REPUBLIKA.CO.ID,
BOGOR -- TNI menargetkan masuk ke jajaran sepuluh besar negara
penyumbang pasukan penjaga perdamaian di dunia. Untuk itu, Komandan
Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, Brigjen TNI Imam Edy Mulyono,
menargetkan TNI mampu mengirim setidaknya 4.000 personel pasukan pada
tahun depan.
"Kita ingin terus meningkatkan peran kita sebagai peace keeper dalam forum internasional. Kalau kita mampu mengirim 4.000 pasukan akan masuk 10 besar," ujar Imam saat jumpa pers di PPMP, Sentul, Bogor, Jumat (4/5). Menurutnya, jumlah pasukan penjaga perdamaian Indonesia hingga saat ini masih sekitar 1.800 prajurit. Jumlah itu, tuturnya, masih jauh dari peringkat sepuluh besar.
Menurutnya, TNI menempatkan pasukannya dengan jumlah terbesar di Lebanon. Selain itu, terdapat pasukan penjaga perdamaian Indonesia di Haiti, dan Kongo. Imam mengungkapkan TNI pun menempatkan military observer di beberapa negara seperti Sudan, Sudan Selatan, Liberia, dan Suriah.
"Untuk Suriah kita sudah ada enam military observer dan akan menempatkan sepuluh lagi," tambahnya. Saat ini, ujar Imam, sepuluh pengamat tersebut sedang mengurus ijin untuk UN Travel Authorization.
Sementara itu, Imam mengaku belum mengetahui negara mana saja yang akan menjadi tujuan pasukan penjaga perdamaian tambahan. Menurutnya, hal tersebut sepenuhnya ditentukan oleh kementerian luar negeri. Pasalnya, tutur Imam, kemenlu dapat mengkaji sejauh mana negara tersebut berpengaruh terhadap kepentingan nasional.<republika>
"Kita ingin terus meningkatkan peran kita sebagai peace keeper dalam forum internasional. Kalau kita mampu mengirim 4.000 pasukan akan masuk 10 besar," ujar Imam saat jumpa pers di PPMP, Sentul, Bogor, Jumat (4/5). Menurutnya, jumlah pasukan penjaga perdamaian Indonesia hingga saat ini masih sekitar 1.800 prajurit. Jumlah itu, tuturnya, masih jauh dari peringkat sepuluh besar.
Menurutnya, TNI menempatkan pasukannya dengan jumlah terbesar di Lebanon. Selain itu, terdapat pasukan penjaga perdamaian Indonesia di Haiti, dan Kongo. Imam mengungkapkan TNI pun menempatkan military observer di beberapa negara seperti Sudan, Sudan Selatan, Liberia, dan Suriah.
"Untuk Suriah kita sudah ada enam military observer dan akan menempatkan sepuluh lagi," tambahnya. Saat ini, ujar Imam, sepuluh pengamat tersebut sedang mengurus ijin untuk UN Travel Authorization.
Sementara itu, Imam mengaku belum mengetahui negara mana saja yang akan menjadi tujuan pasukan penjaga perdamaian tambahan. Menurutnya, hal tersebut sepenuhnya ditentukan oleh kementerian luar negeri. Pasalnya, tutur Imam, kemenlu dapat mengkaji sejauh mana negara tersebut berpengaruh terhadap kepentingan nasional.<republika>
Tentara RI Paling Disiplin di Dunia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski tengah mendapat sorotan akibat aksi 'koboi' di beberapa tempat di ibukota, reputasi TNI di mata dunia dinilai paling baik. Komandan Pusat Misi Pemelihara Perdamaian, Brigjen TNI Imam Edy Mulyono, menjelaskan pasukan penjaga perdamaian Indonesia di dunia merupakan tentara yang paling disiplin di dunia.
"Data Dewan Keamanan PBB sudah menyebutkan kalau pasukan perdamaian asal Indonesia dan Cina paling disiplin di dunia," ungkap Imam saat penutupan kursus militer di PPMP, Sentul, Bogor, Jumat (4/5).
Menurutnya, apresiasi tersebut diberikan karena tentara Indonesia tidak pernah melakukan pelanggaran saat ditugaskan di negari orang. Sedangkan, tentara-tentara dari negara lain yang melakukan pelanggaran dipulangkan ke negaranya.
"Tentara Indonesia tidak pernah dipulangkan," sebut dia.
Saat ini, terdapat sekitar 1800 prajurit TNI yang ditugaskan di berbagai negara di dunia. Mereka masuk dalam satuan pasukan penjaga perdamaian PBB.<republika>
"Data Dewan Keamanan PBB sudah menyebutkan kalau pasukan perdamaian asal Indonesia dan Cina paling disiplin di dunia," ungkap Imam saat penutupan kursus militer di PPMP, Sentul, Bogor, Jumat (4/5).
Menurutnya, apresiasi tersebut diberikan karena tentara Indonesia tidak pernah melakukan pelanggaran saat ditugaskan di negari orang. Sedangkan, tentara-tentara dari negara lain yang melakukan pelanggaran dipulangkan ke negaranya.
"Tentara Indonesia tidak pernah dipulangkan," sebut dia.
Saat ini, terdapat sekitar 1800 prajurit TNI yang ditugaskan di berbagai negara di dunia. Mereka masuk dalam satuan pasukan penjaga perdamaian PBB.<republika>
Latihan Pasukan Perdamaian PBB ditutup
Jakarta (ANTARA News) - Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, Brigjen TNI Imam Edi Mulyono, menutup pelatihan Special Operations Group of the United Nation (UNSOG) dan United Nation Logistics Officers (UNLOG) yang diikuti 80 orang perwira TNI dan perwakilan delapan negara.
"Para peserta diharapkan dapat menjalankan tugas dalam misi penjaga perdamaian," kata Mulyono, usai menutup acara pelatihan itu di kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Kegiatan pelatihan itu atas kerjasama dengan Global Peace Operations Initiative (GPIO)-US Pacific Command (USPACOM) yang bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan wawasan sebagai perwira staf dan perwira logistik pada misi perdamaian PBB.
Ke-80 orang peserta, yang terdiri dari 45 orang perwira TNI dan 25 perwira dari negara lain, yakni Bangladesh, Kamboja, Malaysia, Mongolia, Nepal, Filipina, Sri Lanka dan Thailand itu juga dipersiapkan mengikuti misi-misi pemeliharaan perdamaian PBB.
Menurut dia, Indonesia ingin meningkatkan jumlah pasukan yang ikut terlibat dalam misi menjaga perdamaian menjadi 4.000 personil, sementara jumlah personil yang ada saat ini baru mencapai 1.800-1.900 personil.
Sementara itu, dalam rangka memperingati Peacekeepers Day pada 29 Mei 2012 nanti, PMPP akan mengadakan berbagai kegiatan, antara lain, lomba menulis artikel tentang peacekeepers bagi wartawan, lomba dan pameran fotografi tentang "peacekeepers" serta pembuatan film peacekeepers berjudul "Garuda untuk Perdamaian".(S037/E001)<antara>
"Para peserta diharapkan dapat menjalankan tugas dalam misi penjaga perdamaian," kata Mulyono, usai menutup acara pelatihan itu di kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Kegiatan pelatihan itu atas kerjasama dengan Global Peace Operations Initiative (GPIO)-US Pacific Command (USPACOM) yang bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan wawasan sebagai perwira staf dan perwira logistik pada misi perdamaian PBB.
Ke-80 orang peserta, yang terdiri dari 45 orang perwira TNI dan 25 perwira dari negara lain, yakni Bangladesh, Kamboja, Malaysia, Mongolia, Nepal, Filipina, Sri Lanka dan Thailand itu juga dipersiapkan mengikuti misi-misi pemeliharaan perdamaian PBB.
Menurut dia, Indonesia ingin meningkatkan jumlah pasukan yang ikut terlibat dalam misi menjaga perdamaian menjadi 4.000 personil, sementara jumlah personil yang ada saat ini baru mencapai 1.800-1.900 personil.
Sementara itu, dalam rangka memperingati Peacekeepers Day pada 29 Mei 2012 nanti, PMPP akan mengadakan berbagai kegiatan, antara lain, lomba menulis artikel tentang peacekeepers bagi wartawan, lomba dan pameran fotografi tentang "peacekeepers" serta pembuatan film peacekeepers berjudul "Garuda untuk Perdamaian".(S037/E001)<antara>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.