Rencana penempatan skadron udara tempur TNI AU [IMF] ★
TNI berencana meningkatkan pertahanan Negara di wilayah Indonesia Timur. Termasuk penempatan markas alat utama sistem senjata (Alutsista) pertahanan udara dan darat di Timika, Papua.
Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Marsekal Muda (Marsda) TNI Yadi Indrayadi Sutanandika mengatakan, pertahanan udara di seluruh wilayah NKRI harus tercover untuk mengawasi berbagai ancaman kedaulatan Negara.
"Antisipasi dari kemungkinan ancaman yang datang, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran kedaulatan Negara di udara bisa termonitor, dan martabat kita jangan sampai dikecilkan," tegas Yadi Indrayadi di Timika, Minggu (8/10).
Saat ini TNI AU sudah memiliki empat satuan radar di kawasan Indonesia timur, yaitu satuan radar 242 Biak, satuan radar 244 Merauke, satuan radar 243 Timika, dan satuan radar 245 Saumlaki Maluku Tenggara Barat.
Penempatan alutsista pertahanan udara, kata Yadi, harus didukung berbagai fasilitas, diantaranya gudang amunisi, gudang bom, gudang roket, peluru kendali, alat transportasi, dan sebagainya.
"Apabila nanti memang secara lengkap diperlukan, maka fasilitas itu yang perlu dibangun. Kita juga harus bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Pertamina maupun kegiatan usaha masyarakat di sekitarnya," jelas Yadi.
Jenderal bintang dua ini menambahkan, bahwa kekuatan TNI dalam menjaga kedaulatan Negara menggunakan sistem pertahanan rakyat semesta. Semua elemen masyarakat adalah kekuatan TNI dengan moto "bersama rakyat TNI kuat".
"Siapa saja bisa mendukung dalam pelaksanaan operasi prajurit TNI. Termasuk wartawan adalah kekuatan terdepan dalam perang informasi untuk kedaulatan Negara," pungkasnya.
Satuan Arhanud TNI AD
Sebelumnya, TNI AD berencana akan membangun Satuan Detasemen Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) di Timika pada 2018 mendatang. Kemudian, TNI AU berencana menempatkan pesawat tempur di Pangkalan Udara Utama Biak.
Komandan Kodim 1710 Mimika, Letnan Kolonel (Inf) Windarto, mengatakan pembangunan markas artileri penghancur sasaran di udara tersebut merupakan program Mabes TNI untuk memperkuat pertahanan negara di seluruh wilayah Indonesia.
“Satuan Detasemen Arhanud ini untuk membantu kekuatan pertahanan. Untuk Papua rencananya akan dibangun di Timika, Biak, dan Merauke,” kata Windarto pada bulan Mei lalu.
Selain itu, perkuatan pertahanan Negara yang diprogramkan mulai tahun 2017-2021 ini juga meliputi peningkatan satuan kewilayaan maupun satuan tempur dengan membangun pangkalan baru di seluruh wilayah titik rawan.
Divisi III Kostrad
Mabes TNI Angkatan Darat tahun ini membangun Markas Brigade Infanteri (Brigif) Kostrad di Desa Motilango, Kecamatan Anggrek, Provinsi Gorontalo, yang diharapkan menjadi embrio dari Divisi III Kostrad di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Tidak itu saja, perkuatan pertahanan juga dilakukan dengan meningkatkan kekuatan seluruh satuan yang ada. Seperti peningkatan detasemen menjadi batalyon, kemudian batalyon menjadi brigade, yang nantinya akan diikuti penambahan jumlah pasukan.
“Begitupun Kodim sebagai satuan teritorial juga ada (penambahan pasukan). Itu program dari tahun 2017 sampai 2021 dilakukan secara bertahap,” kata Windarto.
Windarto menambahkan, saat ini banyak negara lain menginginkan Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu potensi ancaman, yaitu penambahan pasukan Amerika di sejumlah kawasan perbatasan kepulauan Indonesia, seperti di Natuna, Filipina, hingga Timur-Timur.
“Inilah harus kita waspadai. TNI sekarang mulai mengorganisir kekuatan dalam arti melihat posisi mana yang menjadi titik rawan, sehingga disitu akan dibuat pangkalan baru,” pungkasnya.
TNI berencana meningkatkan pertahanan Negara di wilayah Indonesia Timur. Termasuk penempatan markas alat utama sistem senjata (Alutsista) pertahanan udara dan darat di Timika, Papua.
Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Marsekal Muda (Marsda) TNI Yadi Indrayadi Sutanandika mengatakan, pertahanan udara di seluruh wilayah NKRI harus tercover untuk mengawasi berbagai ancaman kedaulatan Negara.
"Antisipasi dari kemungkinan ancaman yang datang, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran kedaulatan Negara di udara bisa termonitor, dan martabat kita jangan sampai dikecilkan," tegas Yadi Indrayadi di Timika, Minggu (8/10).
Saat ini TNI AU sudah memiliki empat satuan radar di kawasan Indonesia timur, yaitu satuan radar 242 Biak, satuan radar 244 Merauke, satuan radar 243 Timika, dan satuan radar 245 Saumlaki Maluku Tenggara Barat.
Penempatan alutsista pertahanan udara, kata Yadi, harus didukung berbagai fasilitas, diantaranya gudang amunisi, gudang bom, gudang roket, peluru kendali, alat transportasi, dan sebagainya.
"Apabila nanti memang secara lengkap diperlukan, maka fasilitas itu yang perlu dibangun. Kita juga harus bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Pertamina maupun kegiatan usaha masyarakat di sekitarnya," jelas Yadi.
Jenderal bintang dua ini menambahkan, bahwa kekuatan TNI dalam menjaga kedaulatan Negara menggunakan sistem pertahanan rakyat semesta. Semua elemen masyarakat adalah kekuatan TNI dengan moto "bersama rakyat TNI kuat".
"Siapa saja bisa mendukung dalam pelaksanaan operasi prajurit TNI. Termasuk wartawan adalah kekuatan terdepan dalam perang informasi untuk kedaulatan Negara," pungkasnya.
Satuan Arhanud TNI AD
Sebelumnya, TNI AD berencana akan membangun Satuan Detasemen Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) di Timika pada 2018 mendatang. Kemudian, TNI AU berencana menempatkan pesawat tempur di Pangkalan Udara Utama Biak.
Komandan Kodim 1710 Mimika, Letnan Kolonel (Inf) Windarto, mengatakan pembangunan markas artileri penghancur sasaran di udara tersebut merupakan program Mabes TNI untuk memperkuat pertahanan negara di seluruh wilayah Indonesia.
“Satuan Detasemen Arhanud ini untuk membantu kekuatan pertahanan. Untuk Papua rencananya akan dibangun di Timika, Biak, dan Merauke,” kata Windarto pada bulan Mei lalu.
Selain itu, perkuatan pertahanan Negara yang diprogramkan mulai tahun 2017-2021 ini juga meliputi peningkatan satuan kewilayaan maupun satuan tempur dengan membangun pangkalan baru di seluruh wilayah titik rawan.
Divisi III Kostrad
Mabes TNI Angkatan Darat tahun ini membangun Markas Brigade Infanteri (Brigif) Kostrad di Desa Motilango, Kecamatan Anggrek, Provinsi Gorontalo, yang diharapkan menjadi embrio dari Divisi III Kostrad di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Tidak itu saja, perkuatan pertahanan juga dilakukan dengan meningkatkan kekuatan seluruh satuan yang ada. Seperti peningkatan detasemen menjadi batalyon, kemudian batalyon menjadi brigade, yang nantinya akan diikuti penambahan jumlah pasukan.
“Begitupun Kodim sebagai satuan teritorial juga ada (penambahan pasukan). Itu program dari tahun 2017 sampai 2021 dilakukan secara bertahap,” kata Windarto.
Windarto menambahkan, saat ini banyak negara lain menginginkan Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu potensi ancaman, yaitu penambahan pasukan Amerika di sejumlah kawasan perbatasan kepulauan Indonesia, seperti di Natuna, Filipina, hingga Timur-Timur.
“Inilah harus kita waspadai. TNI sekarang mulai mengorganisir kekuatan dalam arti melihat posisi mana yang menjadi titik rawan, sehingga disitu akan dibuat pangkalan baru,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.