KRI Sultan Iskandar Muda 367 on duty |
JAKARTA (Pos Kota) – Kapal Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda (SIM) dengan nomor lambung 367 (KRI SIM – 367) telah berhasil melaksanakan tugas dalam mengamankan perairan Lebanon pada misi perdamaian PBB yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Maritime Task Force (MTF) Konga XXVIII-C/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) selama enam bulan.
Kedatangan KRI SIM – 367 disambut dengan Upacara Militer di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok – Jakarta Utara, dengan Inspektur Upacara Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., dan dihadiri sejumlah pejabat tinggi TNI serta perwakilan pasukan dari ketiga Angkatan, Senin (30/4).
Kedatangan KRI SIM – 367 disambut dengan Upacara Militer di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok – Jakarta Utara, dengan Inspektur Upacara Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., dan dihadiri sejumlah pejabat tinggi TNI serta perwakilan pasukan dari ketiga Angkatan, Senin (30/4).
KRI SIM – 367 dikomandani oleh Letkol Laut (P) Agus Hariadi, meninggalkan tanah air selama 8 bulan untuk mengemban tugas perdamaian dunia dibawah bendera PBB dengan rincian waktu 2 (dua) bulan untuk pelayaran Indonesia – Lebanon (PP) dan 6 (enam) bulan penugasan. Selama penugasan, kapal yang merupakan organik jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim) ini telah secara aktif memberikan kontribusi kepada Maritime Task Force/UNIFIL mulai dari pelaksanaan patroli rutin, latihan bersama baik dengan Lebanese Armed Forces (LAF) – Navy maupun unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL lainnya di Area of Maritime Operation (AMO).
Keberhasilan KRI SIM – 367 dalam mengemban misi MTF UNIFIL ini menunjukkan profesionalitas TNI diakui dan sejajar dengan angkatan bersenjata negara-negara lain di dunia yang mengirimkan pasukannya pada misi PBB di Lebanon atau Troops Contributing Countries (TCC) diantaranya adalah Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Yunani dan Turki. Salah satu keunggulan dari KRI SIM – 367 adalah selain melaksanakan pengawasan perairan Lebanon melalui laut, juga dapat melaksanakan pengawasan perairan melalui udara dengan mengoperasionalkan Helikopter yang di bawa. Hal ini disebabkan karena dari sejumlah Satgas MTF UNIFIL yang mengamankan perairan Lebanon, hanya ada dua kapal yang menyertakan Helikopter dan salah satunya dari Indonesia.
Keberhasilan KRI SIM – 367 dalam mengemban misi MTF UNIFIL ini menunjukkan profesionalitas TNI diakui dan sejajar dengan angkatan bersenjata negara-negara lain di dunia yang mengirimkan pasukannya pada misi PBB di Lebanon atau Troops Contributing Countries (TCC) diantaranya adalah Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Yunani dan Turki. Salah satu keunggulan dari KRI SIM – 367 adalah selain melaksanakan pengawasan perairan Lebanon melalui laut, juga dapat melaksanakan pengawasan perairan melalui udara dengan mengoperasionalkan Helikopter yang di bawa. Hal ini disebabkan karena dari sejumlah Satgas MTF UNIFIL yang mengamankan perairan Lebanon, hanya ada dua kapal yang menyertakan Helikopter dan salah satunya dari Indonesia.
Dalam amanatnya, Panglima TNI menyatakan bahwa operasi pasukan pemelihara perdamaian di bawah bendera PBB bukan merupakan hal yang baru bagi TNI, karena sejak tahun 1957 Indonesia telah ikut aktif dalam operasi tersebut di berbagai daerah konflik di seluruh dunia. Keikutsertaan TNI dalam berbagai misi perdamaian dunia, merupakan implementasi dari komitmen TNI terhadap amanat konstitusi, yang ditegaskan dalam Undang-Undang TNI Nomor 34/2004 tentang Tugas pokok TNI melalui operasi militer selain perang, yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri.
Atas nama bangsa dan negara, Panglima TNI mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit Satgas yang telah melaksanakan tugas dengan baik, disertai rasa bangga atas prestasi yang telah ditunjukkan selama bertugas kurang lebih enam bulan di wilayah Lebanon. Sebagai kelanjutan dari misi perdamaian PBB ini, TNI akan mengirimkan KRI Hasanudin (HSN) – 366 untuk menggantikan KRI SIM – 367, melaksanakan tugas MTF UNIFIL selama enam bulan di perairan Lebanon, yang rencananya akan diberangkatkan pada pertengahan Mei 2012.
Pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia saat ini berjumlah 1.828 orang personel, yang tersebar di berbagai wilayah konflik yaitu Lebanon, Kongo, Haiti, Liberia, Sudan Selatan dan Darfur serta Suriah. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kepercayaan PBB kepada Indonesia atas partisipasi aktif dan peran perdamaian dunia yang selama ini telah dijalankan.
Selain 6 orang perwira yang baru-baru ini telah ditugaskan untuk menjadi pengamat militer (Military Observer/Milobs) ke Suriah, TNI dalam waktu dekat, juga akan menambah jumlah personel Milobs –nya sesuai permintaan PBB yang direncanakan berangkat ke Suriah pada Minggu III Mei 2012.
Pada tahun 2014, Indonesia diharapkan dapat mengirimkan 4.000 peace keepers-nya ke seluruh dunia pada misi PBB. Dengan bertambahnya jumlah personel yang tergabung pada misi PBB, menunjukkan bahwa Indonesia semakin berperan aktif dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. Hal ini sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945 yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kadispenum Puspen TNI
Kolonel Cpl. Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc, M.Si, M.A.
Atas nama bangsa dan negara, Panglima TNI mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit Satgas yang telah melaksanakan tugas dengan baik, disertai rasa bangga atas prestasi yang telah ditunjukkan selama bertugas kurang lebih enam bulan di wilayah Lebanon. Sebagai kelanjutan dari misi perdamaian PBB ini, TNI akan mengirimkan KRI Hasanudin (HSN) – 366 untuk menggantikan KRI SIM – 367, melaksanakan tugas MTF UNIFIL selama enam bulan di perairan Lebanon, yang rencananya akan diberangkatkan pada pertengahan Mei 2012.
Pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia saat ini berjumlah 1.828 orang personel, yang tersebar di berbagai wilayah konflik yaitu Lebanon, Kongo, Haiti, Liberia, Sudan Selatan dan Darfur serta Suriah. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kepercayaan PBB kepada Indonesia atas partisipasi aktif dan peran perdamaian dunia yang selama ini telah dijalankan.
Selain 6 orang perwira yang baru-baru ini telah ditugaskan untuk menjadi pengamat militer (Military Observer/Milobs) ke Suriah, TNI dalam waktu dekat, juga akan menambah jumlah personel Milobs –nya sesuai permintaan PBB yang direncanakan berangkat ke Suriah pada Minggu III Mei 2012.
Pada tahun 2014, Indonesia diharapkan dapat mengirimkan 4.000 peace keepers-nya ke seluruh dunia pada misi PBB. Dengan bertambahnya jumlah personel yang tergabung pada misi PBB, menunjukkan bahwa Indonesia semakin berperan aktif dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. Hal ini sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945 yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kadispenum Puspen TNI
Kolonel Cpl. Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc, M.Si, M.A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.