Presiden Prancis Francois Hollande di sebuah wawancara stasiun Radio Inter di Paris (Foto: Fox News) ☆
Pada Jumat 19 Februari, Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan khawatir keadaan di Suriah akan menyebabkan pecahnya perang antara Rusia dengan Turki.
Hollande memaparkan, saat ini kondisi kedua negara sebenarnya semakin panas dan harus dilakukan berbagai cara demi menghindari konflik yang dapat terjadi.
“Ada risiko pecahnya perang antara Turki dengan Rusia. Ada indikasi munculnya eskalasi (meningkatnya ‘tensi’ antara kedua negara akibat Suriah),” kata Hollande di sebuah wawancara radio di Prancis, sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (20/2/2016).
Dalam wawancara itu, Presiden Hollande juga mengatakan terdapat tiga hal yang harus dilakukan Rusia dan Turki mengenai situasi di Suriah. “Pembicaraan negosiasi harus terus dilanjutkan, serangan udara harus dihentikan, dan bantuan kemanusiaan harus masuk ke Suriah,” tambahnya.
Turki hingga saat ini menentang pemerintahan di Suriah dengan mengatakan Presiden Bashar al Assad harus mundur dari jabatannya. Namun, negara ini juga memiliki kekhawatiran lain yaitu militan Kurdi yang kerap melancarkan serangan di perbatasan Suriah-Turki.
Dikabarkan, ada indikasi bahwa Turki sudah mengirim pasukan darat ke Suriah di dekat perbatasan Turki. Namun, Pemerintah Turki membantah laporan tersebut. (emj)
Pada Jumat 19 Februari, Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan khawatir keadaan di Suriah akan menyebabkan pecahnya perang antara Rusia dengan Turki.
Hollande memaparkan, saat ini kondisi kedua negara sebenarnya semakin panas dan harus dilakukan berbagai cara demi menghindari konflik yang dapat terjadi.
“Ada risiko pecahnya perang antara Turki dengan Rusia. Ada indikasi munculnya eskalasi (meningkatnya ‘tensi’ antara kedua negara akibat Suriah),” kata Hollande di sebuah wawancara radio di Prancis, sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (20/2/2016).
Dalam wawancara itu, Presiden Hollande juga mengatakan terdapat tiga hal yang harus dilakukan Rusia dan Turki mengenai situasi di Suriah. “Pembicaraan negosiasi harus terus dilanjutkan, serangan udara harus dihentikan, dan bantuan kemanusiaan harus masuk ke Suriah,” tambahnya.
Turki hingga saat ini menentang pemerintahan di Suriah dengan mengatakan Presiden Bashar al Assad harus mundur dari jabatannya. Namun, negara ini juga memiliki kekhawatiran lain yaitu militan Kurdi yang kerap melancarkan serangan di perbatasan Suriah-Turki.
Dikabarkan, ada indikasi bahwa Turki sudah mengirim pasukan darat ke Suriah di dekat perbatasan Turki. Namun, Pemerintah Turki membantah laporan tersebut. (emj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.