Jumat, 20 Desember 2019

KRI Bubara 968 dan Gulamah 869 Armada Baru TNI AL

TNI AL baru saja mendapatkan tambahan kekuatan armada perang dengan hadirnya dua kapal perang hasil karya anak bangsa, yakni KRI Gulamah 869 dan KRI Bubara 868.

Kedua kapal perang produksi PT Caputra Mitra Sejati (CMS) tersebut menggunakan nomer lambung dari kapal perang lama yang kini sudah diturunkan perannya dari KRI ke KAL.

KRI Bubara 868 tadinya nomer lambungnya disematkan pada KRI Anakonda 868, kemudian KRI Gumalah 869 tadinya nomer lambungnya adalah milik KRI Patola 869, kedua kapal patroli dari bahan lambung fiberglass tersebut kini menjadi arsenal peronda di tingkat Lantamal (Pangkalan Utama Angkatan Laut).

Dikutip dari tnial.mil.id, pemberian nama Bubara dan Gulamah, diambil dari nama sejenis ikan kakap putih yang merupakan ikan jenis demersal, ikan tersebut biasa ditemukan di perairan pesisir dan sungai. Kedua ikan itu memiliki karakteristik kecepatan dan ketahanan dalam berenang.

https://1.bp.blogspot.com/-vlzk9cVEQV0/Xfz8la9MFxI/AAAAAAAAMVc/pPtHMSimHJw6z3PRSxwNYMrukCoFLdQpgCLcBGAsYHQ/s1600/Persenjataan-Kapal.jpgKedua kapal jenis patroli cepat (PC)-40 M ini memiliki spesifikasi panjang 45,5 meter, lebar 7,9 meter dan bobot 230 ton. Disokong mesin utama 3 x 1800 Hp dengan putaran mesin 2300 rpm, kapal ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal 24 knot, kecepatan jelajah 17 knot dan kecepatan ekonomis 15 knot. Untuk urusan daya tahan berlayar, dengan bekal bahan bakar penuh (56.000 liter), endurance kapal ini dapat berlayar selama enam hari. Dengan bahan bakar penuh, jangkauan berlayar kapal patroli ini dapat mencapai 3.022 km.

Sebagai elemen persenjataan, kapal yang diawali 35 prajurit ini mengandalkan kanon kaliber 30 mm pada haluan. Bila merujuk ke keluarga PC-40 yang telah dioperasikan TNI AL, maka besar kemungkinan jenis senjata yang akan dipasang adalah kanon Marlin WS (Modular Advanced Remotely controlled Lightweight Naval Weapon Station). Kanon yang dikendalikan dengan teknologi RCWS (Remote Control Weapon System) ini mengandalkan basis senjata Oto Melara 30 mm.

Ciri khas Marlin WS, kanon ini dapat dioperasikan stand alone dengan remote control consol yang terdapat di PIT (Pusat Informasi Tempur). Namun Oto Melara 30 mm dapat pula diintegrasikan dengan CMS, menjadikan sistem senjata ini terkonfigurasi utuh dalam FCS (Fire Control System) yang melibatkan peran radar penjejak dan video tracking. Jalur yang digunakan dari terminal senjata ke CMS/FCS memakai teknologi LAN (Local Area Netwotk).

Dari aspek performa, Oto Melara 30 mm dapat menjangkau sasaran sejauh 3.000 meter. Kecepatan tembak per menitnya adalah 160 peluru per menit. [rif]

  Indo Politika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...