Rudal pantai RK-30MC Neptune dari Ukraina, Indonesia pernah tertarik untuk mengakuisisi rudal tersebut untuk Natuna (Ist) 🚀
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan bahwa TNI AL sedang membangun coastal defence atau pertahanan pantai.
Hal itu diungkapkan KSAL Ali dalam acara peringatan Hari Armada ke-78 RI di Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (5/12/2023).
Ali mengatakan, coastal defence itu didesain untuk menghalau serangan amfibi dari pihak musuh.
“Coastal defence yang kita harapkan tentu saja bisa menghalau kekuatan laut lawan. Jadi seperti operasi anti-amfibi. Apabila unsur-unsur asing ingin menyerang ke wilayah kita, kita bisa menghalau di perairan kita. Jadi tidak sampai masuk ke darat,” kata Ali kepada awak media.
Ali menambahkan, desain coastal defence itu sudah ada petunjuk operasi gabungannya. Saat ini, desain itu sedang disusun Markas Besar TNI.
“Sudah disusun di Mabes TNI dan kami akan menyiapkan pangkalan-pangkalan yang bisa menahan serangan amfibi lawan,” ucap KSAL.
Drone anti-kapal
Dalam pertahanan pantai itu, lanjut Ali, alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang akan digelar adalah rudal anti-kapal.
“Termasuk juga nanti drone anti-kapal,” kata Ali.
Adapun pembangunan coastal defence itu akan menganggarkan pinjaman luar negeri (PLN) dan pinjaman dalam negeri (PDN).
“Sebenarnya (pembangunan coastal defence) masuk ke dalam Renstra yang lalu (2020-2024), tapi kalau memng ini belum masuk, kami ajukan di Renstra (2024-2029) berikutnya,” ujar Ali.
Sebelumnya, pembangunan coastal defence itu telah dibahas dalam sidang Undangan Sidang Dewan Penentu dan Pengadaan (Wantuada) alutsista TNI AL di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, pada 13 November 2023.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan bahwa TNI AL sedang membangun coastal defence atau pertahanan pantai.
Hal itu diungkapkan KSAL Ali dalam acara peringatan Hari Armada ke-78 RI di Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (5/12/2023).
Ali mengatakan, coastal defence itu didesain untuk menghalau serangan amfibi dari pihak musuh.
“Coastal defence yang kita harapkan tentu saja bisa menghalau kekuatan laut lawan. Jadi seperti operasi anti-amfibi. Apabila unsur-unsur asing ingin menyerang ke wilayah kita, kita bisa menghalau di perairan kita. Jadi tidak sampai masuk ke darat,” kata Ali kepada awak media.
Ali menambahkan, desain coastal defence itu sudah ada petunjuk operasi gabungannya. Saat ini, desain itu sedang disusun Markas Besar TNI.
“Sudah disusun di Mabes TNI dan kami akan menyiapkan pangkalan-pangkalan yang bisa menahan serangan amfibi lawan,” ucap KSAL.
Drone anti-kapal
Dalam pertahanan pantai itu, lanjut Ali, alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang akan digelar adalah rudal anti-kapal.
“Termasuk juga nanti drone anti-kapal,” kata Ali.
Adapun pembangunan coastal defence itu akan menganggarkan pinjaman luar negeri (PLN) dan pinjaman dalam negeri (PDN).
“Sebenarnya (pembangunan coastal defence) masuk ke dalam Renstra yang lalu (2020-2024), tapi kalau memng ini belum masuk, kami ajukan di Renstra (2024-2029) berikutnya,” ujar Ali.
Sebelumnya, pembangunan coastal defence itu telah dibahas dalam sidang Undangan Sidang Dewan Penentu dan Pengadaan (Wantuada) alutsista TNI AL di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, pada 13 November 2023.
🚀 Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.