Pindad Jalin Kerjasama dengan Perusahaan Inggris Ilustrasi (Foto: Istimewa) ☆
PT Pindad bersama dengan perusahaan pertahanan global asal Inggris, BAE Systems, bekerja sama dalam mengantisipasi kejahatan teknologi informasi dan mendukung penguatan ketahanan nasional dalam bidang siber.
“Pindad bekerja sama dengan BAE System masuk ke satu kegiatan pertahanan dan keamanan siber,” kata Direktur Utama Pindad Silmy Karim kepada wartawan di Jakarta, Rabu (24/2).
Menurut Silmy, kesadaran dalam memperhatikan tata kelola dan keamanan siber masih rendah di Indonesia sehingga tingkat kejahatan seperti peretasan dinilai cukup tinggi.
Tingginya tingkat kejadian peristiwa tersebut, lanjutnya, didukung pula oleh pertumbuhan masif pengguna internet di Indonesia.
Kejahatan berbasis teknologi informasi, ujar dia, juga dapat dimasukkan sebagai ancaman non-konvensional yang bisa mempengaruhi kedaulatan suatu negara meski tidak adanya pelanggaran teritorial karena serangan itu dilakukan dari luar.
Dirut Pindad mengungkapkan, pihaknya secara bertahap mempersiapkan sumber daya manusia sekitar 20-100 orang dalam rangka memperkuat pertahanan dan keamanan siber tersebut.
Silmy juga mengutarakan bahwa pihaknya bakal merangkul “hacker” atau peretas agar mempertahankan kepentingan nasional termasuk dalam aspek ekonomi dan kedaulatan negara.
Dia mengingatkan bahwa negara lain telah lama mempersiapkan terkait hal tersebut, seperti lembaga siber nasional di Amerika Serikat yang karena pentingnya hingga dipimpin jenderal bintang empat, hingga Tiongkok yang memiliki angkatan siber.
“Kami arahnya agar negara menjaga secara menyeluruh untuk kepentingan-kepentingan nasional,” katanya.
Silmy berpendapat, Pindad tidak masuk secara langsung kepada tatanan kebijakan tetapi bila “leading sector”-nya telah ditunjuk pemerintah, maka pihaknya juga sudah siap dalam mendukungnya.
Dirut Pindad juga mengingatkan, selain kerja sama dengan luar negeri, pihaknya juga bekerja sama dengan perusahaan lokal swasta kecil yang memiliki perhatian terhadap permasalahan tersebut.
Data dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure mencatat terdapat 48,8 juta serangan siber pada 2014.
Hal itu, ujar dia, menjadi peluang bagi Pindad untuk memaksimalkan potensi penggunaan kembar (“dual use”) teknologi dalam menyediakan pertahanan berbasis teknologi informasi melalui kerja sama strategis dengan BAE Systems.
“Kami melihat ‘cyber-security’ sebagai suatu potensi yang dapat dioptimalkan dalam penyediaan proteksi dan pertahanan bagi aset strategis serta perekonomian nasional,” katanya. (Ismed)
PT Pindad bersama dengan perusahaan pertahanan global asal Inggris, BAE Systems, bekerja sama dalam mengantisipasi kejahatan teknologi informasi dan mendukung penguatan ketahanan nasional dalam bidang siber.
“Pindad bekerja sama dengan BAE System masuk ke satu kegiatan pertahanan dan keamanan siber,” kata Direktur Utama Pindad Silmy Karim kepada wartawan di Jakarta, Rabu (24/2).
Menurut Silmy, kesadaran dalam memperhatikan tata kelola dan keamanan siber masih rendah di Indonesia sehingga tingkat kejahatan seperti peretasan dinilai cukup tinggi.
Tingginya tingkat kejadian peristiwa tersebut, lanjutnya, didukung pula oleh pertumbuhan masif pengguna internet di Indonesia.
Kejahatan berbasis teknologi informasi, ujar dia, juga dapat dimasukkan sebagai ancaman non-konvensional yang bisa mempengaruhi kedaulatan suatu negara meski tidak adanya pelanggaran teritorial karena serangan itu dilakukan dari luar.
Dirut Pindad mengungkapkan, pihaknya secara bertahap mempersiapkan sumber daya manusia sekitar 20-100 orang dalam rangka memperkuat pertahanan dan keamanan siber tersebut.
Silmy juga mengutarakan bahwa pihaknya bakal merangkul “hacker” atau peretas agar mempertahankan kepentingan nasional termasuk dalam aspek ekonomi dan kedaulatan negara.
Dia mengingatkan bahwa negara lain telah lama mempersiapkan terkait hal tersebut, seperti lembaga siber nasional di Amerika Serikat yang karena pentingnya hingga dipimpin jenderal bintang empat, hingga Tiongkok yang memiliki angkatan siber.
“Kami arahnya agar negara menjaga secara menyeluruh untuk kepentingan-kepentingan nasional,” katanya.
Silmy berpendapat, Pindad tidak masuk secara langsung kepada tatanan kebijakan tetapi bila “leading sector”-nya telah ditunjuk pemerintah, maka pihaknya juga sudah siap dalam mendukungnya.
Dirut Pindad juga mengingatkan, selain kerja sama dengan luar negeri, pihaknya juga bekerja sama dengan perusahaan lokal swasta kecil yang memiliki perhatian terhadap permasalahan tersebut.
Data dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure mencatat terdapat 48,8 juta serangan siber pada 2014.
Hal itu, ujar dia, menjadi peluang bagi Pindad untuk memaksimalkan potensi penggunaan kembar (“dual use”) teknologi dalam menyediakan pertahanan berbasis teknologi informasi melalui kerja sama strategis dengan BAE Systems.
“Kami melihat ‘cyber-security’ sebagai suatu potensi yang dapat dioptimalkan dalam penyediaan proteksi dan pertahanan bagi aset strategis serta perekonomian nasional,” katanya. (Ismed)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.