Prajurit yang Digerebek Narkoba Oleh Tim Kostrad, Dipecat! Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat diwawancarai di lokasi [Hardani Triyoga/detikcom]
Satuan Kostrad beberapa waktu lalu melakukan penggerebekan dan mengamankan oknum TNI nakal karena terlibat narkoba. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan akan memberi sanksi tegas bagi anak buahnya yang terlibat, yaitu berupa pemecatan.
"Jadi, apabila dia sudah terkena narkoba maka dia tak bisa menjadi prajurit TNI, hukuman tambahan dipecat," kata Gatot di sela acara pembukaan Gashuku Nasional dan Rakernas Forki di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (27/2/2016).
Gatot mengatakan, memang ada program rehabilitasi bagi pengguna narkoba. Namun, rehabilitasi percuma bisa dilakukan tanpa niat serius sembuh dari narkoba. Hal ini yang mesti jadi acuan bagi prajurit TNI yang sudah dilatih untuk mempertahankan negara.
"Rehabilitasi silakan. Tapi, bagi prajurit TNI saya sadar betul, saya sudah koordinasi konsultasi dengan Menkes, yang bisa menyembuhkan bukan hanya rehabilitasi tapi niat seseorang. Rehabilitasi tanpa niat tak bisa. Dan prajurit TNI adalah dilatih dan persenjatai," tuturnya.
Kemudian, dijelaskan sejak akhir 2015, Gatot memerintahkan satuan komandan untuk melakukan pengecekan rutin terhadap struktur divisi yang dipimpinnya. Upaya ini akan terus dilakukan secara terus menerus untuk pembersihan dari oknum TNI yang nakal.
"Sejak akhir 2015, saya perintahkan kepada semua Pangkotamal, komandan satuan untuk melakukan pembersihan di tubuh masing-masing," tutup eks Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu. (hty/aws)
Pemain Bisnis Narkoba Jadikan TNI Pelindung Biar Merasa Aman
Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengakui prajurit TNI masih dijadikan aparat 'pelindung' bisnis narkoba. Menurutnya, sebagai bisnis ilegal, narkoba memerlukan pelindung yang aman yaitu salah satunya oknum TNI.
"Karena narkoba adalah bisnis. Bisnis yang ilegal. Bisnis yang mencari tempat yang aman. Tempat yang aman yaitu aparat keamanan polisi dan TNI," di sela acara pembukaan Gashuku Nasional dan Rakernas Forki di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Sabtu (27/2/2016).
Gatot menambahkan meski kesejahteraan prajurit sudah ditingkatkan, namun masih ada oknum dari tingkatan tamtama, bintara atau perwira yang masih terkena rayu bisnis haram ini. Faktor kebutuhan hidup yang salah satunya biaya sekolah anak menurutnya kemungkinan jadi penyebabnya. Kebutuhan ini menjadikan bisnis narkoba sebagai peluang yang dilihat untuk menambah pemasukan.
"Saya juga sadar. Kesejahteraan prajurit sudah banyak kemajuan. Tapi, untuk hidup normal, dikatakan hidup normal itu prajurit biasa-biasa saja tanpa menabung. Jadi, seorang tamtama, bintara, bahkan perwira kalau dia tak menabung, dia tak bisa menyekolahkan anaknya sampai universitas, karena biaya mahal kan. Ini peluang yang mereka lihat," tuturnya.
Terkait upaya pembersihan oknum TNI, Gatot menginstruksikan agar terus dilakukan pembersihan secara rutin. Bila ada yang berhasil melakukan pembersihan maka diapresiasi. Namun, bila ada oknum yang terkena maka komandan akan ikut bertanggungjawab untuk menyelesaikannya.
"Saya sadar itu. Maka saya ajukan pembersihan. Bagi yang berhasil, memperoleh, mengungkap itu prestasi. Tapi, bila ada yang tertangkap maka komandannya pun akan bertanggungjawab," tuturnya. (hat/dra)
Panglima TNI Akan Terus Lakukan Pembersihan Oknum Nakal
Penggerebekan Satuan Kostrad terhadap oknum TNI yang nakal beberapa waktu lalu menjadi contoh keseriusan memerangi narkoba. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menekankan upaya ini akan diteruskan sebagai cara pembersihan keterlibatan prajurit dari narkoba.
Dia juga menegaskan penggerebekan di Perumahan Kostrad, Tanah Kusir akan dikembangkan yang salah satunya melakukan tes urine.
"Kemarin (penggerebekan Kostrad, -red) ditemukan tes urine, dan operasi mendadak di perumahan-perumahan prajurit. Hasilnya positif, dari situ kita kembangkan, dan mudah-mudahan terus. Kita senang bersih-bersih," kata Gatot di sela acara pembukaan Gashuku Nasional dan Rakernas Forki di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Sabtu (27/2/2016).
Gatot sudah menginstruksikan ke semua instansi terkait agar rutin melakukan razia serta tes urine ke perumahan-perumahan prajurit. Sejak akhir 2015, dia bahkan menginstruksikan ke setiap komandan satuan untuk melakukan pembersihan ini.
"Ya itu tadi langkah Kostrad lakukan. Akan banyak lagi. Misalnya di Bukit Barisan lakukan. Itu langkah pembersihan," tutur mantan Pangdam V/Brawijaya itu. (hty/bag)
Kami Siap Beri Pasukan Terbaik untuk Satgas Terpadu Narkoba
Presiden Joko Widodo sudah mengintruksikan perang terhadap narkoba. Salah satunya Jokowi menginginkan Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan pembentukan satuan tugas (satgas) terpadu untuk memerangi narkoba.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mendukung kebijakan tersebut dan siap memberikan bantuan bila diperlukan.
"Apa yang dikatakan untuk narkotika, kami akan siap memberikan 24 jam, memberikan pasukan yang terbaik," kata Gatot di sela acara pembukaan Gashuku Nasional dan Rakernas Forki di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (27/2/2016).
Gatot menambahkan, keseriusan memerangi narkoba dari pihak terkait diperlukan karena status darurat narkoba.
"Karena presiden sudah mengatakan kita darurat narkoba," tuturnya.
Sebelumnya, dalam rapat terbatas terkait pemberantasan narkoba pada Rabu (24/2), Presiden Jokowi meminta agar BNN menjadi pemimpin dalam pertempuran melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Jokowi juga menginginkan satgas khusus terpadu untuk memerangi narkoba. (hty/hri)
Satuan Kostrad beberapa waktu lalu melakukan penggerebekan dan mengamankan oknum TNI nakal karena terlibat narkoba. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan akan memberi sanksi tegas bagi anak buahnya yang terlibat, yaitu berupa pemecatan.
"Jadi, apabila dia sudah terkena narkoba maka dia tak bisa menjadi prajurit TNI, hukuman tambahan dipecat," kata Gatot di sela acara pembukaan Gashuku Nasional dan Rakernas Forki di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (27/2/2016).
Gatot mengatakan, memang ada program rehabilitasi bagi pengguna narkoba. Namun, rehabilitasi percuma bisa dilakukan tanpa niat serius sembuh dari narkoba. Hal ini yang mesti jadi acuan bagi prajurit TNI yang sudah dilatih untuk mempertahankan negara.
"Rehabilitasi silakan. Tapi, bagi prajurit TNI saya sadar betul, saya sudah koordinasi konsultasi dengan Menkes, yang bisa menyembuhkan bukan hanya rehabilitasi tapi niat seseorang. Rehabilitasi tanpa niat tak bisa. Dan prajurit TNI adalah dilatih dan persenjatai," tuturnya.
Kemudian, dijelaskan sejak akhir 2015, Gatot memerintahkan satuan komandan untuk melakukan pengecekan rutin terhadap struktur divisi yang dipimpinnya. Upaya ini akan terus dilakukan secara terus menerus untuk pembersihan dari oknum TNI yang nakal.
"Sejak akhir 2015, saya perintahkan kepada semua Pangkotamal, komandan satuan untuk melakukan pembersihan di tubuh masing-masing," tutup eks Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu. (hty/aws)
Pemain Bisnis Narkoba Jadikan TNI Pelindung Biar Merasa Aman
Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengakui prajurit TNI masih dijadikan aparat 'pelindung' bisnis narkoba. Menurutnya, sebagai bisnis ilegal, narkoba memerlukan pelindung yang aman yaitu salah satunya oknum TNI.
"Karena narkoba adalah bisnis. Bisnis yang ilegal. Bisnis yang mencari tempat yang aman. Tempat yang aman yaitu aparat keamanan polisi dan TNI," di sela acara pembukaan Gashuku Nasional dan Rakernas Forki di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Sabtu (27/2/2016).
Gatot menambahkan meski kesejahteraan prajurit sudah ditingkatkan, namun masih ada oknum dari tingkatan tamtama, bintara atau perwira yang masih terkena rayu bisnis haram ini. Faktor kebutuhan hidup yang salah satunya biaya sekolah anak menurutnya kemungkinan jadi penyebabnya. Kebutuhan ini menjadikan bisnis narkoba sebagai peluang yang dilihat untuk menambah pemasukan.
"Saya juga sadar. Kesejahteraan prajurit sudah banyak kemajuan. Tapi, untuk hidup normal, dikatakan hidup normal itu prajurit biasa-biasa saja tanpa menabung. Jadi, seorang tamtama, bintara, bahkan perwira kalau dia tak menabung, dia tak bisa menyekolahkan anaknya sampai universitas, karena biaya mahal kan. Ini peluang yang mereka lihat," tuturnya.
Terkait upaya pembersihan oknum TNI, Gatot menginstruksikan agar terus dilakukan pembersihan secara rutin. Bila ada yang berhasil melakukan pembersihan maka diapresiasi. Namun, bila ada oknum yang terkena maka komandan akan ikut bertanggungjawab untuk menyelesaikannya.
"Saya sadar itu. Maka saya ajukan pembersihan. Bagi yang berhasil, memperoleh, mengungkap itu prestasi. Tapi, bila ada yang tertangkap maka komandannya pun akan bertanggungjawab," tuturnya. (hat/dra)
Panglima TNI Akan Terus Lakukan Pembersihan Oknum Nakal
Penggerebekan Satuan Kostrad terhadap oknum TNI yang nakal beberapa waktu lalu menjadi contoh keseriusan memerangi narkoba. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menekankan upaya ini akan diteruskan sebagai cara pembersihan keterlibatan prajurit dari narkoba.
Dia juga menegaskan penggerebekan di Perumahan Kostrad, Tanah Kusir akan dikembangkan yang salah satunya melakukan tes urine.
"Kemarin (penggerebekan Kostrad, -red) ditemukan tes urine, dan operasi mendadak di perumahan-perumahan prajurit. Hasilnya positif, dari situ kita kembangkan, dan mudah-mudahan terus. Kita senang bersih-bersih," kata Gatot di sela acara pembukaan Gashuku Nasional dan Rakernas Forki di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Sabtu (27/2/2016).
Gatot sudah menginstruksikan ke semua instansi terkait agar rutin melakukan razia serta tes urine ke perumahan-perumahan prajurit. Sejak akhir 2015, dia bahkan menginstruksikan ke setiap komandan satuan untuk melakukan pembersihan ini.
"Ya itu tadi langkah Kostrad lakukan. Akan banyak lagi. Misalnya di Bukit Barisan lakukan. Itu langkah pembersihan," tutur mantan Pangdam V/Brawijaya itu. (hty/bag)
Kami Siap Beri Pasukan Terbaik untuk Satgas Terpadu Narkoba
Presiden Joko Widodo sudah mengintruksikan perang terhadap narkoba. Salah satunya Jokowi menginginkan Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan pembentukan satuan tugas (satgas) terpadu untuk memerangi narkoba.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mendukung kebijakan tersebut dan siap memberikan bantuan bila diperlukan.
"Apa yang dikatakan untuk narkotika, kami akan siap memberikan 24 jam, memberikan pasukan yang terbaik," kata Gatot di sela acara pembukaan Gashuku Nasional dan Rakernas Forki di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (27/2/2016).
Gatot menambahkan, keseriusan memerangi narkoba dari pihak terkait diperlukan karena status darurat narkoba.
"Karena presiden sudah mengatakan kita darurat narkoba," tuturnya.
Sebelumnya, dalam rapat terbatas terkait pemberantasan narkoba pada Rabu (24/2), Presiden Jokowi meminta agar BNN menjadi pemimpin dalam pertempuran melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Jokowi juga menginginkan satgas khusus terpadu untuk memerangi narkoba. (hty/hri)
♞ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.