Minggu, 12 Januari 2020

Jepang Mau Hibahkan Kapal Patroli

Di Natuna Kapal Coast Guard China-5302 memotong haluan KRI Usman Harun-359 pada jarak 60 yards (sekitar 55 meter) saat melaksanakan patroli mendekati kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia Utara Pulau Natuna, Sabtu (11/1/2020). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras]

Pemerintah Jepang akan menghibahkan kapal patroli untuk di perairan Natuna.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, selain meningkatkan kerja sama investasi dan perdagangan, Menlu Jepang juga sepakat untuk mengintensifkan kerja sama pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di 6 pulau terluar Indonesia.

Khusus untuk Natuna, selain industri perikanan, Jepang akan membantu hibah kapal pengawas perikanan dan jajaki pengembangan industri pariwisata,” ujar Retno seperti dikutip dari Setkab.go.id, Minggu (12/1/2020).

Jepang juga berkomitmen terus memperluas investasi di Indonesia dan mendukung modernisasi industri dan keinginan pemerintah menjadi hub re-ekspor produk manufaktur.

Retno juga menyambut baik ketertarikan Jepang pada pembangunan ibu kota baru.

Saya mengundang Jepang untuk mengembangkan konsep smart metropolis ibu kota baru, seperti klaster pendidikan (science city) dan kota berdimensi hutan (forest city),” kata retno.

Guna mendukung kampanye sawit Indonesia, lanjut Menlu, Jepang siap mengirimkan tim ahli untuk membantu meningkatkan aspek keberlanjutan (sustainability) sawit Indonesia.

Selain itu, Menlu RI juga mengundang Jepang investasi di bidang teknologi sanitari buah tropis guna mendorong peningkatan ekspor Indonesia.

 AS dan Jepang Tertarik Investasi di Natuna 
https://1.bp.blogspot.com/-hLOU3X0kyrI/XhfKayxc7gI/AAAAAAAAMYg/YotcK9RDx_McnOTNuAgQNE-yOV6QApoMQCLcBGAsYHQ/s1600/Operasi-siaga-tempur-natuna-2020-090120-KRI%2BSutedi%2BSenoputra-378%2B%2528kiri%2529%2Bdan%2BKRI%2BTeuku%2BUmar-385%2B%2528kanan%2529%2Bberlayar%2Bmeninggalkan%2BFaslabuh%2BLanal%2BRanai%252C%2BSelat%2BLampa%252C%2BNatuna%252C%2BKepulauan%2BRiau%2Bmrh-1.jpgKRI Sutedi Senoputra-378 (kiri) dan KRI Teuku Umar-385 (kanan) berlayar meninggalkan Faslabuh Lanal Ranai, Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (9/1/2020). KRI Usman Harun-359 bersama KRI Sutedi Senoputra-378 dan KRI Teuku Umar-385 berlayar untuk mengikuti Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 sebagai pengendalian wilayah laut, khususnya di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) laut Natuna Utara. [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz]

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, Amerika Serikat (AS) dan Jepang tertarik investasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Menurut Luhut, kedua negara tersebut ingin berinvestasi di sektor pariwisata dan perikanan di Natuna. Natuna dinilai memiliki banyak potensi yang bisa menguntungkan investor.

"Kami nanti cari (potensi wisatanya), mungkin diving, resort, pulau. Di sana banyak pulau, ada 220 pulau di sana," katanya ditemui di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (10/1/2020).

Sementara di sektor perikanan, para investor asing tertarik masuk ke budidaya perikanan dan penangkapan ikan di perairan Natuna yang dikenal kaya sumberdaya perikanan.

"Macam-macam (bentuk kerja samanya), bisa dari budidaya ikan, penangkapan ikan di laut wilayah ZEE kita," ucapnya.

Sebelumnya, pemerintah akan membangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di perairan Natuna bagian utara.

Ini merupakan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Motegi Toshimitsu, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat pagi.

Dalam pertemuannya tersebut, Jokowi merayu Menlu Jepang agar melirik Natuna untuk berinvestasi. Presiden juga mengapresiasi kerja sama di Natuna, yaitu pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu.

Saya ingin mengajak Jepang untuk melakukan investasi di Natuna,” kata Presiden.

Selain investasi di Kepulauan Natuna, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, Presiden Joko Widodo juga mengajak Jepang melakukan investasi untuk pengembangan pulau-pulau terluar.

Terkait kerja sama pengembangan SKPT di Natuna, Retno menegaskan, bahwa itu bukan hal yang baru. Malah sekarang sudah fase kedua. Namun pemerintah ingin ada kerja sama dalam rangka pemberdayaan nelayan, dan lain-lain.

Tentu saja, selain investasi di kepulauan-kepulauan terluar, menurut Menlu, kalau dengan Jepang investasi di bidang infrastruktur juga akan diteruskan.


  ★ Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...