⚓️ Untuk meningkatkan diplomasi dan kerja sama serta menjaga stabilitas keamanan maritim KRI penjaga Natuna [antara]
TNI Angkatan Laut (AL) menggelar Simposium Keamanan Maritim Internasional atau International Maritime Security Symposium (IMSS) 2021 yang dihadiri perwakilan dari 36 negara.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan simposium tersebut dihadiri oleh perwakilan negara-negara di antaranya China, Perancis, Jerman, Turki, India dan Jepang.
Menurut dia, acara ini ditujukan untuk meningkatkan diplomasi dan kerja sama antara Angkatan Laut 36 negara.
“Ini merupakan forum yang baik khususnya di dalam menjaga stabilitas keamanan di laut,” ujar Yudo usai membuka International Maritime Security Symposium (IMSS) 2021 pada Senin.
Dia juga menyatakan simposium ini akan membahas mengenai keamanan maritim termasuk Laut China Selatan.
“Sehingga dengan forum-forum ini diharapkan terjadi koordinasi dan komunikasi yang baik di dalam hubungan bernegara,” tambah dia.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan keamanan maritim menjadi isu penting di masa Pandemi Covid-19.
Menurut dia, hal itu menjadi fokus perhatian untuk dijaga kestabilannya lantaran keamanan maritim mampu mempengaruhi kondisi perekonomian, politik serta keamanan suatu negara.
"Tantangan di bidang maritim ke depan akan semakin kompleks dan dinamis dan tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasi sendiri tantangan yang ada," jelas Hadi dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Staf Umum TNI.u
Jaga stabilitas Laut China Selatan
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono meminta Amerika Serikat dan China serta negara ASEAN untuk menjaga stabilitas di kawasan khususnya Laut China Selatan.
Yudo mengaku hal itu disampaikan saat bertemu Kepala Staf Angkatan Laut sejumlah negara terkait seperti China, AS dan juga ASEAN dalam forum internasional.
Untuk tetap menjaga stabilitas di kawasan, Yudo memastikan akan terus melakukan diplomasi melalui kerja sama berupa latihan bersama dengan kapal-kapal asing yang melintas.
Margono telah memerintahkan bawahannya menyiagakan empat Kapal Perang Indonesia (KRI) untuk melakukan patroli di wilayah Laut Natuna yang berbatasan dengan Laut China Selatan.
"Setiap saat melakukan patroli dan juga melaksanakan latihan dengan negara-negara yang melintas di sana," ujar Yudo saat usai membuka Simposium Keamanan Maritim Internasional ke-4 yang digelar TNI AL pada Senin.
Menurut dia, diplomasi yang dilakukan selama ini bisa mengurangi ketegangan apabila terjadi konflik di kawasan.
Dia yakin pimpinan Angkatan Laut negara lain berkomitmen untuk menjaga stabilitas di wilayah maritim seluruh dunia.
"Kita sudah sepakat dari awal untuk menjaga stabilitas lautan," tambah dia.
Sebelumnya, dikutip dari berbagai sumber, setelah Amerika Serikat mengirimkan kapal induknya USS Ronald Reagan pada Juli lalu ke Laut China Selatan sebagai bagian dari operasi rutin, Inggris juga mengirimkan kapal induknya yakni HMS Queen Elizabeth di perairan itu.
Dalam foto yang dirilis situs Angkatan Laut Amerika Serikat, sejumlah pesawat tempur F-35 milik AS itu tampak terlibat dalam operasi kapal induk milik Inggris tersebut.
Dalam keterangan resmi Kementerian Pertahanan AS pada 4 Agustus, Komandan Komando Indo-Pasifik John C. Aquilino mengatakan negaranya akan terus melakukan operasi di Laut China Selatan menyusul sejumlah tindakan yang dilakukan China yang disebutnya mengkhawatirkan.
Selain Inggris dan Amerika Serikat, Jerman dan India juga mengirimkan kapal perangnya ke Laut China Selatan.
Kapal-kapal tersebut direncanakan bakal melakukan latihan bersama.
Menanggapi hal itu, Militer China juga memulai latihan militer di perairan yang disengketakan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan oleh Kementerian Pertahanan China, Administrasi Keselamatan Maritim di Provinsi Hainan mengatakan masuknya kapal sipil ke dalam zona maritim tempat Tentara Pembebasan Rakyat mengadakan latihan militer dilarang sampai latihan berakhir.
China pun menuding negara di luar kawasan sebagai penyebab masalah di Laut China Selatan.
TNI Angkatan Laut (AL) menggelar Simposium Keamanan Maritim Internasional atau International Maritime Security Symposium (IMSS) 2021 yang dihadiri perwakilan dari 36 negara.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan simposium tersebut dihadiri oleh perwakilan negara-negara di antaranya China, Perancis, Jerman, Turki, India dan Jepang.
Menurut dia, acara ini ditujukan untuk meningkatkan diplomasi dan kerja sama antara Angkatan Laut 36 negara.
“Ini merupakan forum yang baik khususnya di dalam menjaga stabilitas keamanan di laut,” ujar Yudo usai membuka International Maritime Security Symposium (IMSS) 2021 pada Senin.
Dia juga menyatakan simposium ini akan membahas mengenai keamanan maritim termasuk Laut China Selatan.
“Sehingga dengan forum-forum ini diharapkan terjadi koordinasi dan komunikasi yang baik di dalam hubungan bernegara,” tambah dia.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan keamanan maritim menjadi isu penting di masa Pandemi Covid-19.
Menurut dia, hal itu menjadi fokus perhatian untuk dijaga kestabilannya lantaran keamanan maritim mampu mempengaruhi kondisi perekonomian, politik serta keamanan suatu negara.
"Tantangan di bidang maritim ke depan akan semakin kompleks dan dinamis dan tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasi sendiri tantangan yang ada," jelas Hadi dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Staf Umum TNI.u
Jaga stabilitas Laut China Selatan
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono meminta Amerika Serikat dan China serta negara ASEAN untuk menjaga stabilitas di kawasan khususnya Laut China Selatan.
Yudo mengaku hal itu disampaikan saat bertemu Kepala Staf Angkatan Laut sejumlah negara terkait seperti China, AS dan juga ASEAN dalam forum internasional.
Untuk tetap menjaga stabilitas di kawasan, Yudo memastikan akan terus melakukan diplomasi melalui kerja sama berupa latihan bersama dengan kapal-kapal asing yang melintas.
Margono telah memerintahkan bawahannya menyiagakan empat Kapal Perang Indonesia (KRI) untuk melakukan patroli di wilayah Laut Natuna yang berbatasan dengan Laut China Selatan.
"Setiap saat melakukan patroli dan juga melaksanakan latihan dengan negara-negara yang melintas di sana," ujar Yudo saat usai membuka Simposium Keamanan Maritim Internasional ke-4 yang digelar TNI AL pada Senin.
Menurut dia, diplomasi yang dilakukan selama ini bisa mengurangi ketegangan apabila terjadi konflik di kawasan.
Dia yakin pimpinan Angkatan Laut negara lain berkomitmen untuk menjaga stabilitas di wilayah maritim seluruh dunia.
"Kita sudah sepakat dari awal untuk menjaga stabilitas lautan," tambah dia.
Sebelumnya, dikutip dari berbagai sumber, setelah Amerika Serikat mengirimkan kapal induknya USS Ronald Reagan pada Juli lalu ke Laut China Selatan sebagai bagian dari operasi rutin, Inggris juga mengirimkan kapal induknya yakni HMS Queen Elizabeth di perairan itu.
Dalam foto yang dirilis situs Angkatan Laut Amerika Serikat, sejumlah pesawat tempur F-35 milik AS itu tampak terlibat dalam operasi kapal induk milik Inggris tersebut.
Dalam keterangan resmi Kementerian Pertahanan AS pada 4 Agustus, Komandan Komando Indo-Pasifik John C. Aquilino mengatakan negaranya akan terus melakukan operasi di Laut China Selatan menyusul sejumlah tindakan yang dilakukan China yang disebutnya mengkhawatirkan.
Selain Inggris dan Amerika Serikat, Jerman dan India juga mengirimkan kapal perangnya ke Laut China Selatan.
Kapal-kapal tersebut direncanakan bakal melakukan latihan bersama.
Menanggapi hal itu, Militer China juga memulai latihan militer di perairan yang disengketakan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan oleh Kementerian Pertahanan China, Administrasi Keselamatan Maritim di Provinsi Hainan mengatakan masuknya kapal sipil ke dalam zona maritim tempat Tentara Pembebasan Rakyat mengadakan latihan militer dilarang sampai latihan berakhir.
China pun menuding negara di luar kawasan sebagai penyebab masalah di Laut China Selatan.
⚓️ AA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.