Tank Leopard 2A5 (Foto KMW) |
Anggota Komisi I DPR dari F-PG Yorris Raweyai saat dihubungi, kemarin, menjelaskan anggota dewan sempat mendatangi pabrik produsen tank seberat 60 ton itu saat berkunjung ke Muenchen, Jerman, baru-baru ini.
Rombongan
yang mendatangi Jerman dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman
didampingi 12 anggota. "Kami ingin mencari kepastian bagaimana teknis
tank ini,” ujar Yoris.
Awalnya, pemerintah berencana membeli 100 tank bekas dari Belanda dengan nilai sekitar US$ 280 juta. Namun, rencana itu terkendala karena ada penolakan dari parlemen Belanda.
Dubes
RI di Berlin Eddy Pratomo membenarkan delegasi anggota dewan sempat
mengunjungi perusahaan produsen tank Leopard, Krauss-Maffei-Wegmann GmbH
& Co KG (KMW).
Eddy
menjelaskan, delegasi sempat berdialog dengan Presiden dan CEO KMW
Frank Haun. Pada kesempatan tersebut, Komisi I DPR membicarakan
penjajakan pembelian tank Leopard dan perjanjian alih teknologi sebagai
bagian dari kontrak pembelian.
Selain
itu, sambung Eddy, rombongan sempat bertemu juru bicara luar negeri
fraksi CDU/CSU (koalisi partai berkuasa Jerman) Philipp Missfelder serta
Ketua Komisi Pertahanan Susanne Kastner.
Anggota dewan juga, lanjut Eddy, sempat bertemu dengan Parliamentary State Secretary Hans-Joachim Otto, untuk meminta penjelasan tentang prosedur pemberian dan izin ekspor alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang menjadi wewenang kementerian tersebut.
Menurut
Eddy, pihak Jerman menyatakan tidak melihat ada masalah untuk ekspor
alutsista ke Indonesia. Jerman, menurut Eddy, bahkan akan meningkatkan
kerja sama ekonomi dan industri strategis kedua negara.
Padahal,
Eddy mengakui pihak Jerman menerapkan kebijakan restriktif terhadap
ekspor alutsista ke Indonesia. Salah satu isu yang sering menjadi
ganjalan adalah isu perlindungan hak asasi manusia.
“Penting bagi Indonesia untuk menjelaskan hal itu kepada Jerman,” ujarnya. (Che/Ant/P-1)
- victorynewsmedia -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.