✈ Untuk Konektivitas di Kepulauan Riau ✈ N219 [PTDI]
Pesawat N219 bisa dimanfaatkan sebagai sarana pembuka ratusan potensi ekonomi di Indonesia. Untuk itu, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menekankan pengembangan pesawat N219 dan N219 Amphibious, khususnya untuk konektivitas di wilayah Kepulauan Riau.
Pesawat N219 merupakan hasil karya anak bangsa yang dipilih sebagai wahana transportasi udara untuk meningkatkan konektivitas serta membuka aksesibilitas baru di Kepulauan Riau dalam pengembangan “ekonomi biru”.
Hal itu mengemuka dalam acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2023, yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN RI/Bappenas di Radisson Golf & Convention Center Batam, Kepulauan Riau pada 18-19 Desember 2023.
Menteri Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, transformasi ekonomi Bappenas di Kepulauan Riau merupakan salah satu komitmen Pemerintah dalam mendukung pengembangan ekosistem bisnis pesawat N219.
Pengembangannya melibatkan PTDI sebagai industri manufaktur pesawat terbang nasional, leasing company, pemerintah daerah, maskapai penerbangan, serta keterlibatan BUMD untuk pengembangan MRO N219 di daerah.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan menyampaikan, pesawat N219 bisa memainkan peran penting dalam memenuhi seluruh rute perintis di wilayah Kepulauan Riau secara optimum.
Pada Juni 2023, PTDI telah melakukan “N219 Market Survei Flight” di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, sebagai bentuk kegiatan komersialisasi pesawat N219 di dalam negeri. Survei dilakukan untuk mendukung program transformasi ekonomi di Kepulauan Riau.
Dukungan Bappenas diharapkan dalam pengembangan pesawat N219 Amphibious untuk membuka akses dan menjangkau pulau-pulau kecil di Kepulauan Riau yang belum memiliki bandara atau airstrip. Adanya pesawat amfibi juga bisa membuka peluang pengembangan pariwisata dan kekayaan alam laut di pulau-pulau kecil tersebut.
Tercatat ada delapan pesawat amfibi yang beroperasi di Indonesia sekarang ini. Potensi kebutuhannya dalam 10 tahun ke depan adalah 54 unit. Kebutuhan ini direncanakan dapat dipenuhi oleh pesawat N219 Amphibious, yang ditargetkan untuk uji terbang Agustus 2024.
“Pesawat N219 dan N219 Amphibious dapat menjadi penggerak pengembangan ekonomi biru sebagai solusi transportasi udara untuk menjangkau area 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, perbatasan) yang kaya akan sumber daya alam laut,” kata Gita.
Menurut Gita, sinergi dan komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung komersialisasi pesawat N219 sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam kemandirian ekosistem dirgantara nasional.
“PTDI juga telah memperoleh kontrak pengadaan enam pesawat N219 dari Kemhan RI untuk end user TNI AD dan saat ini kami terus berupaya untuk mendorong implementasi pemanfaatan pesawat N219 oleh pemerintah daerah,” ucapnya.
Pesawat N219 bisa dimanfaatkan sebagai sarana pembuka ratusan potensi ekonomi di Indonesia. Untuk itu, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menekankan pengembangan pesawat N219 dan N219 Amphibious, khususnya untuk konektivitas di wilayah Kepulauan Riau.
Pesawat N219 merupakan hasil karya anak bangsa yang dipilih sebagai wahana transportasi udara untuk meningkatkan konektivitas serta membuka aksesibilitas baru di Kepulauan Riau dalam pengembangan “ekonomi biru”.
Hal itu mengemuka dalam acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2023, yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN RI/Bappenas di Radisson Golf & Convention Center Batam, Kepulauan Riau pada 18-19 Desember 2023.
Menteri Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, transformasi ekonomi Bappenas di Kepulauan Riau merupakan salah satu komitmen Pemerintah dalam mendukung pengembangan ekosistem bisnis pesawat N219.
Pengembangannya melibatkan PTDI sebagai industri manufaktur pesawat terbang nasional, leasing company, pemerintah daerah, maskapai penerbangan, serta keterlibatan BUMD untuk pengembangan MRO N219 di daerah.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan menyampaikan, pesawat N219 bisa memainkan peran penting dalam memenuhi seluruh rute perintis di wilayah Kepulauan Riau secara optimum.
Pada Juni 2023, PTDI telah melakukan “N219 Market Survei Flight” di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, sebagai bentuk kegiatan komersialisasi pesawat N219 di dalam negeri. Survei dilakukan untuk mendukung program transformasi ekonomi di Kepulauan Riau.
Dukungan Bappenas diharapkan dalam pengembangan pesawat N219 Amphibious untuk membuka akses dan menjangkau pulau-pulau kecil di Kepulauan Riau yang belum memiliki bandara atau airstrip. Adanya pesawat amfibi juga bisa membuka peluang pengembangan pariwisata dan kekayaan alam laut di pulau-pulau kecil tersebut.
Tercatat ada delapan pesawat amfibi yang beroperasi di Indonesia sekarang ini. Potensi kebutuhannya dalam 10 tahun ke depan adalah 54 unit. Kebutuhan ini direncanakan dapat dipenuhi oleh pesawat N219 Amphibious, yang ditargetkan untuk uji terbang Agustus 2024.
“Pesawat N219 dan N219 Amphibious dapat menjadi penggerak pengembangan ekonomi biru sebagai solusi transportasi udara untuk menjangkau area 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, perbatasan) yang kaya akan sumber daya alam laut,” kata Gita.
Menurut Gita, sinergi dan komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung komersialisasi pesawat N219 sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam kemandirian ekosistem dirgantara nasional.
“PTDI juga telah memperoleh kontrak pengadaan enam pesawat N219 dari Kemhan RI untuk end user TNI AD dan saat ini kami terus berupaya untuk mendorong implementasi pemanfaatan pesawat N219 oleh pemerintah daerah,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.