Apakah akan bertambah armada LPD TNI AL ... LPD sebagai kapal Markas, mampu melaksanakan operasi lebih cepat☆
Sesuai rencana Mabes TNI membentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan, TNI AL berencana mengubah struktur gelar pangkalannya.
Demikian dikatakan kepala staff TNI AL Laksamana Ade Supandi seusai memimpin upacara serah terima jabatan Panglima Komando Armada RI kawasan Barat dari Laksamana Muda Widodo kepada Laksamana Muda A. Taufiq, R di Mako Armabar, Jakarta Rabu (25/2).
Ade mengatakan sesuai rencana akan ada 3 komando Gabungan Wilayah Pertahanan, yaitu Barat, Tengah, dan Timur. Oleh karena itu, TNI AL menyesuaikan dengan membuat 3 armada untuk setiap wilayah. "Akan ada armada besar di Surabaya. Untuk armada di Barat, Tengah, dan Timur akan jadi armada operasi, jadi menerima kapal-kapal untuk dioperasikan," kata Ade.
Ia mengatakan, semua kapal TNI AL akan berada di bawah Armada Besar di Surabaya. "Realisasinya bertahap menunggu keputusan dari rancangan yang sudah diajukan Panglima TNI ke Presiden," kata Ade.
Menurut Ade, kedepan armada-armada operasi itu akan berkantor di kapal. Oleh karena itu, TNI AL akan menyiapkan kapal-kapal markas seperti Kapal Landing Platform Dock, yakni kapal perang amfibi yang meluncurkan, membawa, dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi perang gerak cepat.
Ade mengatakan, Armada Barat punya beberapa perhatian utama seperti Selat Malaka dan Laut Tiongkok Selatan. Mengomentari Tiongkok yang mereklamasi Pulau di Spratly, Laut Tiongkok Selatan, Ade mengatakan bahwa itu belum masuk wilayah RI. Namun TNI AL menghadirkan kapal-kapal hingga zona ekonomi ekslusive guna menjaga kedaulatan dan mengamankan pulau-pulau terluar.
Sebelumnya Widodo mengatakan selama menjadi Panglima Armada Barat, penanganan terhadap kegiatan ilegal seperti pencurian ikan dan kayu terus berjalan. Untuk itu, di Armada Barat, sepanjang tahun ada kapal-kapal yang terus berpatroli dengan mempertimbangkan effisiensi bahan bakar.(EDN/Kompas)
Sesuai rencana Mabes TNI membentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan, TNI AL berencana mengubah struktur gelar pangkalannya.
Demikian dikatakan kepala staff TNI AL Laksamana Ade Supandi seusai memimpin upacara serah terima jabatan Panglima Komando Armada RI kawasan Barat dari Laksamana Muda Widodo kepada Laksamana Muda A. Taufiq, R di Mako Armabar, Jakarta Rabu (25/2).
Ade mengatakan sesuai rencana akan ada 3 komando Gabungan Wilayah Pertahanan, yaitu Barat, Tengah, dan Timur. Oleh karena itu, TNI AL menyesuaikan dengan membuat 3 armada untuk setiap wilayah. "Akan ada armada besar di Surabaya. Untuk armada di Barat, Tengah, dan Timur akan jadi armada operasi, jadi menerima kapal-kapal untuk dioperasikan," kata Ade.
Ia mengatakan, semua kapal TNI AL akan berada di bawah Armada Besar di Surabaya. "Realisasinya bertahap menunggu keputusan dari rancangan yang sudah diajukan Panglima TNI ke Presiden," kata Ade.
Menurut Ade, kedepan armada-armada operasi itu akan berkantor di kapal. Oleh karena itu, TNI AL akan menyiapkan kapal-kapal markas seperti Kapal Landing Platform Dock, yakni kapal perang amfibi yang meluncurkan, membawa, dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi perang gerak cepat.
Ade mengatakan, Armada Barat punya beberapa perhatian utama seperti Selat Malaka dan Laut Tiongkok Selatan. Mengomentari Tiongkok yang mereklamasi Pulau di Spratly, Laut Tiongkok Selatan, Ade mengatakan bahwa itu belum masuk wilayah RI. Namun TNI AL menghadirkan kapal-kapal hingga zona ekonomi ekslusive guna menjaga kedaulatan dan mengamankan pulau-pulau terluar.
Sebelumnya Widodo mengatakan selama menjadi Panglima Armada Barat, penanganan terhadap kegiatan ilegal seperti pencurian ikan dan kayu terus berjalan. Untuk itu, di Armada Barat, sepanjang tahun ada kapal-kapal yang terus berpatroli dengan mempertimbangkan effisiensi bahan bakar.(EDN/Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.