Terbang Jarak Terjauh 405 KM Penyerahan sertifikat dari MURI rekor terbang diserahkan secara langsung oleh Manager MURI, Andre Purwandono kepada pihak LAPAN yang diwakili oleh Kabid Diseminasi Pusat Teknologi Penerbangan, Agus Bayu Utama di hadapan seluruh tim teknis operasi terbang LSU LAPAN, Garut (17/7/2019).(foto.dok.lapan)
LAPAN kembali menorehkan sejarah baru, setelah Pesawat Tanpa Awak LSU-02 NGLD (Lapan Surveillance Uav-02 New Generation Low Drag) sukses meraih Rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), dengan kategori “Pesawat Tanpa Awak (UAV) Terbang Menempuh Jarak Terjauh. ”
Dengan mengambil start terbang (take off) dari LANUD TNI AU Cikelet, Pameungpeuk, Garut pada pukul 11.38 WIB, pesawat LSU-02 NGLD terbang ke arah barat menuju Pantai Citepus, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, dan berhasil mendarat kembali (landing) pada pukul 15.40 WIB di titik start terbang.
Dengan kecepatan rata-rata terbang 100 km/jam dan dengan ketinggian lebih kurang 200 meter di atas permukaan laut, pesawat ini mampu terbang sejauh 405 Km pergi pulang.
Pesawat tanpa awak LSU-02 NGLD merupakan pengembangan dari varian pesawat LSU-02. Pesawat ini memiliki panjang sayap 3,3 meter, panjang badan 1,5 m dan berat maksimum pesawat hingga 20 kg. Misi penerbangan pesawat tanpa awak kali ini selain untuk memecahkan rekor MURI untuk Terbang Jarak Terjauh 405 Km, juga dimaksudkan untuk menguji performa terbang pesawat dengan desain terbaru ini, selain itu juga untuk mengetahui tingkat efisiensi aerodinamikanya.
Pesawat LSU 02 versi lama yang berhasil terbang dari KRI DPN Sigma class.
Penyerahan sertifikat rekor terbang diserahkan secara langsung oleh Manager MURI, Andre Purwandono kepada pihak LAPAN yang diwakili oleh Kabid Diseminasi Pusat Teknologi Penerbangan, Agus Bayu Utama di hadapan seluruh tim teknis operasi terbang LSU LAPAN.
Menurut Agus Bayu Utama, “Dengan keberhasilan terbang sejauh 405 Km ini, kedepannya pesawat ini akan diaplikasikan untuk berbagai misi, selain untuk foto udara, pemantauan, mitigasi bencana, juga untuk memperkuat pengembangan sistem pemantauan maritim berbasis pesawat tanpa awak (Maritime Surveillance System). Selain itu perolehan Rekor MURI ini merupakan “Kado Terindah” bagi Pusat Teknologi LAPAN yang tahun ini genap berusia 8 Tahun (Sewindu)”, ujarnya.
Sebelumnya pada 2 Juni 2013 pesawat tanpa awak LAPAN telah mencatatkan rekor MURI untuk terbang jarak terjauh 200 Km (pp) dari Pameungpeuk ke Pangandaran. Kemudian pada 29 November 2015 pesawat tanpa awak LAPAN memecahkan rekor jarak tempuh tersebut menjadi 340 Km dengan rute terbang dari Pameungpeuk sampai dengan Cilacap (pp). Di tahun 2018 Tim Insinyur Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN mencoba mendesain generasi terbaru dari LSU-02 yang kemudian diberi nama LSU-02 NGLD. “Alhamdulillah akhirnya mampu membuktikan kehandalannya dengan raihan rekor MURI di 17 Juli ini,” ucap syukurnya.
Pada kesempatan tersebut, Agus Bayu Utama juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pemecahan Rekor MURI ini, diantaranya Aspam Mabes TNI AU, Dispotdirga AU, Lanud Halim dan Lanud Husein Sastranegara.(Lapan/nor)
LAPAN kembali menorehkan sejarah baru, setelah Pesawat Tanpa Awak LSU-02 NGLD (Lapan Surveillance Uav-02 New Generation Low Drag) sukses meraih Rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), dengan kategori “Pesawat Tanpa Awak (UAV) Terbang Menempuh Jarak Terjauh. ”
Dengan mengambil start terbang (take off) dari LANUD TNI AU Cikelet, Pameungpeuk, Garut pada pukul 11.38 WIB, pesawat LSU-02 NGLD terbang ke arah barat menuju Pantai Citepus, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, dan berhasil mendarat kembali (landing) pada pukul 15.40 WIB di titik start terbang.
Dengan kecepatan rata-rata terbang 100 km/jam dan dengan ketinggian lebih kurang 200 meter di atas permukaan laut, pesawat ini mampu terbang sejauh 405 Km pergi pulang.
Pesawat tanpa awak LSU-02 NGLD merupakan pengembangan dari varian pesawat LSU-02. Pesawat ini memiliki panjang sayap 3,3 meter, panjang badan 1,5 m dan berat maksimum pesawat hingga 20 kg. Misi penerbangan pesawat tanpa awak kali ini selain untuk memecahkan rekor MURI untuk Terbang Jarak Terjauh 405 Km, juga dimaksudkan untuk menguji performa terbang pesawat dengan desain terbaru ini, selain itu juga untuk mengetahui tingkat efisiensi aerodinamikanya.
Pesawat LSU 02 versi lama yang berhasil terbang dari KRI DPN Sigma class.
Penyerahan sertifikat rekor terbang diserahkan secara langsung oleh Manager MURI, Andre Purwandono kepada pihak LAPAN yang diwakili oleh Kabid Diseminasi Pusat Teknologi Penerbangan, Agus Bayu Utama di hadapan seluruh tim teknis operasi terbang LSU LAPAN.
Menurut Agus Bayu Utama, “Dengan keberhasilan terbang sejauh 405 Km ini, kedepannya pesawat ini akan diaplikasikan untuk berbagai misi, selain untuk foto udara, pemantauan, mitigasi bencana, juga untuk memperkuat pengembangan sistem pemantauan maritim berbasis pesawat tanpa awak (Maritime Surveillance System). Selain itu perolehan Rekor MURI ini merupakan “Kado Terindah” bagi Pusat Teknologi LAPAN yang tahun ini genap berusia 8 Tahun (Sewindu)”, ujarnya.
Sebelumnya pada 2 Juni 2013 pesawat tanpa awak LAPAN telah mencatatkan rekor MURI untuk terbang jarak terjauh 200 Km (pp) dari Pameungpeuk ke Pangandaran. Kemudian pada 29 November 2015 pesawat tanpa awak LAPAN memecahkan rekor jarak tempuh tersebut menjadi 340 Km dengan rute terbang dari Pameungpeuk sampai dengan Cilacap (pp). Di tahun 2018 Tim Insinyur Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN mencoba mendesain generasi terbaru dari LSU-02 yang kemudian diberi nama LSU-02 NGLD. “Alhamdulillah akhirnya mampu membuktikan kehandalannya dengan raihan rekor MURI di 17 Juli ini,” ucap syukurnya.
Pada kesempatan tersebut, Agus Bayu Utama juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pemecahan Rekor MURI ini, diantaranya Aspam Mabes TNI AU, Dispotdirga AU, Lanud Halim dan Lanud Husein Sastranegara.(Lapan/nor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.