Ilustrasi KFX ☆
Menko Polhukam Wiranto menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Korea Selatan (Korsel), Kim Chang-Beom. Menurut Wiranto dalam pertemuan itu dibicarakan rencana kunjungan ke Korsel untuk negosiasi proyek pesawat tempur Korean Fighter Experimental/ Indonesian Fighter Experimental (KFX/ IFX).
“Kita mau ke Korsel untuk negosiasi KFX. Biasakan, Dubes dateng untuk menyampaikan beberapa hal dalam rangka kunjungan itu,” ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (1/3/2019), sebagaimana dilansir dari laman detikFinance (1/ 3).
Proyek KFX/ IFX digarap Korea Selatan. Pada 2009 Indonesia menyatakan minat untuk terlibat, yang ditandai dengan penandatangan letter of intent (LoI). Kemudian, LoI ini berlanjut dengan kesepakatan pengembangan bersama.
Rencananya, pesawat tersebut akan diproduksi sebanyak 168 unit Korsel 120 unit dan Indonesia diperkirakan 48 unit. Produksi massal rencananya dimulai 2026 nanti.
Wiranto menolak menjelaskan apa saja yang akan dibahas dalam negosiasi dengan pihak Korsel. Dia hanya mengatakan materi negosiasi akan dibahas lebih lanjut di Korsel.
“Kita belum bicara mengenai negosiasi, di sana pemimpinnya Menteri Pertahanan, di sini saya. Nanti sampai di sana baru kita bicarakan negosiasi itu, intinya bagaimana, kebijakannya bagaimana, dan nanti tim teknis yang akan melanjutkan. Itu nanti di sana, kita nggak mendahului, tapi yang pasti di sana,” tutur Wiranto.
Dia menambahkan pertemuannya dengan Dubes Korsel sebagai pendahuluan sebelum negosiasi. Menurut Wiranto Dubes Korsel nanti yang akan mengatur pertemuan untuk negosiasi nanti.
“Dubes Korsel itu untuk secara pendahuluan begitu, untuk mengatur pertemuan di sana bagaimana, itu saja,” tutur Wiranto.
Menko Polhukam Wiranto menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Korea Selatan (Korsel), Kim Chang-Beom. Menurut Wiranto dalam pertemuan itu dibicarakan rencana kunjungan ke Korsel untuk negosiasi proyek pesawat tempur Korean Fighter Experimental/ Indonesian Fighter Experimental (KFX/ IFX).
“Kita mau ke Korsel untuk negosiasi KFX. Biasakan, Dubes dateng untuk menyampaikan beberapa hal dalam rangka kunjungan itu,” ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (1/3/2019), sebagaimana dilansir dari laman detikFinance (1/ 3).
Proyek KFX/ IFX digarap Korea Selatan. Pada 2009 Indonesia menyatakan minat untuk terlibat, yang ditandai dengan penandatangan letter of intent (LoI). Kemudian, LoI ini berlanjut dengan kesepakatan pengembangan bersama.
Rencananya, pesawat tersebut akan diproduksi sebanyak 168 unit Korsel 120 unit dan Indonesia diperkirakan 48 unit. Produksi massal rencananya dimulai 2026 nanti.
Wiranto menolak menjelaskan apa saja yang akan dibahas dalam negosiasi dengan pihak Korsel. Dia hanya mengatakan materi negosiasi akan dibahas lebih lanjut di Korsel.
“Kita belum bicara mengenai negosiasi, di sana pemimpinnya Menteri Pertahanan, di sini saya. Nanti sampai di sana baru kita bicarakan negosiasi itu, intinya bagaimana, kebijakannya bagaimana, dan nanti tim teknis yang akan melanjutkan. Itu nanti di sana, kita nggak mendahului, tapi yang pasti di sana,” tutur Wiranto.
Dia menambahkan pertemuannya dengan Dubes Korsel sebagai pendahuluan sebelum negosiasi. Menurut Wiranto Dubes Korsel nanti yang akan mengatur pertemuan untuk negosiasi nanti.
“Dubes Korsel itu untuk secara pendahuluan begitu, untuk mengatur pertemuan di sana bagaimana, itu saja,” tutur Wiranto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.