Selama tes di Indonesia, terungkap kekurangan BTR-4M UkrainaLima kendaraan BTR-4M telah dikirim ke Jakarta pada bulan September sebagai bagian dari kesepakatan dengan Ukraina, karena Indonesia berusaha untuk menggantikan 100 BTR-50PK APC yang diperoleh dari Kiev [judaic] ●
Menurut Ridzwan Rahmat dalam artikel "Indonesia reconsiders further acquisition of BTR-4 APCs after early trials" edisi dari "Jane's Defence Weekly", Korps Marinir Indonesia (KORMAR) telah menggelar pengujian tahap pertama dari BTR-4M buatan Ukraina, tapi setelah itu mereka mengusulkan untuk meninjau kembali keinginan untuk melanjutkan pembelian. Demikikian kata sumber yang berasal dari Korps Marinir.
Revisi rencana pembelian datang setelah menerima laporan dari hasil pengujian tahap pertama yang menunjukkan beberapa isu permasalahan. Ada kejadian "trimmed by the bow" (badan depan kendaraan lebih masuk ke dalam air) pada mode kecepatan penuh. Hal ini terutama terlihat selama latihan pendaratan yang berlangsung pada bulan Desember, kata sumber itu.
Di dalam air, APC ini didorong dengan 2 propeller yang terletak di kedua sisi belakang kendaraan. Dengan bantuan peralatan ini, kecepatan APC di atas air mencapai 10 km/jam.
Versi tempur BTR-4M Indonesia dilengkapi kubah BM-7 "Parus" dengan meriam otomatis ZTM-1 kaliber 30mm, peluncur granat AG-117 kaliber 30mm atau dapat dilengkapi juga dengan senapan mesin.
Pengujian BTR-4M oleh Korps Marinir [istimewa]
Resimen Kavaleri 2 Korps Marinir Indonesia yang berlokasi di Cilandak (Jakarta Selatan) mengadopsi BTR-4 M pada bulan Oktober 2016. Kementerian Pertahanan Indonesia telah membeli lima BTR-4 dari perusahaan Ukraina "Ukroboronprom" pada bulan Februari 2014. Kendaraan APC ini diterima pada bulan September 2016.
Korps Marinir akan melakukan analisis mendalam tentang kekurangan yang timbul saat pengujian, dan kemudian akan mengeluarkan rekomendasi tentang perlu-tidaknya pembelian lebih lanjut dari BTR-4.
Spesifikasi kendaraan BTR-4 yang dikeluarkan oleh pabrikan [Ukroboronprom]
Kementerian Pertahanan Indonesia telah menandatangani kontrak untuk pembelian lima unit BTR-4 dalam versi khusus amfibi (BTR-4M) pada akhir Februari 2014. Keseluruhan lima kendaraan telah diselesaikan oleh pabrikan KMDB pada semester pertama 2016.
Kapal kargo Texel yang membawa lima BTR-4M berangkat dari pelabuhan Oktyabrsk di Ukraina pada akhir Juli 2016, dengan arah menuju ke Laut Mediterania, lalu ke Ravenna Italia, kemudian pada tanggal 24 Agustus, telah kembali ke Laut Hitam hingga tiba di Constanta (Rumania), Pada tangggal 26 Agustus pindah sudah arah ke Indonesia sambil melewati Uni Emirat Arab dan Thailand.
Setelah pembelian lima BTR-4M ini akan disusul dengan akuisisi lanjutan sehingga Korps Marinir memiliki 50 ini kendaraan lapis baja ini, tetapi sekarang muncul ketidak pastian akan masa depan pembelian lanjutan tersebut.
BTR-4M yang dibuat dalam versi amfibi sebagai persyaratan khusus dari Korps Marinir Indonesia (termasuk pengapung tambahan dan instalasi "snorkel"), sampel pertama dari BTR-4M versi tempur mampu mengapung dan berenang dengan baik selama pengujian bulan Mei 2016 di waduk Saltov wilayah Kharkiv, Ukraina.
BTR-4 M dilengkapi dengan mesin diesel Deutz BF6M 1015CP buatan Jerman dengan kapasitas 490 hp dan transmisi otomatis Allison 4600SP buatan Amerika Serikat dengan enam gigi maju dan satu gigi mundur. (BMPD)
Menurut Ridzwan Rahmat dalam artikel "Indonesia reconsiders further acquisition of BTR-4 APCs after early trials" edisi dari "Jane's Defence Weekly", Korps Marinir Indonesia (KORMAR) telah menggelar pengujian tahap pertama dari BTR-4M buatan Ukraina, tapi setelah itu mereka mengusulkan untuk meninjau kembali keinginan untuk melanjutkan pembelian. Demikikian kata sumber yang berasal dari Korps Marinir.
Revisi rencana pembelian datang setelah menerima laporan dari hasil pengujian tahap pertama yang menunjukkan beberapa isu permasalahan. Ada kejadian "trimmed by the bow" (badan depan kendaraan lebih masuk ke dalam air) pada mode kecepatan penuh. Hal ini terutama terlihat selama latihan pendaratan yang berlangsung pada bulan Desember, kata sumber itu.
Di dalam air, APC ini didorong dengan 2 propeller yang terletak di kedua sisi belakang kendaraan. Dengan bantuan peralatan ini, kecepatan APC di atas air mencapai 10 km/jam.
Versi tempur BTR-4M Indonesia dilengkapi kubah BM-7 "Parus" dengan meriam otomatis ZTM-1 kaliber 30mm, peluncur granat AG-117 kaliber 30mm atau dapat dilengkapi juga dengan senapan mesin.
Pengujian BTR-4M oleh Korps Marinir [istimewa]
Resimen Kavaleri 2 Korps Marinir Indonesia yang berlokasi di Cilandak (Jakarta Selatan) mengadopsi BTR-4 M pada bulan Oktober 2016. Kementerian Pertahanan Indonesia telah membeli lima BTR-4 dari perusahaan Ukraina "Ukroboronprom" pada bulan Februari 2014. Kendaraan APC ini diterima pada bulan September 2016.
Korps Marinir akan melakukan analisis mendalam tentang kekurangan yang timbul saat pengujian, dan kemudian akan mengeluarkan rekomendasi tentang perlu-tidaknya pembelian lebih lanjut dari BTR-4.
Spesifikasi kendaraan BTR-4 yang dikeluarkan oleh pabrikan [Ukroboronprom]
Kementerian Pertahanan Indonesia telah menandatangani kontrak untuk pembelian lima unit BTR-4 dalam versi khusus amfibi (BTR-4M) pada akhir Februari 2014. Keseluruhan lima kendaraan telah diselesaikan oleh pabrikan KMDB pada semester pertama 2016.
Kapal kargo Texel yang membawa lima BTR-4M berangkat dari pelabuhan Oktyabrsk di Ukraina pada akhir Juli 2016, dengan arah menuju ke Laut Mediterania, lalu ke Ravenna Italia, kemudian pada tanggal 24 Agustus, telah kembali ke Laut Hitam hingga tiba di Constanta (Rumania), Pada tangggal 26 Agustus pindah sudah arah ke Indonesia sambil melewati Uni Emirat Arab dan Thailand.
Setelah pembelian lima BTR-4M ini akan disusul dengan akuisisi lanjutan sehingga Korps Marinir memiliki 50 ini kendaraan lapis baja ini, tetapi sekarang muncul ketidak pastian akan masa depan pembelian lanjutan tersebut.
BTR-4M yang dibuat dalam versi amfibi sebagai persyaratan khusus dari Korps Marinir Indonesia (termasuk pengapung tambahan dan instalasi "snorkel"), sampel pertama dari BTR-4M versi tempur mampu mengapung dan berenang dengan baik selama pengujian bulan Mei 2016 di waduk Saltov wilayah Kharkiv, Ukraina.
BTR-4 M dilengkapi dengan mesin diesel Deutz BF6M 1015CP buatan Jerman dengan kapasitas 490 hp dan transmisi otomatis Allison 4600SP buatan Amerika Serikat dengan enam gigi maju dan satu gigi mundur. (BMPD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.