Semanagt
juang yang tertanam pada diri para prajurit Grup-2/Parako Kopassus di
dalam tugas - pantang mundur dalam pertempuran hingga titik darah
penghabisan - benar-benar mereka buktikan, meski sebagian anggota badan
harus rusak karenanya..
Sebagai
pengumpul informasi untuk komsumsi satuan pemukul, tugasnya di satuan
SGI ( Satuan Tugas Intelijen) di Peureulak, Aceh Timur (2003 / 2004),
akhirnya membuahkan hasil, berupa tertembaknya tokoh GAM Ishak Dawood.
Seru
Sujiadi, Wadan Pos SGI di Peureulak, Aceh Timur itu mendapat informasi
akurat dari personil GAM yang di tawan SGI, tentang keberadaan sejumlah
pasukan bersenjata GAM. "Saya mendapat perintah dari pimpinan satgas
untuk melakukan pengejaran," katanya.
Lalu
informasi tersebut diberikan ke pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas
di Aceh dan selanjutnya di susunlah opganisasi paskan yang akan
melakukan penyergapan.
Tim
penyergap, Yonif 500/ Raider, tiga Tim Parako dan dua personil SGI yang
membawa dua tawanan GAM mulai bergerak siang hari dan tiba di lokasi
GAM sore harinya. Begitu tiba disana, terjadilah kontak tembak.
Hasilnya, satu personil GAM tewas dan empat pucuk senjata didapatkan.
Pengejaran
dan pengepungan terhadap personil GAM lainnya yang melarikan diri terus
dilanjutkan oleh Pasukan Raider dan Parako, namun SGI sudah tidak
terlibat lagi. Tugasnya memberikan informasi tentang kerberadaan GAM
sudah terbukti dan selesai. Belakangan diketahui, bahwa dari hasil
pengejaran dan pengepungan terhadap GAM yang berlangsung hampir tiga
hari itu, akhirnya berhasil menembak mati Panglima GAM wilayah Aceh
Timur, Ishak Dawood.
Berkat
informasi dari SGI, tokoh GAM dapat di lumpuhkan. dengan keberhasilan
tersebut, Sujiadi yang berada di Grup-2 semenjak 1991 mendapat Kenaikan
Pangkat Luar Biasa (KPLB), dari Sertu (Sersan Satu) menjadi Serka
(sersan Kepala), pada September 2004. " Saya selaku anggota SGI ikut
bangga, karena atas kerja keras kami untuk mendapat informasi yang tepat
dan benar, maka dapat dapat di manfaatkan oleh satuan TNI melumpuhkan
kelompok separatis GAM di Aceh," katanya.
Meski
bukan dia atau satuannya yang berhasil melumpuhkan tokoh GAM dan
menjadi terkenal namanya, dia tetap tidak merasa kecil hati, karena itu
sudah menjadi resiko aparat intelijen, " Berhasil Tak Dikenal, Mati Tak
Dikenang,"
Serka Sujiadi, orang Lamongan, Jawa Timur ini sekarang Bintara Staff Intelijen, di Grup-2 Parako Kopassus.
“ DWI DHARMA BIRAWA YUDHA ”
(sumber Majalah Defender, April 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.