Selasa, 01 November 2022

[Global] Rudal Rusia Hujani Seluruh Ukraina

➶ Respons atas Serangan Drone di CrimeaRudal-rudal Rusia menghujani seluruh wilayah Ukraina, termasuk Kiev, pada Senin (31/10/2022). Presiden Vladimir Putin sebut itu sebagai respons atas serangan drone Ukraina terhadap Crimea. [Foto/REUTERS/Gleb Garanich]★

Lebih dari 50 rudal dan drone Rusia telah menghujani seluruh wilayah Ukraina pada Senin ketika perang memasuki hari ke-250.

Presiden Vladimir Putin mengatakan serangan massal itu merupakan respons atas serangan pesawat nirawak atau drone terhadap armada Angkatan Laut Moskow di Crimea.

Serangan Moskow menargetkan infrastruktur Ukraina, termasuk jaringan listrik. Tak hanya itu, Moskow juga menangguhkan partisipasi dalam program ekspor biji-bijian Laut Hitam.

Putin, dalam konferensi pers hari Senin mengatakan pesawat tak berawak Ukraina telah menggunakan koridor laut yang sama dengan kapal-kapal gandum yang transit di bawah kesepakatan yang ditengahi PBB.

Kiev belum mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak tersebut dan membantah menggunakan koridor keamanan program gandum untuk tujuan militer.

PBB mengatakan tidak ada kapal gandum yang menggunakan rute Laut Hitam pada hari Sabtu ketika Rusia mengatakan kapalnya di Crimea diserang.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah pernyataan mengatakan rudal-rudal Rusia menghujani seluruh negeri. Ledakan juga mengguncang Kiev, mengirimkan asap hitam ke langit.

Menurut pernyataan itu, pasukan Rusia menembaki infrastruktur di setidaknya enam wilayah Ukraina.

"Bukan hanya itu yang bisa kami lakukan," kata Putin pada konferensi pers yang disiarkan televisi, menunjukkan lebih banyak tindakan dapat dilakukan Rusia, seperti dikutip Reuters, Selasa (1/11/2022).

Para pejabat Ukraina mengatakan infrastruktur energi, termasuk bendungan hidro-listrik, terkena serangan. Itu telah melumpuhkan pasokan listrik, energi panas dan air.

Oleh Synehubov, gubernur wilayah timur laut Kharkiv, mengatakan di Telegram bahwa sekitar 140.000 penduduk kehilangan aliran listrik setelah serangan Moskow, termasuk sekitar 50.000 penduduk kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Militer Ukraina mengeklaim telah menembak jatuh 44 dari 50 rudal Rusia. Tetapi serangan kemarin membuat 80 persen warga Kiev tidak memiliki air yang mengalir.

Polisi Ukraina mengatakan 13 orang terluka dalam serangan terbaru itu.

Selama tiga minggu terakhir, Rusia telah menyerang infrastruktur sipil Ukraina menggunakan rudal jarak jauh yang mahal dan drone kamikaze yang diduga buatan Iran.

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan 18 target, sebagian besar infrastruktur energi, terkena serangan rudal dan pesawat tak berawak di 10 wilayah Ukraina pada hari Senin.

  Jaringan Listrik dan Air Ukraina Putus 
Pemadaman listrik dan pasokan air terputus ke sebagian besar wilayah Kiev (REUTERS/GLEB GARANICH)

Ukraina mengalami pemadaman listrik dan pasokan air terputus ke sebagian besar wilayah Kiev pada Senin setelah gelombang serangan rudal Rusia pada infrastruktur utama.

Militer Ukraina mengatakan lebih dari 50 rudal jelajah Moskow diluncurkan ke sasaran di seluruh negeri, beberapa hari setelah Mosko menyalahkan Kiev atas serangan pesawat tak berawak terhadap armada Angkatan Laut-nya di Crimea.

Militer Kiev mengeklaim telah menembak jatuh banyak rudal Moskow dengan sistem pertahanan udara, tetapi Perdana Menteri Denys Shmygal mengatakan gelombang serangan misil itu telah menyebabkan pemadaman listrik di ratusan titik di tujuh wilayah Ukraina.

Beberapa ledakan juga terdengar di Ibu Kota Ukraina, Kiev.

"Setelah serangan, 80 persen konsumen tidak memiliki air di ibu kota," kata Wali Kota Kiev Vitali Klitschko di Telegram.

Dia menambakan sekitar 350.000 rumah dibiarkan tanpa listrik.

Menurut wali kota, angka itu telah berangsur turun menjadi 40 persen dan 270.000 rumah.

Di sebelah barat Kiev, seorang jurnalis AFP melihat lebih dari 100 orang dengan botol dan wadah plastik kosong menunggu untuk mengambil air dari air mancur taman.

"Teroris Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran terhadap instalasi listrik," kata wakil kepala kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, yang dilansir AFP, Selasa (1/11/2022).

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan di Twitter: "Alih-alih bertempur di medan perang, Rusia melawan warga sipil."

Kuleba, dalam sebuah pernyataan terpisah, mengatakan infrastruktur energi Ukraina yang rusak akan diperbaiki dengan peralatan dari 12 negara.

"Bantuan gelombang pertama sudah di Ukraina, sisanya diharapkan dalam waktu dekat," katanya.

Militer Rusia mengonfirmasi telah melakukan serangan rudal jelajah dan mengatakan mereka semua telah mencapai target yang diinginkan.

Tiga rudal menghantam sebuah situs di utara Kiev, kata seorang tentara yang dekat dengan sasaran kepada AFP.

Di kota terdekat, Mila Ryabova (39), mengatakan kepada AFP bahwa dia terbangun oleh antara delapan hingga 10 ledakan kuat.

"Kami bersama keluarga mempersiapkan putri saya untuk sekolah, tetapi sekarang tidak ada listrik di rumah dan di sekolah kami," kata Ryabova, yang merupakan seorang penerjemah.

"Tapi kami khawatir dan berbicara tentang peluang untuk pindah ke luar negeri, karena ada musim dingin di depan. Kami mungkin tidak memiliki listrik, pasokan panas."

Serangan sebelumnya bulan ini telah menghancurkan sekitar sepertiga dari pembangkit listrik Ukraina.

Di Moldova, pemerintah mengatakan sebuah rudal Rusia yang ditembak oleh sistem pertahanan udara Ukraina jatuh di sebuah desa di utara negara itu, tetapi tanpa menyebabkan cedera.

Kementerian Dalam Negeri setempat mengatakan rudal itu jatuh di desa Naslavcea dekat perbatasan Ukraina.

Serangan massal hari Senin terjadi setelah Rusia menarik diri dari perjanjian penting yang memungkinkan pengiriman biji-bijian penting melalui koridor keamanan maritim.

Kesepakatan Juli untuk membuka ekspor biji-bijian yang ditandatangani antara Rusia dan Ukraina—dan ditengahi oleh Turki dan PBB—sangat penting untuk meredakan krisis pangan global yang disebabkan oleh konflik.

Tetapi Rusia mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka akan menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan itu setelah menuduh Kiev melakukan serangan pesawat tak berawak "besar-besaran" terhadap armada Laut Hitam-nya, yang oleh Ukraina disebut sebagai "dalih palsu".

Sevastopol di Crimea yang dicaplok Moskow telah menjadi sasaran beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir dan berfungsi sebagai markas armada dan pusat logistik untuk operasi Rusia di Ukraina.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan bahwa melanjutkan ekspor biji-bijian tanpa partisipasi Rusia "hampir tidak layak".

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Senin bahwa mereka menginginkan "komitmen tambahan" dari Ukraina untuk tidak menggunakan koridor ekspor gandum untuk tujuan militer.

Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina akan menjunjung tinggi komitmennya terhadap kesepakatan ekspor biji-bijian. Itu disampaikan setelah dia melakukan pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. "Kami siap untuk tetap menjadi penjamin keamanan pangan (global)," katanya.

Sebaliknya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengulangi tuduhan bahwa Ukraina menggunakan koridor gandum untuk serangan terhadap armada Laut Hitam Moskow.

Dia juga mengatakan bahwa Kiev telah membahayakan kapal-kapal sipil, dan menyerukannya untuk menjamin bahwa tidak akan ada ancaman terhadap keselamatan kapal-kapal sipil.

Meskipun keputusan Rusia untuk menangguhkan partisipasinya, setidaknya 10 kapal kargo sarat dengan biji-bijian dan produk pertanian lainnya meninggalkan pelabuhan Ukraina pada hari Senin. Itu terpantau dari situs lalu lintas laut.

"Kapal kargo sipil tidak bisa menjadi sasaran militer atau disandera. Makanan harus mengalir," kata Amir Abdulla, Koordinator PBB untuk Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, di Twitter.

Di tempat lain, di Wina, pengawas nuklir PBB; Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menegaskan telah memulai inspeksi di Ukraina sebagai bagian dari verifikasi independen atas tuduhan Rusia bahwa Kiev memproduksi apa yang disebut "bom kotor".

Kiev telah membantah tuduhan itu, dan mengatakan bahwa Moskow sendiri yang mungkin menggunakan "bom kotor" dalam serangan "bendera palsu". (min)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...