✈️ Dua pesawat Sukhoi Su-30MK2 masing-masing TS-3008, TS-3009 turut serta dalam latihan ini [TNI AU]
Kesibukan di Lanud Iswahjudi, pada Selasa (30/4/2019) dini hari, mengalami peningkatan. Para penerbang tempur telah bersiaga, di masing-masing burung besinya.
Pesawat-pesawat tempur canggih TNI AU, sudah disigakan di Skadron Udara 3, Skadron Udara 15, dan Skadron Udara 14, Lanud Iswahjudi, untuk terbang menuju sasaran pertempuran.
Tidak berselang lama, burung-burung besi yang berjumlah 11 unit, terdiri dari pesawat tempur Shukoi, T50i, dan F16 telah melesat membelah langit gelap di pagi buta.
Pasukan langit penjaga Nusantara tersebut, sedang berlatih melakukan pertempuran di malam hari hingga dini hari, sebagai rangkaian dari Latihan Sikatan Daya 2019.
Latihan tempur besar-besaran ini, melibatkan seluruh jajaran di Komando Operasi TNI AU (Koopsau) 2. Mereka menggelar rangkaian latihan, dimulai dari gladi posko, dilanjutkan manuver latihan, dan latihan komando utama.
Burung-burung besi tersebut, diterbangkan menuju wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Dalam skenario latihan disebutkan, Negara Kuning yang berada di Takalar merupakan negara yang menyokong sparatis di Negara Zulu.
Sebenarnya Negara Zulu, tidak bermusuhan dengan Indonesia. Namun membiarkan separatis suku X yang didukung oleh Negara Kuning. Inilah yang memicu diserangnya Takalar oleh pesawat-pesawat tempur canggih TNI AU.
Penyerbuan itu, pertama kali dilakukan pesawat F16 Fighting Falcon yang diterbangkan oleh Letkol Pnb. Anjar; Mayor Pnb. Yudhis; Mayor Pnb. Agus Dwi; Kapten Pnb. Ferry; dan Lettu Pnb. Dio.
Setelah itu, disusul empat pesawat T50I Golden Eagle yang diterbangkan oleh Mayor Pnb. Gultom dan Mayor Pnb. Angga; Mayor Pnb. Agung dan Mayor Pnb. Luluk; Letkol Pnb. Henddra dan Lettu Pnb. Andika; serta Kapten Pnb. Febri dan Lettu Pnb. Hasnan.
Gelombang penyerbuan terakhir, dilakukan dua pesawat Sukhoi Su-30 yang diterbangkan Mayor Pnb. Andri dan Kapten Pnb. Eska; serta Mayor Pnb. Bakoro dan Lettu Pnb Fajar.
Setelah melakukan pengeboman di Takalar, 11 pesawat tempur tersebut akhirnya kembali ke Lanud Iswahjudi, dengan selamat. Pesawat-pesawat itu sempat landing di Lanud Hasanudin sebagai Lanud Kawan.
Pesawat dari Negara Kuning sempat memasuki wilayah Indonesia. Tetapi, dipaksa turun oleh pesawat-pesawat tempur TNI AU. Sesuai prosedur, penumpang dari maskapai bersangkutan diturunkan, dan dilaksanakan interogasi. Akhrinya demi penyelididkan pilot dan copilot pesawat Negara Kuning ditahan.
Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Widyargo Ikoputra mengatakan, keberangkatan 11 pesawat tempur ke Takalar, merupakan skenario latihan yang telah disusun saat pelaksanaan gladi posko.
"Kita juga berharap, dari latihan ini akan diperoleh hasil dan masukan demi penyempurnaan skenario latihan berikutnya," tegas marsekal bintang satu yang akrab disapa Iko ini.
Kesibukan di Lanud Iswahjudi, pada Selasa (30/4/2019) dini hari, mengalami peningkatan. Para penerbang tempur telah bersiaga, di masing-masing burung besinya.
Pesawat-pesawat tempur canggih TNI AU, sudah disigakan di Skadron Udara 3, Skadron Udara 15, dan Skadron Udara 14, Lanud Iswahjudi, untuk terbang menuju sasaran pertempuran.
Tidak berselang lama, burung-burung besi yang berjumlah 11 unit, terdiri dari pesawat tempur Shukoi, T50i, dan F16 telah melesat membelah langit gelap di pagi buta.
Pasukan langit penjaga Nusantara tersebut, sedang berlatih melakukan pertempuran di malam hari hingga dini hari, sebagai rangkaian dari Latihan Sikatan Daya 2019.
Latihan tempur besar-besaran ini, melibatkan seluruh jajaran di Komando Operasi TNI AU (Koopsau) 2. Mereka menggelar rangkaian latihan, dimulai dari gladi posko, dilanjutkan manuver latihan, dan latihan komando utama.
Burung-burung besi tersebut, diterbangkan menuju wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Dalam skenario latihan disebutkan, Negara Kuning yang berada di Takalar merupakan negara yang menyokong sparatis di Negara Zulu.
Sebenarnya Negara Zulu, tidak bermusuhan dengan Indonesia. Namun membiarkan separatis suku X yang didukung oleh Negara Kuning. Inilah yang memicu diserangnya Takalar oleh pesawat-pesawat tempur canggih TNI AU.
Penyerbuan itu, pertama kali dilakukan pesawat F16 Fighting Falcon yang diterbangkan oleh Letkol Pnb. Anjar; Mayor Pnb. Yudhis; Mayor Pnb. Agus Dwi; Kapten Pnb. Ferry; dan Lettu Pnb. Dio.
Setelah itu, disusul empat pesawat T50I Golden Eagle yang diterbangkan oleh Mayor Pnb. Gultom dan Mayor Pnb. Angga; Mayor Pnb. Agung dan Mayor Pnb. Luluk; Letkol Pnb. Henddra dan Lettu Pnb. Andika; serta Kapten Pnb. Febri dan Lettu Pnb. Hasnan.
Gelombang penyerbuan terakhir, dilakukan dua pesawat Sukhoi Su-30 yang diterbangkan Mayor Pnb. Andri dan Kapten Pnb. Eska; serta Mayor Pnb. Bakoro dan Lettu Pnb Fajar.
Setelah melakukan pengeboman di Takalar, 11 pesawat tempur tersebut akhirnya kembali ke Lanud Iswahjudi, dengan selamat. Pesawat-pesawat itu sempat landing di Lanud Hasanudin sebagai Lanud Kawan.
Pesawat dari Negara Kuning sempat memasuki wilayah Indonesia. Tetapi, dipaksa turun oleh pesawat-pesawat tempur TNI AU. Sesuai prosedur, penumpang dari maskapai bersangkutan diturunkan, dan dilaksanakan interogasi. Akhrinya demi penyelididkan pilot dan copilot pesawat Negara Kuning ditahan.
Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Widyargo Ikoputra mengatakan, keberangkatan 11 pesawat tempur ke Takalar, merupakan skenario latihan yang telah disusun saat pelaksanaan gladi posko.
"Kita juga berharap, dari latihan ini akan diperoleh hasil dan masukan demi penyempurnaan skenario latihan berikutnya," tegas marsekal bintang satu yang akrab disapa Iko ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.