⚓️ Naik Menjadi 40 Persen Senjata Buatan Pindad Diminati Negara Timur Tengah [Harian Bernas]
PT Pindad menargetkan ekspor mencapai 40 persen dari penjualan produknya. Saat ini, pasar dalam negeri masih mendominasi produk dari perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang manufaktur alat utama sistem persenjataan tersebut.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, mengatakan saat ini 80 persen produk Pindad dipasarkan di dalam negeri. Sisanya 20 persen diekspor ke berbagai negara. Di era pasar bebas saat ini, ia ingin melebarkan pangsa pasar ekspor mencapai 40 persen dari total produksi.
“Kami harapkan komposisinya 60 persen pasar dalam negeri dan 40 persen ekspor, tapi bukan berarti yang domestik turun, tapi pasar ekspornya naik menjadi 40 persen,” kata Abraham kepada wartawan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (6/1).
Ia menyebutkan, beberapa produk PT Pindad seperti tank, panser, dan senjata. Sedangkan produk di luar bidang militer antara lain alat berat seperti ekskavator. Untuk meningkatkan ekspor, PT Pindad melakukan kerja sama dengan vendor-vendor maupun pabrikan yang lebih maju. Perusahaan akan bekerja sama dengan vendor yang telah memiliki bahan yang belum dimiliki Pindad atau sebaliknya. Terlebih di era MEA, menurutnya perusahaan harus berkompetensi dari kesiapan SDM, kemampuan berinovasi, dan dari kesiapan sertifikasi keahlian. “Saat ini kami menjajaki beberapa negara tujuan ekspor yang diperbolehkan untuk dilakukan ekspor, tentunya atas seizin Kementerian Pertahanan,” ujarnya.
Di samping itu, PT Pindad juga gencar melakukan promosi agar produknya diminati negara lain. Salah satu caranya dengan mengikuti kejuaraan tingkat internasional. Ia menyebut, senjata buatan Pindad telah berhasil meraih gelar juara sebanyak sembilan kali di tingkat internasional.
Abraham menambahkan, produk-produk Pindad menggunakan bahan baku 60 persen dari lokal, sisanya 40 persen masih impor. Bahan baku yang impor tersebut misalnya pelat-pelat besi khusus yang memang belum diproduksi di dalam negeri, serta bahan-bahan spesifik yang belum tersedia di dalam negeri.
Meski demikian, Pindad terus berupaya agar komponen dalam negeri (TKDN) menjadi 100 persen sesuai dengan arahan Presiden RI. Salah satu caranya dengan melakukan substitusi impor. Ada beberapa produk yang dibuat dengan material dalam negeri. Selain itu, produk yang tidak dituntut spesifikasi tinggi kemudian menggunakan plat-plat baja dan besi dari PT Krakatau Steel.
“Ada yang untuk pola-pola operasional itu kita sudah produksi dalam negeri. Tapi ada beberapa hal yang menuntut spesifikasi tinggi mau tidak mau komponen kita impor,” ujarnya.
PT Pindad menargetkan ekspor mencapai 40 persen dari penjualan produknya. Saat ini, pasar dalam negeri masih mendominasi produk dari perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang manufaktur alat utama sistem persenjataan tersebut.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, mengatakan saat ini 80 persen produk Pindad dipasarkan di dalam negeri. Sisanya 20 persen diekspor ke berbagai negara. Di era pasar bebas saat ini, ia ingin melebarkan pangsa pasar ekspor mencapai 40 persen dari total produksi.
“Kami harapkan komposisinya 60 persen pasar dalam negeri dan 40 persen ekspor, tapi bukan berarti yang domestik turun, tapi pasar ekspornya naik menjadi 40 persen,” kata Abraham kepada wartawan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (6/1).
Ia menyebutkan, beberapa produk PT Pindad seperti tank, panser, dan senjata. Sedangkan produk di luar bidang militer antara lain alat berat seperti ekskavator. Untuk meningkatkan ekspor, PT Pindad melakukan kerja sama dengan vendor-vendor maupun pabrikan yang lebih maju. Perusahaan akan bekerja sama dengan vendor yang telah memiliki bahan yang belum dimiliki Pindad atau sebaliknya. Terlebih di era MEA, menurutnya perusahaan harus berkompetensi dari kesiapan SDM, kemampuan berinovasi, dan dari kesiapan sertifikasi keahlian. “Saat ini kami menjajaki beberapa negara tujuan ekspor yang diperbolehkan untuk dilakukan ekspor, tentunya atas seizin Kementerian Pertahanan,” ujarnya.
Di samping itu, PT Pindad juga gencar melakukan promosi agar produknya diminati negara lain. Salah satu caranya dengan mengikuti kejuaraan tingkat internasional. Ia menyebut, senjata buatan Pindad telah berhasil meraih gelar juara sebanyak sembilan kali di tingkat internasional.
Abraham menambahkan, produk-produk Pindad menggunakan bahan baku 60 persen dari lokal, sisanya 40 persen masih impor. Bahan baku yang impor tersebut misalnya pelat-pelat besi khusus yang memang belum diproduksi di dalam negeri, serta bahan-bahan spesifik yang belum tersedia di dalam negeri.
Meski demikian, Pindad terus berupaya agar komponen dalam negeri (TKDN) menjadi 100 persen sesuai dengan arahan Presiden RI. Salah satu caranya dengan melakukan substitusi impor. Ada beberapa produk yang dibuat dengan material dalam negeri. Selain itu, produk yang tidak dituntut spesifikasi tinggi kemudian menggunakan plat-plat baja dan besi dari PT Krakatau Steel.
“Ada yang untuk pola-pola operasional itu kita sudah produksi dalam negeri. Tapi ada beberapa hal yang menuntut spesifikasi tinggi mau tidak mau komponen kita impor,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.