Senin, 11 November 2013

Situs Bareskrim Polri tak diretas Australia

Anonymous Indonesia lewat akun Twitternya @AnonNewsIndo memastikan website Bareskrim Mabes Polri yang beralamat di http://bareskrim.polri.go.id bukan diretas oleh hacker Australia pada 9 November seperti diduga semula.

"Website tersebut memang sudah disable sejak 31 Juli," ungkapnya melalui linimasanya, Senin (11/11).

Dalam sebuah forum hacker, seorang peretas Indonesia membenamkan bahwa website tersebut bukannya down, tetapi disable sejak akhir Juli dan dilakukan oleh peretas Indonesia.

"Itu dilakukan peretas Indonesia karena didorong ucapan Sutarman, Kapolri saat ini," tuturnya.

Namun, tidak semua hacker mengetahui kalau website Bareskrim Polri sudah disable sejak lama, dan beberapa di antaranya mengaku kaget.

Dalam perkembangan terkini, hacker Indonesia diketahui masih membombardir target tunggal, http://asd.gov.au. Sejumlah hacker mengaku sulit menembus situs tersebut karena diduga pihak Australia yang menggandakan keamanannya.

 Hacker Australia rontokkan situs Kemenkumham RI 


Perang cyber antara Australia vs Indonesia seakan tak terhindarkan lagi. Keduanya saling menghimpun pasukannya dan menyerang tiada henti.

Setelah menewaskan situs penting Australia http://asis.gov.au, hacker Indonesia saat ini tengah menembak sasaran-sasaran penting lainnya, yaitu http://asd.gov.au dan http://defence.gov.au.

Berdasarkan pemantauan merdeka.com, hacker Indonesia susah menembus kedua website yang dimaksud, diduga pihak Australia telah menggandakan keamanannya pada website-website strategis.

Belum juga berhasil meretas situs pemerintah Australia lainnya, Indonesia kebobolan dengan dimatikannya situs Kementerian Hukum dan HAM oleh hacker Australia.

Setelah kemarin ramai mencuat isu diretasnya situs Bareskrim dan Polri, sejak beberapa saat lalu terlihat bahwa situs Kementerian Hukum dan HAM tidak bisa diakses alias down. Bahkan situs ini dinyatakan down 100 persen atau 404 Not Found.

Memang belum ada informasi mengapa situs ini tiba-tiba down. Namun jika melihat sejak kapan jatuhnya situs ini, hal itu hampir berbarengan dengan dimulainya serangan malam hacker Indonesia terhadap situs-situs Australia.

Berdasarkan www.status.ws, situs Kementerian Hukum dan HAM yang beralamat di www.kemenkumham.go.id jika dibuka mendapat pesan 502 bad gateway. 502 bad gateway itu artinya ada suatu yang salah dengan server di mana situs ini ditempatkan.

Menurut Pengamat Telematika, Heru Sutadi, di saat perang siber atau cyber war seperti yang terjadi sekarang ini, yang perlu diwaspadai dan jadi perhatian adalah serangan balik, artinya Indonesia sudah harus siap menghadapi cyber war yang terjadi. "Ini merupakan warning bagi seluruh situs pemerintahan dan militer untuk menjaga sistem informasi dan komunikasi secara aman. Back up semua data, dan siapkan tim yang memantau detik per detik situs setidaknya sampai warning ini dicabut, sehingga bila ada serangan dapat segera ditanggulangi," harap Heru.

Dikatakannya, perang cyber ini laksana bermain bola. "Jika hacker-hacker itu menyerang situs negara lain, ibarat bermain sepak bola, back dan kiper juga harus siap. Sebab jika penyerang gagal, dan terjadi serangan balik, maka kita sendiri yang akan kebobolan habis-habisan. Apalagi diketahui, situs-situs pemerintah dan militer di Indonesia sendiri tidak terlalu kuat dan sudah sering juga dijebol hacker," kata Heru.



 Pemerintah kita lembek!  

Serangan yang dilakukan oleh hacker Indonesia terhadap situs pemerintahan di Australia disebut sebagai dampak dari kemarahan atas perilaku penyadapan yang dilakukan negeri kanguru tersebut. Selain itu, hal ini juga menunjukkan kalau pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa terkait hal ini.

Ternyata, pernyataan ini pun didukung oleh Anonymous Indonesia. Dalam sebuah tweet yang dilontarkan akun Anon_Indonesia, Anonymous cabang tanah air ini menyoroti lemahnya diplomasi Republik Indonesia terhadap negera di sebelah tenggaranya tersebut.

Dalam tweet yang lansir sekitar pukul 16:00 WIB itu, Anonymous Indonesia memberikan salah satu contoh lemahnya diplomasi antara kedua belah negara. Contohnya adalah pemberian grasi terhadap Schapelle Leigh Corby, perempuan Australia yang ketahuan menyelundupkan narkoba ke Indonesia.



"saya ga yakin pemerintah berani serius soal penyadapan australia thd indonesia sebab sebelumnya presiden kita saja memberi grasi thd corby," tulis @Anon_indonesia.

Anonymous Indonesia sendiri kemudian menganggap bahwa pemerintah saat ini sudah tak memiliki kekuatan sama sekali untuk menghadapi Australia. Mereka menyangsikan akan adanya tindakan nyata dari pemerintah terkait isu ini.



"belum nangkap ya maksd saya? maksd saya koar2 keras pemerintah kita thd penyadapan australia itu hanya sebatas 'sinetron'," sambungnya.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa secara terpisah membantah Indonesia lemah dalam memprotes aksi penyadapan yang dilakukan Amerika dan Australia. Jika terbukti kedua negara itu menyadap, maka Indonesia akan memprotes keras.

"Tidak ada yang lembek dalam kita menyatakan sikap menentang. Kita menyatakan protes keras," kata Marty di sela-sela acara Bali Demokrasi Forum (BDF) di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/11).

Menurut dia, ketegasan Indonesia salah satunya telah ditunjukkan dengan keputusan mengkaji ulang kerja sama pertukaran informasi dengan negara-negara tertentu. Indonesia juga menjadi negara yang mensponsori upaya resolusi PBB terkait masalah ini.

 Hacker Indonesia 'dimanfaatkan' dalam serangan ke Australia 


Selain mengkritisi kemampuan diplomasi pemerintah Indonesia terhadap Australia, Anonymous Indonesia juga menganggap serangan cyber yang terjadi sekarang ini adalah settingan.

Hal ini dijelaskannya dalam akun Twitter Anonymous Indonesia di @Anon_indonesia. Dalam kicauannya, Anonymous Indonesia menyatakan bahwa bisa jadi serangan yang terjadi saat ini ke situs-situs Australia akibat adanya hasutan yang diberikan kepada hacker kroco.

"nah krn pemerintah ga punya kekuatan thd australia makanya mereka provokasi hacker2 kroco group anonymous buat maju merusuh web australia," tulis Anonymous Indonesia.



Menurut pantauan merdeka.com sendiri, memang sebelum didukung oleh Anonymous jaringan global, serangan yang dilakukan hacker Indonesia terkesan sporadis dan tanpa sasaran yang jelas. Tercatat, situs-situs yang berhasil dihack oleh hacker nasional memang sangat banyak, bahkan angkanya bertambah terus hingga kini. Namun, dari sekian situs tersebut, tak ada yang memberikan dampak besar buat stabilitas dunia maya negeri kanguru tersebut.

Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan apa yang terjadi pada perang cyber antara hacker Indonesia lawan Bangladesh akhir Juli lalu. Saat itu, Hacker Indonesia klaim kuasai istana presiden Bangladesh.

Baru setelah munculnya dukungan dari komunitas hacker global termasuk Anonymous Australia, satu per satu situs pemerintahan negeri kanguru tersebut bobol. Salah satu yang fenomenal tentu adalah runtuhnya situs intelijen Australia, asio.gov.au.[nvl]


  Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...