hubungan dengan perjanjian nuklir," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Hossein Jaber Ansari seperti dilansir dari Reuters, Kamis (31/12/2015).
"Iran dengan tegas akan menanggapi semua tindakan campur tangan oleh AS terhadap program pertahanan," kata Jabes Ansar sembari menegaskan pihaknya menolak sanksi baru dan menganggapnya sebagai kesewenang-wenangan dan ilegal.
Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan kepada Wall Street Journal (WSJ) bahwa pemerintah AS sedang mempersiapkan sanksi baru kepada Iran. Sanksi itu diberikan kepada 12 perusahaan dan individu di Iran, Hong Kong dan Uni Emirat Arab.
Mereka dianggap turut berperan serta dalam program pengembangan rudal Iran.
Para pejabat AS mengatakan, sanksi yang diberikan oleh Departemen Keuangan AS itu sesuai dengan perjanjian nuklir yang ditandatangani pada bulan Juli lalu antara Iran dengan enam negara kekuatan dunia. (ian)
Lawan Ancaman AS Departemen Pertahanan Iran diinstruksikan perluas program rudal untuk lawan ancaman AS. (Reuters) ★
Presiden Iran, Hassan Rouhani, memerintahkan Menteri Pertahanannya untuk memperluas program rudal Iran. Perintah Rouhani itu sebagai respons untuk melawan ancaman Amerika Serikat (AS) yang bersiap untuk menjatuhkan sanksi baru atas uji coba rudal balistik Iran pada bulan Oktober 2015.
”Pemerintah AS jelas masih mengejar kebijakan bermusuhan dan melakukan campur tangan ilegal. Angkatan bersenjata harus cepat dan secara signifikan meningkatkan kemampuan rudal mereka,” bunyi surat yang ditulis Rouhani dalam sebuah surat kepada Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehghan, yang diterbitkan kantor berita IRNA.
Para pejabat AS telah mengungkap bahwa Pemerintahan Presiden AS Barack Obama sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap perusahaan-perusahaan internasional dan individu yang berperan atas program rudal balistik Iran. AS tidak terima, Iran melakukan uji coba rudal balistik yang dianggap bisa membawa hulu ledak nuklir pada Oktober 2015 lalu.
Menurut The Wall Street Journal, sanksi baru AS akan menargetkan sekitar 12 perusahaan dan individu terkait pengembangan program balistik Iran. Menurut AS, uji coba rudal balistik Iran melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, terlebih Iran telah mencapai kesepakatan nuklir dengan enam negara kekuatan dunia pada Juli lalu.
”Kami sudah mencari beberapa waktu dalam opsi untuk tindakan tambahan yang terkait dengan program rudal balistik Iran berdasarkan keprihatinan kami terhadap kegiatannya, termasuk peluncuran (rudal balistik) 10 Oktober,” kata seorang pejabat pemerintahan Obama yang menolak diidentifikasi.
Iran sendiri akan melihat apakah sanksi baru yang akan dijatuhkan AS melanggar kesepakatan nuklir atau tidak. (mas)
Gedung Putih Plin-plan Soal Iran, Kongres Meradang Kongres AS kesal karena Gedung Putin plin-plan soal sanksi baru untuk Iran. (Istimewa) ★
Kongres Amerika Serikat (AS), saat ini tengah dibuat kesal oleh Gedung Putih. Kekesalan ini muncul karena sikap plin-plan yang ditujukan Gedung Putih terhadap Iran.
Seperti diketahui, Gedung Putih kemarin menuturkan akan segera menjatuhkan sanksi baru kepada Iran, akibat uji coba roket di selat Hormutz. Namun, tanpa alasan yang jelas Gedung Putin menunda penjatuhan sanksi tersebut.
Gedung Putih menuturkan bahwa ada beberapa aspek yang masih dipertimbangkan sebelum akhirnya sanksi baru tersebut dijatuhkan. Salah satu aspeknya adalah mengenai banyak atau sedikitnya sanksi tersebut mempengaruhi hubungan diplomatik dengan Irak.
Menanggapi penundaan sanksi tersebut, anggota Kongres dari Partai Republik menuturkan, harusnya pihak Gedung Putih tidak terlebih dahulu mengumumkan akan memberikan sanksi kepada Iran. Sikap tidak jelas ini, menurut Kongres justru menunjukan bahwa AS saat ini mulai takut kepada Iran.
"Jika Presiden mengumumkan sanksi yang pada akhirnya tidak dijalankan, itu akan menunjukkan tingkat ketidakberdayaan. sesuatu hal yang belum pernah ditunjukan oleh Presiden," kata perwakilan partai Republik di Kongres, Mike Pompeo seperti dilansir Russia Today pada Jumat (1/1). (esn)
Iran Pastikan Perluas Program Rudal Kepastian pengembangan program rudal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan. (IRNA) ★
Iran dipastikan akan memperluas program rudal mereka. Kepastian pengembangan program rudal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan.
"Iran akan meningkatkan kemampuan pertahanan sesuai dengan tujuan dan kepentingan nasional, sebagaimana dengan situasi di kawasan, perdamaian dan keamanan dunia dapat dijaga di bawah payung militer," kata Dehqan dalam sebuah pernyataan.
Dirinya juga menegaskan, pengembangan rudal yang merupakan bagian dari pengembangan teknologi pertahanan Iran adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar. Sebab, ini berhubungan langsung dengan keamanan dan kepentingan nasional Iran.
"Pengembangan program pertahanan Iran tidak bisa ditawar, dan ini adalah hak negara yang didasarkan atas perintah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Seyed Ali Khamenei yang merupakan Komandan tertinggi di Kepala Angkatan Bersenjata Iran," sambungnya, seperti dilansir IRNA, pada Jumat (1/1).
Dehqan menggarisbawahi, tidak ada satupun pihak, termasuk di dalamnya AS yang dapat menghalangi kemajuan Iran di bidang pertahanan.
Perluasan progran rudal Iran sendiri juga merupakan perintah langsung dari Presiden Iran Hassan Rouhani. Perintah Rouhani itu sebagai respons untuk melawan ancaman AS yang bersiap untuk menjatuhkan sanksi baru atas uji coba rudal balistik Iran pada bulan Oktober 2015. (esn)
Amerika Serikat (AS) mengaku geram dengan sikap Angkatan Laut (AL) Iran yang melakukan uji coba roket dekat kapal induk mereka. AL Iran melakukan uji coba roket dekat kapal induk AS USS Harry S. Truman yang sedang berada di selat Hormutz.
"AL Iran melakukan uji coba roket sekitar 1.500 meter dari USS Harry S. Truman, kapal perusak USS Bulkeley dan kapal frigat Prancis, FS Provence. Selain itu, banyak sekali kapal-kapal komersil yang berlayar di dekat lokasi uji coba," ucap juru bicara Komando Sentral AS, Kyle Raines.
Dirinya mengakui, AL Iran memang telah mengeluarkan pemberintahuan bahwa mereka akan melakukan uji coba roket tersebut. Namun, jeda dari pemberintahuan hingga uji coba tersebut sangatlah pendek, jadi sulit bagi kapal yang berada di selat Hormutz untuk menjauh, dan mencapai batas aman.
"AL Iran mengumumkan melalui radio maritim, bahwa mereka akan melakukan uji coba roket hanya 23 menit sebelum mereka menembakan roket pertama," sambungnya, seperti dilansir Rudaw pada Selasa (30/12).
"Menembakan tembakan begitu dekat dengan kapal yang sedang melintas dan dekat dengan lalu lintas komersial yang berada di jalur lalu lintas maritim yang diakui secara internasional adalah sesuatu yang tidak aman, tidak profesional dan tidak sesuai dengan hukum maritim internasional," pungkasnya. (esn)
AS Bersiap Jatuhkan Sanksi ke Iran karena Jajal Rudal Balistik Iran jajal rudal Ghader 2013. Iran dituduh menjajal rudal balistik pada 10 Oktober lalu. (AP) ★
Pemerintah Amerika Serikat (AS) bersiap menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran atas tuduhan bahwa Teheran telah melakukan uji coba rudal balistik. Sanksi itu akan menyasar 12 perusahaan dan individu yang memiliki peran dalam pengembangan rudal balistik Iran.
The Wall Street Journal melaporkan, ke-12 perusahaan dan individu yang dibidik oleh sanksi baru AS itu berada di Iran, Hong Kong dan Uni Emirat Arab (UEA). Menurut para pejabat Washington, Departemen Keuangan AS mengacu pada kesepakatan nuklir Iran dengan enam negara kekuatan dunia pada Juli lalu sebagai dasar rencana penjatuhan sanksi terbaru.
”Kami sudah mencari beberapa waktu, dalam pilihan untuk mengambil tindakan tambahan yang terkait dengan program rudal balistik Iran berdasarkan keprihatinan kami atas kegiatannya, termasuk peluncuran pada 10 Oktober,” kata seorang pejabat Pemerintahan Barack Obama, yang diwawancarai dengan syarat anonim, Kamis (31/12/2015).
”Kami sedang mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan daftar tambahan, serta perkembangan diplomatik yang konsisten dengan kepentingan keamanan nasional kami,” lanjut pejabat AS itu.
Sebuah tim pemantau dari PBB dalam sebuah laporan rahasia pada 15 Desember menyebutkan bahwa rudal jarak menengah; Emad, yang diuji coba Iran pada tanggal 10 Oktober adalah rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir, sehingga hal itu dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sedangkann Teheran telah membantah tuduhan bahwa rudal Emad mampu membawa hulu ledak nuklir.
Sanksi terbaru itu itu akan melarang warga AS atau warga negara asing melakukan bisnis dengan perusahaan yang terkena sanksi. Bank-bank AS juga akan diperintahkan untuk membekukan aset perusahaan atau individu yang masuk dalam daftar sanksi. (mas)
Iran Bantah Gelar Uji Coba Roket Dekat Kapal AS Iran membantah pasukan melakukan uji coba misil di dekat kapal perang AS (NY Daily News) ★
Iran membantah tudingan Amerika Serikat (AS) dan Eropa bahwa kapal militer Iran telah menembakkan roket di dekat kapal perang AS di Selat Hormuz. Iran balik menuding jika tuduhan itu adalah bentuk perang psikologis.
"Pasukan Angkatan Laut belum melakukan latihan di Selat Hormuz selama seminggu yang lalu atau waktu yang disebutkan oleh AS meluncurkan rudal dan roket," begitu kata juru bicara Garda Revolusi Iran, Ramezan Sharif, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (31/12/2015).
"Publikasi berita palsu tersebut dalam keadaan saat ini mirip dengan perang psikologis," kata Sharif dalam pernyataan yang diposting dalam website resmi Garda Revolusi.
Sebelumnya, Komandan Angkatan Laut Kyle Raines, juru bicara Pusat Komando AS, mengatakan pada hari Selasa beberapa kapal Garda Revolusi Iran menembakkan roket "di dekat" kapal perang milik AS, USS Harry S Truman dan lalu lintas perdagangan terdekat.
"AL Iran melakukan uji coba roket sekitar 1.500 meter dari USS Harry S. Truman, kapal perusak USS Bulkeley dan kapal frigat Prancis, FS Provence. Selain itu, banyak sekali kapal-kapal komersil yang berlayar di dekat lokasi uji coba," ucap juru bicara Komando Sentral AS, Kyle Raines. (ian)
Iran Kecam Rencana AS Jatuhkan Sanksi Iran terancam dijatuhkan sanksi baru oleh Amerika Serikat akibat aktivitas ujicoba rudal balistiknya di Selat Hormuz (Telegraph) ★
Iran mengecam rencana sanksi baru yang akan dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan dan individu atas program rudal balistik Teheran. Mereka menilai, sanksi itu sebagai bentuk kesewenang-wenangan dan ilegal.
"Seperti yang kita nyatakan kepada pemerintah AS, program rudal Iran tidak memiliki hubungan dengan perjanjian nuklir," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Hossein Jaber Ansari seperti dilansir dari Reuters, Kamis (31/12/2015).
"Iran dengan tegas akan menanggapi semua tindakan campur tangan oleh AS terhadap program pertahanan," kata Jabes Ansar sembari menegaskan pihaknya menolak sanksi baru dan menganggapnya sebagai kesewenang-wenangan dan ilegal.
Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan kepada Wall Street Journal (WSJ) bahwa pemerintah AS sedang mempersiapkan sanksi baru kepada Iran. Sanksi itu diberikan kepada 12 perusahaan dan individu di Iran, Hong Kong dan Uni Emirat Arab.
Mereka dianggap turut berperan serta dalam program pengembangan rudal Iran.
Para pejabat AS mengatakan, sanksi yang diberikan oleh Departemen Keuangan AS itu sesuai dengan perjanjian nuklir yang ditandatangani pada bulan Juli lalu antara Iran dengan enam negara kekuatan dunia. (ian)
Lawan Ancaman AS Departemen Pertahanan Iran diinstruksikan perluas program rudal untuk lawan ancaman AS. (Reuters) ★
Presiden Iran, Hassan Rouhani, memerintahkan Menteri Pertahanannya untuk memperluas program rudal Iran. Perintah Rouhani itu sebagai respons untuk melawan ancaman Amerika Serikat (AS) yang bersiap untuk menjatuhkan sanksi baru atas uji coba rudal balistik Iran pada bulan Oktober 2015.
”Pemerintah AS jelas masih mengejar kebijakan bermusuhan dan melakukan campur tangan ilegal. Angkatan bersenjata harus cepat dan secara signifikan meningkatkan kemampuan rudal mereka,” bunyi surat yang ditulis Rouhani dalam sebuah surat kepada Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehghan, yang diterbitkan kantor berita IRNA.
Para pejabat AS telah mengungkap bahwa Pemerintahan Presiden AS Barack Obama sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap perusahaan-perusahaan internasional dan individu yang berperan atas program rudal balistik Iran. AS tidak terima, Iran melakukan uji coba rudal balistik yang dianggap bisa membawa hulu ledak nuklir pada Oktober 2015 lalu.
Menurut The Wall Street Journal, sanksi baru AS akan menargetkan sekitar 12 perusahaan dan individu terkait pengembangan program balistik Iran. Menurut AS, uji coba rudal balistik Iran melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, terlebih Iran telah mencapai kesepakatan nuklir dengan enam negara kekuatan dunia pada Juli lalu.
”Kami sudah mencari beberapa waktu dalam opsi untuk tindakan tambahan yang terkait dengan program rudal balistik Iran berdasarkan keprihatinan kami terhadap kegiatannya, termasuk peluncuran (rudal balistik) 10 Oktober,” kata seorang pejabat pemerintahan Obama yang menolak diidentifikasi.
Iran sendiri akan melihat apakah sanksi baru yang akan dijatuhkan AS melanggar kesepakatan nuklir atau tidak. (mas)
Gedung Putih Plin-plan Soal Iran, Kongres Meradang Kongres AS kesal karena Gedung Putin plin-plan soal sanksi baru untuk Iran. (Istimewa) ★
Kongres Amerika Serikat (AS), saat ini tengah dibuat kesal oleh Gedung Putih. Kekesalan ini muncul karena sikap plin-plan yang ditujukan Gedung Putih terhadap Iran.
Seperti diketahui, Gedung Putih kemarin menuturkan akan segera menjatuhkan sanksi baru kepada Iran, akibat uji coba roket di selat Hormutz. Namun, tanpa alasan yang jelas Gedung Putin menunda penjatuhan sanksi tersebut.
Gedung Putih menuturkan bahwa ada beberapa aspek yang masih dipertimbangkan sebelum akhirnya sanksi baru tersebut dijatuhkan. Salah satu aspeknya adalah mengenai banyak atau sedikitnya sanksi tersebut mempengaruhi hubungan diplomatik dengan Irak.
Menanggapi penundaan sanksi tersebut, anggota Kongres dari Partai Republik menuturkan, harusnya pihak Gedung Putih tidak terlebih dahulu mengumumkan akan memberikan sanksi kepada Iran. Sikap tidak jelas ini, menurut Kongres justru menunjukan bahwa AS saat ini mulai takut kepada Iran.
"Jika Presiden mengumumkan sanksi yang pada akhirnya tidak dijalankan, itu akan menunjukkan tingkat ketidakberdayaan. sesuatu hal yang belum pernah ditunjukan oleh Presiden," kata perwakilan partai Republik di Kongres, Mike Pompeo seperti dilansir Russia Today pada Jumat (1/1). (esn)
Iran Pastikan Perluas Program Rudal Kepastian pengembangan program rudal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan. (IRNA) ★
Iran dipastikan akan memperluas program rudal mereka. Kepastian pengembangan program rudal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan.
"Iran akan meningkatkan kemampuan pertahanan sesuai dengan tujuan dan kepentingan nasional, sebagaimana dengan situasi di kawasan, perdamaian dan keamanan dunia dapat dijaga di bawah payung militer," kata Dehqan dalam sebuah pernyataan.
Dirinya juga menegaskan, pengembangan rudal yang merupakan bagian dari pengembangan teknologi pertahanan Iran adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar. Sebab, ini berhubungan langsung dengan keamanan dan kepentingan nasional Iran.
"Pengembangan program pertahanan Iran tidak bisa ditawar, dan ini adalah hak negara yang didasarkan atas perintah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Seyed Ali Khamenei yang merupakan Komandan tertinggi di Kepala Angkatan Bersenjata Iran," sambungnya, seperti dilansir IRNA, pada Jumat (1/1).
Dehqan menggarisbawahi, tidak ada satupun pihak, termasuk di dalamnya AS yang dapat menghalangi kemajuan Iran di bidang pertahanan.
Perluasan progran rudal Iran sendiri juga merupakan perintah langsung dari Presiden Iran Hassan Rouhani. Perintah Rouhani itu sebagai respons untuk melawan ancaman AS yang bersiap untuk menjatuhkan sanksi baru atas uji coba rudal balistik Iran pada bulan Oktober 2015. (esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.