✬ Belum Dipersenjatai, Bisa Terbang hingga Empat Jam HELI SERANG: Fennec AS555AP, salah satu alutsista yang dimiliki Skadron 13/Serbu. ✮
Sejak bermarkas di Berau pada 25 Agustus 2016 lalu, Skadron 13/Serbu terus kedatangan helikopter-helikopter canggih. Salah satunya Helikopter Fennec AS555AP yang dibuat oleh kolaborasi PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Helicopters, Prancis.
LIMA helikopter terparkir rapi di hanggar yang memiliki luasan sekitar 50x20 meter. Lokasinya persis berada di tengah-tengah Markas Skadron 13/Serbu, yang berada di lokasi bangunan eks Bandara Kalimarau, Teluk Bayur.
Saat awak media ini tiba pada Selasa (24/7) siang di markas yang langsung di bawah komando Markas Besar TNI Angkatan Darat itu, beberapa prajurit Skadron tampak santai dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang berjaga di pos gerbang masuk, hingga yang tengah melaksanakan pendidikan penerbangan.
Komandan Skadron 13/Serbu Letkol Cpn Sucipto, terlihat berjalan sambil mengobrol santai dengan salah satu pelatih penerbang dari PT Dirgantara Indonesia menyempatkan bertemu dengan awak media ini. Ia mengatakan, sejak diresmikan pada 25 Agustus 2016 lalu, pihaknya sudah memiliki delapan helikopter.
Delapan helikopter tersebut terdiri dari enam unit helikopter berjenis Fennec dan dua helikopter berjenis Bell 412. “Untuk sementara ini tujuh heli stay-nya di Skadron. Sedangkan satu heli lainnya yaitu Bell 412, difungsikan untuk misi pengaman perbatasan Indonesia dengan Malaysia oleh Kodam VI/Mulawarman,” katanya kepada Berau Post, Selasa (24/7).
Sambil memberi penjelasan, Sucipto mengarahkan media ini untuk menemui Sertu Tiko Pujo Ashari, salah seorang mekanik helikopter jenis Fennec AS555AP yang tengah santai siang itu. Tiko lantas mengajak media ini berkeliling sembari menjelaskan spesifikasi helikopter yang juga biasa digunakan untuk warga sipil itu.
Helikopter Fennec diterangkannya memiliki berat sekitar 1,6 ton dan panjang kurang lebih 10 meter. Salah satu jenis alutsista milik TNI AD tersebut, merupakan helikopter serang ringan yang bisa dipersenjatai. Helikopter tersebut bisa difungsikan sebagai pelindung bagi helikopter pengangkut pasukan dari serangan musuh.
Selain itu, helikopter berwarna hijau khas militer ini juga menggunakan double engine atau mesin ganda. Sehingga, apabila salah satu mesinnya mengalami gangguan, maka mesin lainnya bisa menggantikannya. “Untuk sistem avionik-nya juga sudah canggih dan digital,” ujarnya.
Ia mengatakan, helikopter Fennec ini berkapasitas enam orang. Untuk sekali terbang, helikopter ini mampu menjelajah angkasa selama tiga hingga empat jam setelah mengisi penuh tangki bahan bakar sebanyak 665 liter. Meski demikian, banyaknya barang dan muatan yang dibawa helikopter, cukup memengaruhi kecepatan terbang helikopter.
Saat ini, Fennec AS555AP yang berada di Skadron 13/Serbu ini belum dipasangi persenjataan. Pasalnya, karena masih tergolong baru, persenjataan helikopter inipun masih dalam proses pembuatan di PT Dirgantara Indonesia (DI).
Senjata-senjata yang bisa dipasang pada helikopter serang ini seperti peluncur roket FFAR (Folding Fin Aerial Rocket) dan Door Gunner jenis Gatling dan Mag58. “Cuma kalau senjata Door Gunner ini dipasang, maka tempat duduk di heli harus dilepas,” tuturnya.
Sejak bermarkas di Berau pada 25 Agustus 2016 lalu, Skadron 13/Serbu terus kedatangan helikopter-helikopter canggih. Salah satunya Helikopter Fennec AS555AP yang dibuat oleh kolaborasi PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Helicopters, Prancis.
LIMA helikopter terparkir rapi di hanggar yang memiliki luasan sekitar 50x20 meter. Lokasinya persis berada di tengah-tengah Markas Skadron 13/Serbu, yang berada di lokasi bangunan eks Bandara Kalimarau, Teluk Bayur.
Saat awak media ini tiba pada Selasa (24/7) siang di markas yang langsung di bawah komando Markas Besar TNI Angkatan Darat itu, beberapa prajurit Skadron tampak santai dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang berjaga di pos gerbang masuk, hingga yang tengah melaksanakan pendidikan penerbangan.
Komandan Skadron 13/Serbu Letkol Cpn Sucipto, terlihat berjalan sambil mengobrol santai dengan salah satu pelatih penerbang dari PT Dirgantara Indonesia menyempatkan bertemu dengan awak media ini. Ia mengatakan, sejak diresmikan pada 25 Agustus 2016 lalu, pihaknya sudah memiliki delapan helikopter.
Delapan helikopter tersebut terdiri dari enam unit helikopter berjenis Fennec dan dua helikopter berjenis Bell 412. “Untuk sementara ini tujuh heli stay-nya di Skadron. Sedangkan satu heli lainnya yaitu Bell 412, difungsikan untuk misi pengaman perbatasan Indonesia dengan Malaysia oleh Kodam VI/Mulawarman,” katanya kepada Berau Post, Selasa (24/7).
Sambil memberi penjelasan, Sucipto mengarahkan media ini untuk menemui Sertu Tiko Pujo Ashari, salah seorang mekanik helikopter jenis Fennec AS555AP yang tengah santai siang itu. Tiko lantas mengajak media ini berkeliling sembari menjelaskan spesifikasi helikopter yang juga biasa digunakan untuk warga sipil itu.
Helikopter Fennec diterangkannya memiliki berat sekitar 1,6 ton dan panjang kurang lebih 10 meter. Salah satu jenis alutsista milik TNI AD tersebut, merupakan helikopter serang ringan yang bisa dipersenjatai. Helikopter tersebut bisa difungsikan sebagai pelindung bagi helikopter pengangkut pasukan dari serangan musuh.
Selain itu, helikopter berwarna hijau khas militer ini juga menggunakan double engine atau mesin ganda. Sehingga, apabila salah satu mesinnya mengalami gangguan, maka mesin lainnya bisa menggantikannya. “Untuk sistem avionik-nya juga sudah canggih dan digital,” ujarnya.
Ia mengatakan, helikopter Fennec ini berkapasitas enam orang. Untuk sekali terbang, helikopter ini mampu menjelajah angkasa selama tiga hingga empat jam setelah mengisi penuh tangki bahan bakar sebanyak 665 liter. Meski demikian, banyaknya barang dan muatan yang dibawa helikopter, cukup memengaruhi kecepatan terbang helikopter.
Saat ini, Fennec AS555AP yang berada di Skadron 13/Serbu ini belum dipasangi persenjataan. Pasalnya, karena masih tergolong baru, persenjataan helikopter inipun masih dalam proses pembuatan di PT Dirgantara Indonesia (DI).
Senjata-senjata yang bisa dipasang pada helikopter serang ini seperti peluncur roket FFAR (Folding Fin Aerial Rocket) dan Door Gunner jenis Gatling dan Mag58. “Cuma kalau senjata Door Gunner ini dipasang, maka tempat duduk di heli harus dilepas,” tuturnya.
⚓ Prokal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.