✈️ Buatan PindadPanser Anoa produksi Pindad [def.pk]
Direktur Bisnis Produk Pertahanan Keamanan PT Pindad (Persero), Widjajanto mengatakan, kerajaan Brunei Darussalam menjajaki rencana pembelian 45 kendaraan tempur lapis baja Anoa 6x6 dan senjata SS2 buatan Pindad.
“Asal muasal pembicaraan untuk membantu angkatan darat Brunei melakukan proses retrofit (modifikasi) 45 unit ranpur (kendaraan tempur) 4x4 VAB buatan Perancis dan membangun workshop maintenance angkatan darat Brunei,” kata dia dalam rilis yang diterima Tempo dari Pindad, Jumat, 4 Mei 2018.
Widjajanto mengatakan, pembahasan tersebut bergeser setelah kunjungan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah. Brunei memutuskan membatalkan rencana memodifikasi kendaraan tempur lama buatan Perancis itu, dan memilih membeli unit baru. Alasannya, secara ekonomis pembelian unit baru dinilai lebih hemat daripada memodifikasi kendaraan tempur lama.
Widjajanto mengatakan, dalam waktu dekat tim Angkatan Darat Brunei akan membentuk tim uji kendaraan tempur dan senjata untuk menguji produk Anoa dan senjata SS2 produksi Pindad. Pengujian itu menjadi tindak lanjut rencana pembelian kendaraan tempur dan senjata yang dibahas dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah.
Sekretaris Perusahaan PT Pindad Bayu A Fiantoro mengatakan belum mengetahui berapa nilai transaksi rencana pembelian kendaraan tempur dan senjata Pindad tersebut. “Masih dalam proses pembahasan dengan Angkatan Darat Brunei,” kata dia pada Tempo, Jumat, 4 Mei 2018.
Bayu mengatakan, pembahasan yang sudah dilakukan baru tahap awal. “Pembicaraan awal saja. Tapi segera kita follow up,” kata dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan Brunei Darussalam sepakat membeli Tank Anoa dan senjata dari PT Pindad. Kesepakatan ini tercapai usai pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Direktur Bisnis Produk Pertahanan Keamanan PT Pindad (Persero), Widjajanto mengatakan, kerajaan Brunei Darussalam menjajaki rencana pembelian 45 kendaraan tempur lapis baja Anoa 6x6 dan senjata SS2 buatan Pindad.
“Asal muasal pembicaraan untuk membantu angkatan darat Brunei melakukan proses retrofit (modifikasi) 45 unit ranpur (kendaraan tempur) 4x4 VAB buatan Perancis dan membangun workshop maintenance angkatan darat Brunei,” kata dia dalam rilis yang diterima Tempo dari Pindad, Jumat, 4 Mei 2018.
Widjajanto mengatakan, pembahasan tersebut bergeser setelah kunjungan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah. Brunei memutuskan membatalkan rencana memodifikasi kendaraan tempur lama buatan Perancis itu, dan memilih membeli unit baru. Alasannya, secara ekonomis pembelian unit baru dinilai lebih hemat daripada memodifikasi kendaraan tempur lama.
Widjajanto mengatakan, dalam waktu dekat tim Angkatan Darat Brunei akan membentuk tim uji kendaraan tempur dan senjata untuk menguji produk Anoa dan senjata SS2 produksi Pindad. Pengujian itu menjadi tindak lanjut rencana pembelian kendaraan tempur dan senjata yang dibahas dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah.
Sekretaris Perusahaan PT Pindad Bayu A Fiantoro mengatakan belum mengetahui berapa nilai transaksi rencana pembelian kendaraan tempur dan senjata Pindad tersebut. “Masih dalam proses pembahasan dengan Angkatan Darat Brunei,” kata dia pada Tempo, Jumat, 4 Mei 2018.
Bayu mengatakan, pembahasan yang sudah dilakukan baru tahap awal. “Pembicaraan awal saja. Tapi segera kita follow up,” kata dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan Brunei Darussalam sepakat membeli Tank Anoa dan senjata dari PT Pindad. Kesepakatan ini tercapai usai pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.