✈️ Pertama kali ikut Pitch Black 2022✈️ Ilustrasi Eurofighter Typhoon [ist]
Jerman telah mengirim 13 pesawat militernya ke Australia untuk mengikuti latihan bersama, dalam salah satu pengerahan perdamaian angkatan udara Jerman, di tengah meningkatnya ketegangan dengan China di Indo-Pasifik. Pesawat tempur itu rencananya akan berpartisipasi dalam pelatihan "Pitch Black", bersama dengan pasukan dari Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan.
"Tentu saja, fokus kami saat ini jelas diarahkan ke timur," kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht, merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina. "Namun, kita juga harus mengarahkan perhatian kita ke daerah lain," tambahnya.
Enam jet Eurofighter berhasil lepas landas pada Senin (15/08) dari sebuah pangkalan di Neuberg an der Donau, Bayern, Jerman Tenggara. Tiga kapal tanker A330 dan empat pengangkut A400M juga berhasil lepas landas dari Kln sekitar 30 menit sebelumnya.
Selama tiga hari perjalanan, para pilot akan melakukan setidaknya 200 manuver pengisian bahan bakar di udara, kata Kepala Angkatan Udara Jerman Ingo Gerhartz. Pengerahan itu juga mencakup rute memutar melalui Jepang dan Korea Selatan.
Setidaknya sejak 2018, Berlin telah berkomitmen untuk memainkan peran keamanannya di Indo-Pasifik, seperti halnya yang dilakukan oleh hampir kebanyakan negara Barat lainnya. Pada bulan September 2020, Berlin juga telah menerbitkan makalah pedoman "Indo-Pasifik", yang menguraikan langkah-langkah strategi Berlin dalam memenuhi perannya.
"Jerman dan Uni Eropa (UE) ingin memperdalam keterlibatan keamanan mereka di kawasan [Indo-Pasifik] untuk membantu memperkuat tatanan internasional berbasis aturan," ungkap Kementerian Luar Negeri Jerman dalam pernyataannya di Forum Menteri Indo-Pasifik pertama di Eropa pada 22 Februari lalu. Kegiatan yang kemudian teralihkan akibat adanya invasi Rusia ke Ukraina dalam dua hari setelahnya.
Pada Agustus tahun lalu, sebuah kapal fregat milik Jerman di Bayern, berhasil berlayar ke Indo-Pasifik untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, yang kemudian berlabuh di 11 negara selama tujuh bulan pelayarannya, termasuk Jepang, Korea Selatan, Vietnam, dan Singapura. Sayangnya, kunjungan Jerman itu ditolak oleh China.
Latihan ini bukan 'ancaman' bagi China
Gerhartz mengatakan kepada wartawan bahwa rute yang diambil oleh jet-jet ini akan "hampir tidak menyentuh" Laut China Selatan dan tidak akan melewati Selat Taiwan. Kedua wilayah tersebut merupakan sumber ketegangan dengan Beijing.
"Laut China Selatan dan Selat Taiwan jelas merupakan titik-titik penting di kawasan itu," tegas Gerhartz. "Kami akan terbang di ketinggian lebih dari 10 kilometer dan hampir tidak menyentuh Laut China Selatan, dan kami akan bergerak di rute internasional."
Gerhartz menambahkan bahwa menurutnya, Jerman tidak "mengirim pesan ancaman ke China dengan terbang mengikuti latihan gabungan di Australia."
Duta Besar Australia untuk Jerman, Philip Green, mengatakan bahwa tidak ada alasan mengapa China harus melihat latihan ini sebagai destabilisasi.
"Kami mencari kawasan yang stabil, damai dan sejahtera, keseimbangan strategis di mana setiap negara dapat mengambil pilihan berdaulat mereka sendiri," kata Green.
Ketegangan antara China dan negara-negara Barat lainnya juga telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayah China. kp/ha (Reuters, dpa) (nvc/nvc)
Jerman telah mengirim 13 pesawat militernya ke Australia untuk mengikuti latihan bersama, dalam salah satu pengerahan perdamaian angkatan udara Jerman, di tengah meningkatnya ketegangan dengan China di Indo-Pasifik. Pesawat tempur itu rencananya akan berpartisipasi dalam pelatihan "Pitch Black", bersama dengan pasukan dari Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan.
"Tentu saja, fokus kami saat ini jelas diarahkan ke timur," kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht, merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina. "Namun, kita juga harus mengarahkan perhatian kita ke daerah lain," tambahnya.
Enam jet Eurofighter berhasil lepas landas pada Senin (15/08) dari sebuah pangkalan di Neuberg an der Donau, Bayern, Jerman Tenggara. Tiga kapal tanker A330 dan empat pengangkut A400M juga berhasil lepas landas dari Kln sekitar 30 menit sebelumnya.
Selama tiga hari perjalanan, para pilot akan melakukan setidaknya 200 manuver pengisian bahan bakar di udara, kata Kepala Angkatan Udara Jerman Ingo Gerhartz. Pengerahan itu juga mencakup rute memutar melalui Jepang dan Korea Selatan.
Setidaknya sejak 2018, Berlin telah berkomitmen untuk memainkan peran keamanannya di Indo-Pasifik, seperti halnya yang dilakukan oleh hampir kebanyakan negara Barat lainnya. Pada bulan September 2020, Berlin juga telah menerbitkan makalah pedoman "Indo-Pasifik", yang menguraikan langkah-langkah strategi Berlin dalam memenuhi perannya.
"Jerman dan Uni Eropa (UE) ingin memperdalam keterlibatan keamanan mereka di kawasan [Indo-Pasifik] untuk membantu memperkuat tatanan internasional berbasis aturan," ungkap Kementerian Luar Negeri Jerman dalam pernyataannya di Forum Menteri Indo-Pasifik pertama di Eropa pada 22 Februari lalu. Kegiatan yang kemudian teralihkan akibat adanya invasi Rusia ke Ukraina dalam dua hari setelahnya.
Pada Agustus tahun lalu, sebuah kapal fregat milik Jerman di Bayern, berhasil berlayar ke Indo-Pasifik untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, yang kemudian berlabuh di 11 negara selama tujuh bulan pelayarannya, termasuk Jepang, Korea Selatan, Vietnam, dan Singapura. Sayangnya, kunjungan Jerman itu ditolak oleh China.
Latihan ini bukan 'ancaman' bagi China
Gerhartz mengatakan kepada wartawan bahwa rute yang diambil oleh jet-jet ini akan "hampir tidak menyentuh" Laut China Selatan dan tidak akan melewati Selat Taiwan. Kedua wilayah tersebut merupakan sumber ketegangan dengan Beijing.
"Laut China Selatan dan Selat Taiwan jelas merupakan titik-titik penting di kawasan itu," tegas Gerhartz. "Kami akan terbang di ketinggian lebih dari 10 kilometer dan hampir tidak menyentuh Laut China Selatan, dan kami akan bergerak di rute internasional."
Gerhartz menambahkan bahwa menurutnya, Jerman tidak "mengirim pesan ancaman ke China dengan terbang mengikuti latihan gabungan di Australia."
Duta Besar Australia untuk Jerman, Philip Green, mengatakan bahwa tidak ada alasan mengapa China harus melihat latihan ini sebagai destabilisasi.
"Kami mencari kawasan yang stabil, damai dan sejahtera, keseimbangan strategis di mana setiap negara dapat mengambil pilihan berdaulat mereka sendiri," kata Green.
Ketegangan antara China dan negara-negara Barat lainnya juga telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayah China. kp/ha (Reuters, dpa) (nvc/nvc)
✈️ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.