➶ Semua Target KenaRusia puas usai menembakkan 84 rudal ke Ukraina dalam sehari, Senin (10/10). Mereka mengklaim rudal tersebut mengenai 'semua target yang ditentukan.' (Reuters/Stringer) ★
Rusia puas usai menembakkan 84 rudal ke Ukraina dalam sehari, Senin (10/10). Mereka mengklaim rudal tersebut mengenai "semua target yang ditentukan."
"Hari ini, angkatan bersenjata Rusia telah meluncurkan serangan besar dengan senjata jarak jauh berpresisi tinggi terhadap militer, komunikasi, dan target energi Ukraina," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia pada Senin (10/9), dikutip Reuters.
Pernyataan itu lalu berlanjut, "Tujuan dari serangan itu telah tercapai. Semua target yang ditentukan terkena."
Serangan Rusia baru-baru ini dianggap sebagai salah satu serangan terbesar yang dikoordinasikan untuk melawan Ukraina.
Pihak Ukraina melaporkan Rusia menembakkan lebih dari 84 rudal di delapan wilayah negara itu.
Murka, Kyiv kemudian menyebut Rusia sebagai negara teroris dalam pertemuan darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Namun, serangan ini mendapatkan respons positif dari pejabat pro-Moskow, salah satunya pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, yang mengaku "100 persen puas" dengan serangan Rusia di Ukraina.
Serangan ini sendiri terjadi usai Presiden Vladimir Putin mengatakan bakal membalas Ukraina karena "menyerang" Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia ke Crimea.
Sementara itu, Ukraina bergembira atas pengeboman itu, tetapi tak mengklaim bertanggung jawab.
Jembatan ini merupakan salah satu properti penting bagi Rusia karena menjadi jalur untuk memasok keperluan pasukan mereka di Ukraina.
Selain itu, jembatan ini juga dianggap sebagai lambang kegagahan Rusia yang mencaplok Crimea pada 2014 lalu.
Ukraina Murka
Detik-detik Ledakan di Dnipro Ukraina, Kepul Asap di Depan Mata (CNN)
Perwakilan Ukraina menumpahkan amarahnya di rapat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah Rusia menembakkan 84 rudal, Senin (10/10). Ukraina menyebut Rusia sebagai negara teroris.
"Rusia sekali lagi membuktikan mereka adalah negara teroris yang harus dihalangi dengan berbagai cara terkuat yang mungkin dilakukan," kata Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, dalam pidato pembukaannya, seperti dikutip AFP.
"Sayangnya, Anda sulit mendesak perdamaian yang stabil dan waras selama kediktatoran yang gila dan tak stabil tetap ada di wilayah Anda."
Kyslytsya kemudian bercerita bahwa keluarga dekatnya turut menjadi korban serangan Rusia. Ia juga mengungkap 14 warga sipil tewas dan 97 orang lainnya terluka dalam serangan Moskow ini.
Merespons pernyataan Ukraina, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, mengaku Moskow tidak secara langsung memerintahkan serangan rudal itu.
"Kami dituduh saat kami mencoba melindungi saudara dan saudari kami di Ukraina timur," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyebut serangan Rusia sebagai "tindakan eskalasi perang yang tak dapat diterima."
PBB sendiri kala itu sedang menyelenggarakan debat untuk membahas pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia.
Namun, debat itu berlangsung kala Rusia meluncurkan serangan rudal di berbagai kota Ukraina, termasuk Kyiv.
Berdasarkan keterangan Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina yang dirujuk CNN, Rusia meluncurkan lebih dari 84 rudal dan serangan udara. Dari total itu, militer Ukraina berhasil mencegat 56 rudal dan drone. (pwn/has)
Rusia puas usai menembakkan 84 rudal ke Ukraina dalam sehari, Senin (10/10). Mereka mengklaim rudal tersebut mengenai "semua target yang ditentukan."
"Hari ini, angkatan bersenjata Rusia telah meluncurkan serangan besar dengan senjata jarak jauh berpresisi tinggi terhadap militer, komunikasi, dan target energi Ukraina," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia pada Senin (10/9), dikutip Reuters.
Pernyataan itu lalu berlanjut, "Tujuan dari serangan itu telah tercapai. Semua target yang ditentukan terkena."
Serangan Rusia baru-baru ini dianggap sebagai salah satu serangan terbesar yang dikoordinasikan untuk melawan Ukraina.
Pihak Ukraina melaporkan Rusia menembakkan lebih dari 84 rudal di delapan wilayah negara itu.
Murka, Kyiv kemudian menyebut Rusia sebagai negara teroris dalam pertemuan darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Namun, serangan ini mendapatkan respons positif dari pejabat pro-Moskow, salah satunya pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, yang mengaku "100 persen puas" dengan serangan Rusia di Ukraina.
Serangan ini sendiri terjadi usai Presiden Vladimir Putin mengatakan bakal membalas Ukraina karena "menyerang" Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia ke Crimea.
Sementara itu, Ukraina bergembira atas pengeboman itu, tetapi tak mengklaim bertanggung jawab.
Jembatan ini merupakan salah satu properti penting bagi Rusia karena menjadi jalur untuk memasok keperluan pasukan mereka di Ukraina.
Selain itu, jembatan ini juga dianggap sebagai lambang kegagahan Rusia yang mencaplok Crimea pada 2014 lalu.
Ukraina Murka
Detik-detik Ledakan di Dnipro Ukraina, Kepul Asap di Depan Mata (CNN)
Perwakilan Ukraina menumpahkan amarahnya di rapat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah Rusia menembakkan 84 rudal, Senin (10/10). Ukraina menyebut Rusia sebagai negara teroris.
"Rusia sekali lagi membuktikan mereka adalah negara teroris yang harus dihalangi dengan berbagai cara terkuat yang mungkin dilakukan," kata Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, dalam pidato pembukaannya, seperti dikutip AFP.
"Sayangnya, Anda sulit mendesak perdamaian yang stabil dan waras selama kediktatoran yang gila dan tak stabil tetap ada di wilayah Anda."
Kyslytsya kemudian bercerita bahwa keluarga dekatnya turut menjadi korban serangan Rusia. Ia juga mengungkap 14 warga sipil tewas dan 97 orang lainnya terluka dalam serangan Moskow ini.
Merespons pernyataan Ukraina, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, mengaku Moskow tidak secara langsung memerintahkan serangan rudal itu.
"Kami dituduh saat kami mencoba melindungi saudara dan saudari kami di Ukraina timur," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyebut serangan Rusia sebagai "tindakan eskalasi perang yang tak dapat diterima."
PBB sendiri kala itu sedang menyelenggarakan debat untuk membahas pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia.
Namun, debat itu berlangsung kala Rusia meluncurkan serangan rudal di berbagai kota Ukraina, termasuk Kyiv.
Berdasarkan keterangan Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina yang dirujuk CNN, Rusia meluncurkan lebih dari 84 rudal dan serangan udara. Dari total itu, militer Ukraina berhasil mencegat 56 rudal dan drone. (pwn/has)
➶ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.