Sebagai Presiden DK PBB Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Hubungan Politik, David Hale mengatakan, pihaknya menanti Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB. [Foto/Istimewa] ☆
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Hubungan Politik, David Hale mengatakan, pihaknya menanti Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB. Hal itu disampaikan Hale saat melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi di Jakarta.
Hale menuturkan, dalam pertemuan itu dia mengawali dengan mengucapkan selamat atas suksesnya pemilu yang dilaksanakan dengan baik, damai. Dia lalu mengatakan, AS tidak pernah meragukan komitmen Indonesia dalam berbagai isu di PBB, khususnya mengenai perdamaian dan sangat menanti kepemimpinan Indonesia di DK PBB.
"Kami menantikan Indonesia menduduki Presidensi DK PBB pada bulan Mei dan sekali lagi komitmen kuat Indonesia dalam berbagai isu di DK PBB, termasuk mengenai pasukan penjaga perdamaian," ucapnya pada Senin (29/4).
Dia kemudian mengatakan, selain membahas mengenai DK PBB, dia dan Retno juga membahas mengenai hubungan antara AS dan Indonesia, yang tahun memasuki usia ke-70.
"Kita memiliki hubungan kerjasama yang sangat kuat, tahun ini kita merayakan 70 tahun hubungan diplomatik dan kami sangat bangga dengan apa yang kita lakukan dalam membantu mencapai tujuan bersama AS dan Indonesia, termasuk mengenai apa yang ingin kita lakukan di Indo-Pasifik," ungkapnya.
"Secara umum, kita mempromosikan tujuan yang sama yakni pengembangan ekonomi, pemerintahan yang baik dan dalam masalah keamanan. Bagi kami, Indonesia adalah pemimpin dalam upaya ini dan kami senang dengan hal itu," sambungnya.
Hale menambahkan, dalam pertemuan itu dia juga menyampaikan apresiasi AS atas komitmen Indonesia dalam hal toleransi. Menurutnya, hal semacam ini adalah hal yang jarang terjadi di kawasan.
"AS juga sangat mengapresiasi komitmen kuat Indonesia dalam hal kebebasan beragama, toleransi dan saling menghormati dan kami melihat ke wilayah ini, hal ini bukanlah hal yang umum terjadi, contohnya seperti yang terjadi di Myanmar, yang terjadi pada orang-orang Rohingya di Rakhine State.Kami juga membicarakan mengenai pelanggaran HAM di barat China, situasi yang buruk di sana, ada hampir satu juta Muslim yang ditahan di dalam kamp," ungkapnya. (esn)
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Hubungan Politik, David Hale mengatakan, pihaknya menanti Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB. Hal itu disampaikan Hale saat melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi di Jakarta.
Hale menuturkan, dalam pertemuan itu dia mengawali dengan mengucapkan selamat atas suksesnya pemilu yang dilaksanakan dengan baik, damai. Dia lalu mengatakan, AS tidak pernah meragukan komitmen Indonesia dalam berbagai isu di PBB, khususnya mengenai perdamaian dan sangat menanti kepemimpinan Indonesia di DK PBB.
"Kami menantikan Indonesia menduduki Presidensi DK PBB pada bulan Mei dan sekali lagi komitmen kuat Indonesia dalam berbagai isu di DK PBB, termasuk mengenai pasukan penjaga perdamaian," ucapnya pada Senin (29/4).
Dia kemudian mengatakan, selain membahas mengenai DK PBB, dia dan Retno juga membahas mengenai hubungan antara AS dan Indonesia, yang tahun memasuki usia ke-70.
"Kita memiliki hubungan kerjasama yang sangat kuat, tahun ini kita merayakan 70 tahun hubungan diplomatik dan kami sangat bangga dengan apa yang kita lakukan dalam membantu mencapai tujuan bersama AS dan Indonesia, termasuk mengenai apa yang ingin kita lakukan di Indo-Pasifik," ungkapnya.
"Secara umum, kita mempromosikan tujuan yang sama yakni pengembangan ekonomi, pemerintahan yang baik dan dalam masalah keamanan. Bagi kami, Indonesia adalah pemimpin dalam upaya ini dan kami senang dengan hal itu," sambungnya.
Hale menambahkan, dalam pertemuan itu dia juga menyampaikan apresiasi AS atas komitmen Indonesia dalam hal toleransi. Menurutnya, hal semacam ini adalah hal yang jarang terjadi di kawasan.
"AS juga sangat mengapresiasi komitmen kuat Indonesia dalam hal kebebasan beragama, toleransi dan saling menghormati dan kami melihat ke wilayah ini, hal ini bukanlah hal yang umum terjadi, contohnya seperti yang terjadi di Myanmar, yang terjadi pada orang-orang Rohingya di Rakhine State.Kami juga membicarakan mengenai pelanggaran HAM di barat China, situasi yang buruk di sana, ada hampir satu juta Muslim yang ditahan di dalam kamp," ungkapnya. (esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.